Siapapun yang dicalonkan(kalau PKB,PK dan PAN bergabung)asal non M dan
Habibie, saya melihatnya sebagai jawaban dari dilema. Begitu ada kesepakatan
ketiganya, untuk elanjutnya tergantung pada loby politik mereka, bagaimana
mereka menjelaskan kepada rakyat dan MPR. Sebenarnya hanya ada atu senjata
politik yang paling ampuh yaitu bagimana mereka mempengaruhi pekiran politik
lawan atau kawan politiknya atau kerennya mereka sebut lobinya orang orang 
politik. 

Kalau loby politik mereka jitu ya mereka lolos, kalau tidak ya nyerah lah,
terima apa adanya.

yuni

bRidWaN <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Well, kalau patutu untuk diperhitungkan, saya sih setuju saja.
Dengan mereka terpilih menjadi Ketua Partai saja sudah
menjelaskan bahwa mereka bukan orang sembarangan.

Persoalannya, kalau masing2 Partai mengajukan calonnya
"sesuai dengan janji mereka" sebelum Pemilu, dan pemilihan
Presiden dilakukan dengan 'one man-one vote', tentunya
Capres dari Partai yang kursinya sedikit pastilah kalah.
Iya kan Yun...? Logis kan ?

Khusus untuk AR, seandainya beliau mau menyatakan untuk
kembali kepada Komunike Paso, saya koq melihat ada 'celah'
untuk beliau menjadi Presiden.

Tetapi kalau beliau tidak mau bergabung dengan Koalisi PDI-P
dan PKB, kayanya tidak ada chance sama sekali.
Ini menurut saya.

Salam,
bRidWaN


At 09:25 AM 6/28/99 MST, Yuni Wilcox wrote:
> Saya kan hanya sekedar nulis bung Ridwan semua keputusan
> khan ditangan MPR. Saya bukan pendukung PAN PK atau yang lainnya.
> Hanya saja dapat melihat mereka sebagai orang orang yang patut
> diperhitungkan kemampuan kepemimpinanya.
>
>yuni
==========
bRidWaN <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Bagaimana bisa ada Capres dari PK yang mau dipilih,
> siapa yang mau memilih-nya ?
> Kalau masalah AR menjadi Capres, itu pun tergantung
> apakah dia mau berkoalisi dengan PDI-P sebagai
> pemegang kursi terbanyak dan PKB.....
>
>Salam,
>bRidWaN

