Soal ada yang enggak rela, semua juga enggak ada yang 100% diterima. Makanya kita perlu
Pemilu, yach karena ada yang enggak rela ini. Sujana itu siapa?? Yang memilih Presiden 
itu
esensinya rakyat, melalui wakilnya, bukan sujana, saya ataupun kamu. Ini namanya 
demokrasi.
Kalau rakyat lebih banyak memilih PDIP dengan Mega sebagai calon, yang lain tahu 
dirilah.
Begitu juga kalau bukan PDIP yang menang, maka PDIP perlu tahu diri. Beri dong 
kesempatan yang
menang untuk melaksanakan rencananya. Kalau negara ini tidak percaya rakyat sendiri, 
lebih
percaya kepada lembaga keagamaan seperti MUI yang juga masih didebat ulama yang lain, 
maka
negara ini bisa berantakan. Apa perlu dilakukan pemilu khusus untuk para ulama dan 
kyai. Kapan
sich kita bisa belajar dari sejarah bahwa bangsa kita ini bangsa yang majemuk. Kita 
ribut
intern terus, sehingga lupa tujuan bersama, lupa derita aceh, lupa derita timtim, lupa 
derita
petani yang semakin susah sementara kaum elite ribut melulu.

Yuni Wilcox wrote:

> Saya tidak punya jabatan apa apa. Saya hanya eorang ibu rumah tangga yang
> membantu menjalankan bisni dan seorang freelancer, jadi nggak membawahi siapa
> siapa.
>
> Saya setuju dengan and baik itu RT, KASI maupun jabatan lainnya tetap disebut
> pemimpin. Tapi itu urusan mereka mereka yang menjalani, lagi pula yang
> dipimpin nggak keberatan, begitu juga dengan MS saya tidak mau tahu urusan dia
> mau jadi presiden atau tidak itu bukan urusan saya. Tetapi the problem is ada
> yang nggak rela bahwa mereka dipimpin oleh seorang wanita.
>
> Saya kira Sujana itu sudah berusaha untuk mengambil jalan tengah. menempatkan
> MS sebagai wakil, dan karena mempertimbangkan bahwa negara yang dipimpin
> adalah Indonesia. Jadi sah sah saja kalau ia punya ide demikian.
>
> Jangan deh menanyakan kesaya lebih lanjut mengenai keagamaan, selain saya
> bukan ahlinya, lagi pula anda bakal kaget kalau saya kasih tahu warna politik
> saya..... (smile)
>
> Saya kira di milis ini bukan masalah bohong membohongi atau mudah dibohongi
> kita kan tidak ada yang memaksa menerima pendapat seseorang. Bebas berpendapat
> kalau salah ya minta maaf. Kalau memang tidak setuju, tidak sependapat, atau
> pendapat yang dilontarkan seseorang dangkal atau kita tidak bia mengerti atau
> menerima pendapat seseorang itu wajar, namanya juga diskusi. Tidak ada sesuatu
> yang fixed dalam diskusi, kecuali dalam membuat aturan atau undang undang.
>
> yuni
>
> Blucer Rajagukguk <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Lalu jabatan anda apa? Apakah anda membawahi seorang atau lebih lelaki? Jika
> demikian apakah
> anda tidak menyalahi hukum Islam yang dimaksud MUI. Silahkan berpendapat, tapi
> berikan argumen
> atas pendapat anda. Entah Wapres, Menteri, jenderal, Kepala Biro, Kabag, Kasi,
> apapun namanya
> yang memimpin satu atau lebih lelaki, saya anggap sebagai pemimpin (kaliber
> kecil atau besar),
> dimana sama dengan Presiden. Ini saya kutipkan lagi komentar dari Ohan Sudjana
> (orang nomor
> satu PSII), yang saya asumsikan mengerti hukum Islam.
>         "Pada hari yang sama, di tempat terpisah Presiden Partai Syarikat
> Islam Indonesia
> (PSII 1905) Ohan Sudjana mengatakan wanita tidak bisa menjadi orang nomor satu
> di Indonesia.
> ''Tapi kalau nomor dua bisa.'' Presiden, kata Ohan yang ditemui pada diskusi
> 'Rekonstruksi
> Gerakan umat Islam Menyongsong Millenium Ketiga', harus laki-laki, sedangkan
> wakil presiden
> boleh dijabat wanita".
> Nach silahkan sebutkan argumen anda, kalau pendapat yang asal bunyi mending
> dibawa ke
> kawan-kawan anda yang mudah dibohongi saja.
>
>  Yuni Wilcox wrote:
>
> > Saya khan nggak pernah bilang Ms jadi wapres. Lagian berpendapat khan sah
> sah
> > aja.
> >
> > Yuni
> >
> > Blucer Rajagukguk <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > he he he, hobi banget sich pake aturan sendiri.
