Saya harus akui sejak tahun lalu, saya selalu bersikap
'anti-Golkar' dan selalu 'sinis' dengan Partai yang satu ini.
Bahkan saya menulis bahwa Golkar harus bertanggung jawab
atas apa yang terjadi selama ini. (April/May 1998).

Tetapi dari sudut pandang positif, sayapun ingin melihat
bagaimana jika Golkar berani tampil beda, dalam artian
beda dalam susunan Pengurusnya (bukan Orang lama) dan beda
dalam aksinya yang selalu 'tampak lama/kuno'.

Mungkin dari sekian orang lama, ada satu tokoh yang (mungkin)
bisa menyelamatkan Golkar dari kehancuran. Orang itu adalah
bung Kiki (Marzuki Darusman), yang memang sejak dulu selalu
tampil beda dibanding rekan-rekannya di DPP.

Nah, apabila para pendukung, anggota dan simpatisan Golkar
masih ingin melihat Golkar eksis dipercaturan politik
Indonesia, maka mereka harus segera melakukan apa yang
disebut dengan Munaslub, guna menggantikan Orang-Orang Lama
nya dengan tokoh2 yang selama ini dianggap bersih, terutama
dimata masyarakat Indonesia.

Kemudian Balitbang-nya harus dapat mengolah dan mengatur
strategi bagaimana mereka dapat tampil beda, dengan paradigma
baru-nya, dan menggalang kembali para simpatisannya.

Ini menurut saya loh....


Salam,
bRidWaN

------------------------------------------------------
At 06:54 PM 6/13/99 -0400, Andrew G. Pattiwael wrote:
>Golkar Baru dengan Paradigma Baru:
>Golkar Baru dengan Tokoh Baru
>
>Ini yang sebenarnya harus disadari oleh Akbar Tanjung dan Habibie,
>dimana Pemimpin Lama seharusnya sudah mengantung Sarung Tinjunya dan
>hanya duduk sebagai Simpatisan bukan sebagai Organisatoris dan
>Fungsionaris lagi. Penetapan Bung Rudy sebagai 'Sales Product' dari
>Partai Golkar sendiri, saya nilai sebagai suatu kesalahan fatal dari
>program Pemilu Golkar sendiri. Bung Akbar sudah seharusnya menyadari
>bahwa untuk menjual suatu produk yang akan masuk daftar pilihan para
>potential customer (Pemilih) tidak dapat kembali menjual 'Produk
>Usang' yang hanya dipermak dengan Cat atau Dempul Baru. Apalagi selama
>30 tahun dibawah Orde Baru, Golkar hanya menjual Produk-produk itu-itu
>saja.
>
>Golkar sudah memberikan pernyataan maafnya atas keterlibatan selama
>Orde Baru ini, Golkar sudah berjanji akan ikut mendukung program
>Reformasi. Namun kalau hanya mengganti Sarung Doank sih sama saja
>Bohong kan. Ibarat Kupu-kupu, lahir kembali dari kepongpong tapi tetap
>bersayap dan berkulit Warna yang sudah usang dan tidak menyinarkan
>keindahan lagi.
>
>Dengan kata lain, Akbar dan Habibie harus segera menurunkan diri dengan
>sikap terhormat dari fungsi Kepartaian, langkah ini juga harus diikuti
>oleh para 'Bekas' anggota lainnya yang sudah kadaluarsa dan harus diafkir.
>Ini tentu akan menjadi suatu hal yang luar biasa bagi Partai Golkar
>sendiri. Mengganti darah lama dengan darah baru dan tentu dengan sistim
>yang baru. Akan kah ini terjadi? Akan kah Orang-orang lama Golkar
>bersedia untuk mengundurkan diri dan menyerahkan Partai kepada Para
>Orang-orang Baru ( Golongan Muda ) ?
>
>Kemungkinan besar = Tidak atau Sulit Terjadi.
>
>Kecuali bila dari Keanggotaan akhirnya mempunyai kebranian untuk
>mengganti pemimpin Tua dan orang-orang lamanya. Dengan kata lain, harus
>ada Pemberontakan dari dalam tubuh partai sendiri, yang bisa disertai
>juga dengan kekerasan seperti yang terjadi pada tubuh PDI saat dipimpin
>oleh Megawati Soekarnoputri. Tapi ini bukannya mustahilkan? Jikalau
>Mayoritas Anggota Partai sendiri yang melihat bahwa Golkar Harus segera
>bertindak sebelum terlambat....
>
>Mungkin anggota Golkar yang seia-sekata dengan Perjuangan Reformasi dapat
>tersadar dengan segala perubahan ini, dan melihat bahwa Golkar tidak
>harus berada dibelakang Bung Habibie dan Bung Akbar lagi.
>
>Andrew Pattiwael

-------------------------------------------------------------------

>On Mon, 14 Jun 1999, bRidWaN wrote:
>
>> Saya setuju dengan pemikiran ini, tetapi dengan catatan bahwa
>> 'Golkar Baru dengan Paradigma Baru' harus benar benar dijalankan,
>> bukan hanya dimulut saja. Contoh yang paling ekstrim adalah
>> Golkar harus mengganti Pemimpin dan Tokohnya dengan Orang Baru.
>> Ini part yang tersulit saya rasa.
>>
>> Tanpa action ini, akan sulit bagi Golkar untuk tampil kembali,
>> paling tidak membutuhkan waktu untuk membuktikan bahwa Golkar
>> yang ini adalah beda dengan Golkar yang dulu.
>>
>>
>> Salam,
>> bRidWaN

Reply via email to