===============================

>At 02:19 PM 6/27/99 MST, Yuni Wilcox wrote:
>> Pilih aja AR atau capres dari PK, khan beres..........
>>
>> yuni
>
>
>>Nasrullah Idris <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>>
>>-----Original Message-----
>>From: zUlFaN K <[EMAIL PROTECTED]>
>>To: _ ACI/SCI
>><[EMAIL PROTECTED]
>>.edu>
>>Date: Sunday, June 27, 1999 3:53 AM
>>Subject: [Sabil] 4 TOKOH PK-PKB-PAN-PPP BAHAS "BUAH SIMALAKAMA MEGA"
>>
>>
>>27 Jun 1999
>>Empat Tokoh Parpol Bahas 'Buah Simalakama' Megawati
>>
>>
>>JAKARTA -- Empat tokoh partai kemarin bertemu untuk membicarakan apa
>>yang oleh deklarator Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdurrahman Wahid
>>(Gus Dur) disebut sebagai 'buah simalakama Mega'. Keempat tokoh itu
>>adalah Gus Dur, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais,
>>Presiden Partai Keadilan (PK) Nurmahmudi Ismail, dan Ketua Umum PPP
>>Hamzah Haz.
>>
>>''Kalau Megawati terpilih sebagai presiden, gerakan Islam tak akan
>>menerimanya. Tapi kalau Megawati tak terpilih, keadaan juga belum tentu
>>baik. Ini buah simalakama. Makanya kami berkonsultasi mencari jalan
>>keluar,'' kata Gus Dur seusai bertemu Hamzah Haz di kantor Pengurus
>>Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
>>
>>Sebelumnya, pada hari yang sama Gus Dur bertemu Amien Rais di Gedung
>>Pusat Dakwah Muhammadiyah. Selain bertemu Amien, Gus Dur juga telah
>>berkonsultasi dengan Ahmad Syafii Ma'arif (Ketua Umum PP Muhammadiyah),
>>Akbar Tanjung dan juga Habibie. Gusdur menambahkan, polemik masalah
>>gender juga terjadi di PKB, partai yang ia deklarasikan. Gus Dur secara
>>pribadi berkeinginan mempertemukan kedua kepentingan agar tidak terjadi
>>sesuatu yang tidak diinginkan. Setelah Gus Dur menemui Amien, Nurmahmudi
>>bergantian menemui Amien di tempat yang sama.
>>
>>Menurut Gus Dur, pertemuan mereka memiliki tujuan yang sama, yaitu dalam
>>rangka silaturahmi dan konsultasi terhadap keadaan bangsa pasca Pemilu
>>1999. Ia menilai kini terjadi konfigurasi baru tentang peluang Megawati
>>menjadi presiden setelah partainya dipastikan memenangkan pemilu.
>>
>>Sedangkan Amien menambahkan, menjelang Sidang Umum MPR bangsa Indonesia
>>seolah terpolarisasi dalam dua kubu, yakni kubu pendukung Megawati dan
>>kubu pendukung BJ Habibie. ''Ada kesan kalau Megawati terpilih, yang
>>lain akan berontak, bila Habibie terpilih juga akan begitu. Ini kan
>>harus dicarikan jalan tengahnya. Saya melihat Gus Dur ada di
>>tengah-tengah polarisasi ini, sehingga bersama-sama kami dapat menemukan
>>jalan keluarnya,'' kata Amien.
>>
>>Pertemuan antara Gus Dur dan Amien juga menyepakati bahwa NU dan
>>Muhammadiyah (Gus Dur berasal dari unsur NU dan Amien dari
>>Muhammadiyah), sama-sama menghargai hukum Islam yang tidak membolehkan
>>wanita menjadi pemimpin negara.
>>
>>Sikap serupa ditegaskan Presiden PK, Nurmahmudi, bahwa partainya yang
>>berasaskan Islam tidak membolehkan wanita menjadi presiden. ''Karenanya,
>>persoalan Megawati itu harus dicarikan jalan keluarnya secara baik,''
>>kata dia.
>>
>>Dalam keterangan pers bersama Hamzah Haz, Gus Dur menyatakan secara
>>pribadi dia mendukung Megawati. Tapi di sisi lain, dia juga mengakui
>>dirinya pun berada di bawah kiai-kiai NU yang tunduk pada hukum Islam
>>yang menolak wanita menjadi presiden. ''Bagi saya pribadi, Megawati bisa
>>saja terpilih, tetapi kalau soal kemampuan memerintah, itu soal lain,''
>>kata Gus Dur.
>>
>>Sedangkan Hamzah Haz menegaskan bahwa partainya sudah terikat fatwa
>>ulama yang melarang wanita menjadi presiden. ''Kalau Megawati terpilih,
>>PPP tidak akan bersedia diajak dalam pemerintahan,'' katanya.
>>
>>Ketika ditanyakan apakah hal itu tidak mengesankan bahwa PPP kecewa dan
>>menunjukkan bahwa posisi tawar menawar (bargaining) umat Islam lemah,
>>Hamzah Haz membantah. ''Justru saat ini kami bisa menjadi pressure
>>(penekan), apalagi PDI Perjuangan 'kan tidak mayoritas.'' Meski telah
>>bertemu dengan para tokoh partai, Gus Dur menyatakan sampai saat ini
>>belum ada jalan keluar yang tepat untuk memecahkan masalah 'buah
>>simalakama' itu. ''Justru pertemuan ini dilakukan untuk mencari jalan
>>keluar yang hingga kini belum didapat,'' katanya.
>>
>>Namun Gus Dur menjanjikan bahwa jalan keluar yang akan dicapai adalah
>>''win-win solution''. Artinya, pemecahan yang bisa diterima semua pihak.
>>Namun tentang ini menurut Gus Dur situasinya masih tergantung
>>perkembangan nanti.
>>
>>Saat ditanyakan apakah pertemuan juga membicarakan tokoh alternatif,
>>bukan Megawati dan bukan Habibie untuk bisa menjadi presiden mendatang,
>>Gus Dur menjawab, ''Itu rahasia perusahaan. Saya tidak boleh ngomong
>>apa-apa. Nanti nggak jadi-jadi.'' Apakah pertemuan juga mengantisipasi
>>kemungkinan anggota TNI yang menjadi presiden, Gus Dur mengatakan,
>>''Mudah-mudahan tidak.''
>>
>>Pada hari yang sama, di tempat terpisah Presiden Partai Syarikat Islam
>>Indonesia (PSII 1905) Ohan Sudjana mengatakan wanita tidak bisa menjadi
>>orang nomor satu di Indonesia. ''Tapi kalau nomor dua bisa.'' Presiden,
>>kata Ohan yang ditemui pada diskusi 'Rekonstruksi Gerakan umat Islam
>>Menyongsong Millenium Ketiga', harus laki-laki, sedangkan wakil presiden
>>boleh dijabat wanita.
>>
>>(Republika Online edisi)
>
>
>____________________________________________________________________
>Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at
http://webmail.netscape.com.
>
>


____________________________________________________________________
Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at 
http://webmail.netscape.com.

Kirim email ke