ekh Yuni yang payah kyainya apa kamu?


bRidWaN wrote:

> Wah..., akhirnya ada juga yang sepaham dengan
> pendapat/tulisan saya mengenai MUI.......
>
> Mungkin masukkan ini baik buat MUI, untuk tidak
> mengulangi lagi kesalahan-nya dijaman Orde Baru,
> seperti berkampanye untuk Golkar pada Pemilu 1997.
>
> Salam,
> bRidWaN
>
> At 07:06 PM 6/27/99 MST, Yuni Wilcox wrote:
> >Wah ini baru "Muslim ala Indonesia". Baru kali ini saya membaca berita
> menarik
> >bahwa ada ulama yang menghimbau tokoh agama (MUI)untuk tidak ikut campur ikut
> >memberi masukan dalam hal politik. Pantas umat Islam di Indonesia kebanyakan
> >pikirannya dangkal dangkal, habis ulama topnya kayak begini
> >sih...........payah.
> >
> >Bagaimana mungkin menjadi nasionalis religius seperti yang dia bilang lha
> wong
> >tokoh agamanya nggak boleh cawe cawe politik.
> >
> >Kalau himbauannya MUI tidak boleh memihak salah satu partai alias bersikap
> >netral sih nggak jadi masalah, tapi ini himbauannya agar  ulama nggak boleh
> >mencampuri urusan politik, kalau ulamanya yang ikut campur politik itu punya
> >alasan jelas apalagi dengan pedoman agama apalagi sebagai bagian dari
> tanggung
> >jawab mereka sebagai seorang ulama ya seharusnya mereka itu berfikir sedikit
> >sebelum nyerocos di depan wartawan.
> >
> >Saya berani pastikan Quran yang dibaca dan yang dijelaskan kepada santrinya
> >hanya Quran yang menjelaskan shalat, puasa, zakat dan haji, sisanya di
> >manipulasi. Ulama semacam ini biasanya yang paling bangga kalau dipanggil
> >kyai, dicium tangannya. Santrinya banyak, jago baca dan menterjemahkan Quran
> >akan tetapi nggak satupun yang nyantol di hati mereka. Paling paling cuma
> >diotak dan kalau ada isu ada ummat yang menghina salah satu santrinya, mereka
> >beramai ramai ngeroyok atau bakar gereja atau peribadatan lainnya. Karena itu
> >yang mereka dapatkan dari ulama ulama yang berpikiran sempit.
> >
> >Lagian ulama yang hadir cuma 50 orang berani beraninya menyebut Nasional.
> >
> >
> >Wah ..wah  payah pak kyai..........
> >
> >yuni
> >
> >
> >Blucer Rajagukguk <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >Berikut pendapat ulama pesantren nasional  yang mencoba mengingatkan MUI
> >akan keterlibatannya yang terlalu jauh dalam menggolkan presiden yang
> >dimauinya dan menentang presiden yang tidak disukainya.
> >
> >
> >Senin, 28 Juni 1999
> >
> >                                 Ulama Pesantren tentang Pertarungan
> >Politik Kekuasaan
> >                                 MUI Jangan Terlibat
> >
> >                                 Rembang, Kompas
> >
> >                                 Ulama Pesantren Nasional (UPN) meminta
> >organisasi
> >                                 kemasyarakatan dan keagamaan, termasuk
> >Majelis Ulama Indonesia
> >                                 (MUI), untuk menahan diri dari
> >keterlibatan dalam pertarungan politik
> >                                 kekuasaan melalui pernyataan, fatwa,
> >maupun aksi-aksi yang
> >                                 mengatasnamakan Islam dan otoritas
> >ulama. Padahal secara amat
> >                                 kentara bertendensi mengusung
> >kepentingan kelompok atau aktor
> >                                 politik tertentu dalam perebutan
> >kekuasaan. Demikian satu dari
> >                                 sembilan butir seruan UPN yang
> >diumumkan di Pondok Pesantren
> >                                 (Ponpes) Roudlutut Tholibin Rembang,
> >Jawa Tengah, Sabtu (26/6)
> >                                 petang. Acara yang dimulai sekitar
> >pukul 11.00 itu dibuka oleh
> >                                 pimpinan Ponpes Roudlutut Tholibin,
> >Mustofa Bisri. Ia
> >                                 menyampaikan permohonan maaf karena
> >kakaknya (Kholil Bisri)
> >                                 berhalangan hadir, karena sakit.