> > Kalau wapres boleh, kalau presiden enggak boleh. Sebegitu rumitnyakah aturan
> > Islam tentang Pemimpin. Jelaskan dong kepada masyarakat, Hukum Islam mana
> yang
> > boleh membiarkan wanita jadi wapres, menteri, direktur, kepala bidang,
> kepala
> > seksi dan lainnya. Kemudian tunjukan pula bagian mana yang tidak membolehkan
> > jadi
> > Presiden. Kok enggak pada malu yach ngumpetin tujuannya. Bilang saja pada
> > berebutan jadi Presiden. Hamzah Haz bisa jadi menteri dan ketua PPP, tapi
> > enggak
> > mengerti kata mayoritas :). Apa sich mayoritas?? Bukankah artinya yang
> > terbanyak
> > dari yang lainnya. Jelas-jelas PDIP dipilih rakyat terbanyak dari yang
> > lainnya,
> > itu namanya mayoritas. Apa sudah ada terjemahan baru atau ada ejaan bahasa
> > Indonesia yang disempurnakan oleh Hamzah Haz :).
> > Untuk Yuni, apa anda tidak mengerti tujuan Pemilu?? Anda anggap apa rakyat
> > yang
> > telah memilih PDIP? Coba mengerti saja kalau memang yang memilih sedikit,
> > sadar
> > sajalah.
> >
> > bRidWaN wrote:
> >
> > > Bagaimana bisa ada Capres dari PK yang mau dipilih,
> > > siapa yang mau memilih-nya ?
> > > Kalau masalah AR menjadi Capres, itu pun tergantung
> > > apakah dia mau berkoalisi dengan PDI-P sebagai
> > > pemegang kursi terbanyak dan PKB.....
> > >
> > > Salam,
> > > bRidWaN
> > >
> > > At 02:19 PM 6/27/99 MST, Yuni Wilcox wrote:
> > > > Pilih aja AR atau capres dari PK, khan beres..........
> > > >
> > > > yuni
> > >
> > > >Nasrullah Idris <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > > >
> > > >-----Original Message-----
> > > >From: zUlFaN K <[EMAIL PROTECTED]>
> > > >To: _ ACI/SCI
> > >
> >
> ><[EMAIL PROTECTED]
> > > >.edu>
> > > >Date: Sunday, June 27, 1999 3:53 AM
> > > >Subject: [Sabil] 4 TOKOH PK-PKB-PAN-PPP BAHAS "BUAH SIMALAKAMA MEGA"
> > > >
> > > >
> > > >27 Jun 1999
> > > >Empat Tokoh Parpol Bahas 'Buah Simalakama' Megawati
> > > >
> > > >
> > > >JAKARTA -- Empat tokoh partai kemarin bertemu untuk membicarakan apa
> > > >yang oleh deklarator Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdurrahman Wahid
> > > >(Gus Dur) disebut sebagai 'buah simalakama Mega'. Keempat tokoh itu
> > > >adalah Gus Dur, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais,
> > > >Presiden Partai Keadilan (PK) Nurmahmudi Ismail, dan Ketua Umum PPP
> > > >Hamzah Haz.
> > > >
> > > >''Kalau Megawati terpilih sebagai presiden, gerakan Islam tak akan
> > > >menerimanya. Tapi kalau Megawati tak terpilih, keadaan juga belum tentu
> > > >baik. Ini buah simalakama. Makanya kami berkonsultasi mencari jalan
> > > >keluar,'' kata Gus Dur seusai bertemu Hamzah Haz di kantor Pengurus
> > > >Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
> > > >
> > > >Sebelumnya, pada hari yang sama Gus Dur bertemu Amien Rais di Gedung
> > > >Pusat Dakwah Muhammadiyah. Selain bertemu Amien, Gus Dur juga telah
> > > >berkonsultasi dengan Ahmad Syafii Ma'arif (Ketua Umum PP Muhammadiyah),
> > > >Akbar Tanjung dan juga Habibie. Gusdur menambahkan, polemik masalah
> > > >gender juga terjadi di PKB, partai yang ia deklarasikan. Gus Dur secara
> > > >pribadi berkeinginan mempertemukan kedua kepentingan agar tidak terjadi
> > > >sesuatu yang tidak diinginkan. Setelah Gus Dur menemui Amien, Nurmahmudi
> > > >bergantian menemui Amien di tempat yang sama.
> > > >
> > > >Menurut Gus Dur, pertemuan mereka memiliki tujuan yang sama, yaitu dalam
> > > >rangka silaturahmi dan konsultasi terhadap keadaan bangsa pasca Pemilu
> > > >1999. Ia menilai kini terjadi konfigurasi baru tentang peluang Megawati
> > > >menjadi presiden setelah partainya dipastikan memenangkan pemilu.
