Anda benar bung Ridwan, kita tidak bisa pungkiri bahwa umat Islam Indonesia
sendiri ada pemisahan secara tidak formal tetapi cukup kuat mengakar ditengah
tengah masyarakat, yakni NU dan Muhammadiyah. 

Kita tahu bahwa AR adalah pimpinan Muhammadiyah. Ini sudah saya baca
sebelumnya, bahwa butuh waktu bagi AR untuk dapat diterima kalangan NU, yang
notabene, kebanyakan dari kalangan bawah dan pedesaan, sedangkan Muhammadiyah,
sejak dulu terkenal "hanya" untuk golongan menengah keatas. Meskipun
sebenarnya perbedaan antara Muhammadiyah dan NU bukanlah perbedaan yang benar
benar prinsip, namun namanya masyarakat, mereka sangat fanatik dengan
kelompoknya masing masing.  Hal ini dapat dilihat dimasyarakat, seperti
misalnya di satu daerah ada dua masjid, yang satu masjid NU yang lainnya
mewakili Muhammadiyah, orang NU pergi ke masjidnya NU orang Muhammadiyah pun
demikian, mereka tidak mau menginjak masjidnya NU. 

Selama AR belum bia meleburkan diri, atau merebut hati kalangan NU sulit bagi
dia untuk memperoleh jumlah suara yang diharapkan.  Kita tidak bisa
menyalahkan AR karena AR dianggap tidak memasyarakat, tetapi karena memang
kondisi dari sononya sudah demikian. Untuk itulah kita sebenarnya membutuhkan
tokoh Islam yang mampu menjembatani keduanya, tetapi tampaknya saat ini belum
muncul. 

Sedangkan dari PK, saya anggap sebagai suatu angin baru, jawaban bagi problem
perbedaan Muhammadiyah dan NU. Namun kemunculannya terlalu tiba tiba, dan
masih sangat baru ditengah masyarakat, butuh waktu bagi PK untuk dapat menyatu
dengan masyarakat khususnya masyarakat pedesaan dan masyarakat kelas bawah.
Selama ini nama PK masih terbatas dikalangan mahasiwa, perlu kerja keras untuk
dapat merebut hati kalangan bawah. Dan yang penting mereka tidak berprilaku
terlalu ekslusif sebagai muslim yang benar, harus fleksibel mengikuti arus
keinginan masyarakat, tetapi juga menjaga diri agar tidak terbawa arus atau
"menjual agama" untuk menarik permahatian masyarakat, artinya kita berusaha
mencari sela agar masyarakat mengenal konsep kita tetapi jangan sampai
mengorbankan syariat agama.

Salam
Yuni 


bRidWaN <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
At 10:14 AM 6/18/99 +0700, Nasrullah Idris wrote:
>Yw: Saya bukan simpatisan partai manapun; tapi
>    memang benar, dulunya saya memperkirakan PAN
>    jauh lebih solid daripada Golkar. Ternyata
>    perkiraan saya keliru. Dan salah satu asumsi
>    yg sekarang saya sadari salah total adalah:
>    ternyata Indonesia itu jauh lebih luas dari
>    yg saya perkirakan.
>
>=============================
>Tetapi mengapa prosentase PAN terbesar justru terjadi di Sumatera Barat ?
>Malah saya sering mendengar bahwa banyak orang Minang di Jakarta memilih
>PAN.
>Mungkin bisa dianalisa dengan pendekatan antropologi dan sosiologi?
>
>Salam,
>Nasrullah Idris
>-----------------------------------------

Apakah mungkin ada hubungannya dengan kekuatan Muhammdiyah
di Sumatera Barat ???


____________________________________________________________________
Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at 
http://webmail.netscape.com.

Kirim email ke