> >
> >                                 Pertemuan para ulama Nahdlatul Ulama
> >(NU) tersebut berjalan
> >                                 lancar, yang diselingi humor-humor
> >politik yang menggelitik. Meski
> >                                 tidak dituangkan dalam bentuk seruan,
> >sebagian besar peserta
> >                                 Forum Silaturrohim itu sepakat tidak
> >lagi mempersoalkan wanita
> >                                 presiden.
> >
> >                                 Seruan UPN itu didorong munculnya
> >perkembangan politik dalam
> >                                 negeri, yang ternyata menimbulkan
> >konflik antarkelompok,
> >                                 manipulasi/sentimen agama, sentimen
> >primordial, sehingga
> >                                 mengancam sendi-sendi kehidupan
> >masyarakat. Seperti partai
> >                                 pro-status quo yang mencalonkan BJ
> >Habibie sebagai presiden,
> >                                 gerakan anti-Megawati dengan
> >mengedepankan isu gender yang
> >                                 dikaitkan dengan fiqih Islam tentang
> >siyasah dan tidak bolehnya
> >                                 perempuan menjadi presiden.
> >
> >                                 Sebelum sembilan butir seruan itu
> >dibahas satu demi satu, sekitar
> >                                 50 peserta Dauroh Siyasiyah (Forum
> >Silaturrohim Ulama) terbatas
> >                                 Jawa-Madura-Bali-Sumatera itu diberikan
> >kesempatan untuk
> >                                 menyampaikan pandangannya.
> >
> >                                 Salah gunakan Islam
> >
> >                                 Mereka menyebutkan, keterlibatan
> >politik yang sembrono, di
> >                                 samping dapat membahayakan keutuhan
> >bangsa, juga
> >                                 kontraproduktif, bahkan mementahkan
> >ikhtiar-ikhtiar yang sepanjang
> >                                 hidup digeluti ulama pesantren dalam
> >mengemong, membimbing
> >                                 masyarakat menuju kehidupan bersama
> >yang tenteram dan
> >                                 harmonis.
> >
> >                                 Ulama Pesantren menyerukan kepada
> >segenap komponen bangsa
> >                                 untuk mendukung sepenuhnya gerakan
> >reformasi total dan
> >                                 demokratisasi politik, dengan
> >mengembangkan sikap yang lebih
> >                                 dewasa dalam pergaulan politik,
> >berbangsa, dan bernegara.
> >
> >                                 "Kepada semua kelompok yang
> >berkepentingan dalam perebutan
> >                                 kekuasaan, kursi kepresidenan dan
> >perebutan posisi politik strategis
> >                                 lainnya senantiasa mengingat kepada
> >Allah Yang Maha Kuasa dan
> >                                 Maha Mengetahui," kata mereka.
> >
> >                                 Diserukan pula, kepada segenap umat
> >beragama untuk senantiasa
> >                                 menjaga kejujuran, keikhlasan dalam
> >beragama, yang berarti jujur
> >                                 dan ikhlas pada hal-hal yang menyangkut
> >Allah Sang Pencipta.
> >                                 Ulama Pesantren amat menyesalkan
> >tindakan-tindakan memperalat
> >                                 dan menyalahgunakan Islam untuk
> >kepentingan politik kekuasaan.
> >
> >                                 Sebelum berbagai platform dan ikhtiar
> >strategis, prasyarat kunci
> >                                 untuk mencari jalan keluar dari
> >kompleksitas permasalahan yang
> >                                 membelit bangsa ini, agar semua pihak
> >bahu-membahu
> >                                 melaksanakan apa pun yang perlu
> >dilaksanakan untuk
> >                                 menyelamatkan bangsa dan negara, serta
> >membangun masa depan
> >                                 yang lebih baik.