> > > >
> > > >Sedangkan Amien menambahkan, menjelang Sidang Umum MPR bangsa Indonesia
> > > >seolah terpolarisasi dalam dua kubu, yakni kubu pendukung Megawati dan
> > > >kubu pendukung BJ Habibie. ''Ada kesan kalau Megawati terpilih, yang
> > > >lain akan berontak, bila Habibie terpilih juga akan begitu. Ini kan
> > > >harus dicarikan jalan tengahnya. Saya melihat Gus Dur ada di
> > > >tengah-tengah polarisasi ini, sehingga bersama-sama kami dapat menemukan
> > > >jalan keluarnya,'' kata Amien.
> > > >
> > > >Pertemuan antara Gus Dur dan Amien juga menyepakati bahwa NU dan
> > > >Muhammadiyah (Gus Dur berasal dari unsur NU dan Amien dari
> > > >Muhammadiyah), sama-sama menghargai hukum Islam yang tidak membolehkan
> > > >wanita menjadi pemimpin negara.
> > > >
> > > >Sikap serupa ditegaskan Presiden PK, Nurmahmudi, bahwa partainya yang
> > > >berasaskan Islam tidak membolehkan wanita menjadi presiden. ''Karenanya,
> > > >persoalan Megawati itu harus dicarikan jalan keluarnya secara baik,''
> > > >kata dia.
> > > >
> > > >Dalam keterangan pers bersama Hamzah Haz, Gus Dur menyatakan secara
> > > >pribadi dia mendukung Megawati. Tapi di sisi lain, dia juga mengakui
> > > >dirinya pun berada di bawah kiai-kiai NU yang tunduk pada hukum Islam
> > > >yang menolak wanita menjadi presiden. ''Bagi saya pribadi, Megawati bisa
> > > >saja terpilih, tetapi kalau soal kemampuan memerintah, itu soal lain,''
> > > >kata Gus Dur.
> > > >
> > > >Sedangkan Hamzah Haz menegaskan bahwa partainya sudah terikat fatwa
> > > >ulama yang melarang wanita menjadi presiden. ''Kalau Megawati terpilih,
> > > >PPP tidak akan bersedia diajak dalam pemerintahan,'' katanya.
> > > >
> > > >Ketika ditanyakan apakah hal itu tidak mengesankan bahwa PPP kecewa dan
> > > >menunjukkan bahwa posisi tawar menawar (bargaining) umat Islam lemah,
> > > >Hamzah Haz membantah. ''Justru saat ini kami bisa menjadi pressure
> > > >(penekan), apalagi PDI Perjuangan 'kan tidak mayoritas.'' Meski telah
> > > >bertemu dengan para tokoh partai, Gus Dur menyatakan sampai saat ini
> > > >belum ada jalan keluar yang tepat untuk memecahkan masalah 'buah
> > > >simalakama' itu. ''Justru pertemuan ini dilakukan untuk mencari jalan
> > > >keluar yang hingga kini belum didapat,'' katanya.
> > > >
> > > >Namun Gus Dur menjanjikan bahwa jalan keluar yang akan dicapai adalah
> > > >''win-win solution''. Artinya, pemecahan yang bisa diterima semua pihak.
> > > >Namun tentang ini menurut Gus Dur situasinya masih tergantung
> > > >perkembangan nanti.
> > > >
> > > >Saat ditanyakan apakah pertemuan juga membicarakan tokoh alternatif,
> > > >bukan Megawati dan bukan Habibie untuk bisa menjadi presiden mendatang,
> > > >Gus Dur menjawab, ''Itu rahasia perusahaan. Saya tidak boleh ngomong
> > > >apa-apa. Nanti nggak jadi-jadi.'' Apakah pertemuan juga mengantisipasi
> > > >kemungkinan anggota TNI yang menjadi presiden, Gus Dur mengatakan,
> > > >''Mudah-mudahan tidak.''
> > > >
> > > >Pada hari yang sama, di tempat terpisah Presiden Partai Syarikat Islam
> > > >Indonesia (PSII 1905) Ohan Sudjana mengatakan wanita tidak bisa menjadi
> > > >orang nomor satu di Indonesia. ''Tapi kalau nomor dua bisa.'' Presiden,
> > > >kata Ohan yang ditemui pada diskusi 'Rekonstruksi Gerakan umat Islam
> > > >Menyongsong Millenium Ketiga', harus laki-laki, sedangkan wakil presiden
> > > >boleh dijabat wanita.
> > > >
> > > >(Republika Online edisi)
> >
> > ____________________________________________________________________
> > Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at
> http://webmail.netscape.com.
>
> ____________________________________________________________________
> Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at 
>http://webmail.netscape.com.

Kirim email ke