> >
> >                                 Ulama Pesantren menyerukan kepada semua
> >pihak untuk
> >                                 "menyerahkan dan mempercayakan
> >sepenuhnya kepada MPR yang
> >                                 sah hasil Pemilu 1999." Para ulama juga
> >menitipkan pesan kepada
> >                                 mereka yang didaulat untuk mewakili
> >rakyat, agar menggunakan
> >                                 pertimbangan yang jernih, obyektif,
> >jujur dan adil, dalam mengambil
> >                                 setiap keputusan. Tidak menyerahkan
> >pengelolaan urusan apa pun
> >                                 kecuali kepada ahlinya.
> >
> >                                 Mereka juga berpendapat, membentuk
> >pemerintahan baru lebih
> >                                 ringan keburukannya dibanding
> >mempertahankan pemerintahan
> >                                 lama. Karena itu, UPN mengimbau kepada
> >bangsa ini agar memilih
> >                                 alternatif yang paling ringan
> >keburukannya. Mendahulukan
> >                                 pencegahan risiko dan ancaman kerugian
> >yang nyata-nyata di depan
> >                                 mata, ketimbang mengejar manfaat yang
> >belum terjamin wujudnya.
> >
> >                                 Akhirnya di tengah keadaan serba sulit
> >dan keterbatasan daya
> >                                 upaya, UPN mengajak seluruh masyarakat,
> >khususnya kaum
> >                                 muslimin untuk menguatkan tadlorru,
> >mendekatkan diri dan
> >                                 memohon pertolongan Tuhan. Semoga
> >bangsa Indonesia diampuni
> >                                 dan diselamatkan.
> >
> >                                 Permainkan nama Tuhan
> >
> >                                 Menurut keterangan salah seorang
> >pemrakarsa pertemuan tersebut,
> >                                 KH Mustofa Bisri (Gus Mus), seperti
> >dikutip Antara, upaya
> >                                 kelompok-kelompok politik mempermainkan
> >nama Tuhan (Islam) itu
> >                                 sudah begitu menggejala, terutama
> >menjelang Sidang Umum (SU)
> >                                 MPR.
> >
> >                                 Apalagi yang lebih praktis, lanjut Gus
> >Mus, pencalonan presiden juga
> >                                 sangat dominan mengeksploitasi agama.
> >"Sekarang ini, sudah
> >                                 banyak tamu yang datang kepada ulama
> >dengan membawa idiom
> >                                 Gusti Allah. Bahkan, MUI pun
> >ikut-ikutan dalam percaturan
> >                                 kepentingan politik," katanya.
> >
> >                                 Kalau begitu caranya, orang akan mudah
> >menghalalkan segala cara
> >                                 untuk mencapai kepentingannya. Ini
> >sangat rawan dan
> >                                 mengkhawatirkan masa depan bangsa
> >kita," tegas pengurus
> >                                 Pengurus Besar NU itu.
> >
> >                                 Para ulama, menurut dia, berkewajiban
> >untuk menepuk pundak para
> >                                 elite politik dan kelompok kepentingan
> >agar tidak mengorbankan
> >                                 kepentingan bangsa untuk kepentingan
> >kelompoknya.
> >
> >                                 "Bukti sudah menunjukkan bahwa para
> >elite politik tidak pernah lagi
> >                                 berbicara Indonesia, tetapi berbicara
> >kepentingan pribadi dan
> >                                 kelompoknya. Ini yang harus ditepuk
> >pundaknya," lanjut Gus Mus.
> >
> >                                 Senada dengan Gus Mus, KH Dr Yusuf
> >Muhammad, juga
> >                                 mengisyaratkan ancaman disintegrasi
> >bangsa dimulai dari kalangan
> >                                 elite politik. Dia menyerukan, agar
> >masyarakat sadar dengan nasib
> >                                 bangsa saat ini dan dia mengharapkan
> >semuanya berpikiran untuk
> >                                 menciptakan Indonesia sebagai negara
> >nasionalis religius.
> >
> >                                 Untuk menuju ke arah sana, kiai muda NU
> >asal Jember itu menyebut
> >                                 tiga syarat minimal, yakni komitmen
> >kepada nation state (negara
> >                                 bangsa), integrasi atau keutuhan
> >bangsa, dan upaya penyelamatan
> >                                 Indonesia oleh mereka yang merasa
> >memiliki Indonesia masa depan.
> >                                 (sup/Ant)
> >
> >
> >____________________________________________________________________
> >Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at
> http://webmail.netscape.com.
> >
> >

Kirim email ke