Jeng Ira Damayanti,

Apakah orang-orang yang Anda ceritakan itu dalam menginjil disertai dengan
paksaan dan ancaman? Saya kok tidak/belum menemukan dalam penjelasan Anda.
Apakah orang-orang yang diberi bahan bacaan itu kalau ada yang menolak lalu
diancam? Tidak 'kan. Mengapa pendeta dilarang berpraktek pengobatan kalau ia
diberi kuasa Roh Kudus? Aneh sekali pemaparan Anda itu dianggap suatu yang
salah.

Saya tinggal di lingkungan yang dulu dikenal sebagai basis PPP. Tidak jarang
orang bertamu ke rumah saya dengan mengucapkan "assalammualaikum". Padahal
tamu ini sangat mengerti bahwa saya adalah penganut Kristen. Tanpa basa-basi
saya menjawab "mualaikum salam" (koreksi saya bagaimana menulis yang benar).
Tidak jarang juga orang-orang ini meminta bantuan saya (baik tenaga, duit,
atau beras). Salahkah saya membantu mereka dengan kasih? Salahkah juga
mereka meminta bantuan kepada saya yang Kristen? Jika jawaban Anda "tidak
bersalah" artinya Anda "negotiable". Artinya lagi apa yang Anda paparkan di
bawah sangatlah mengada-ada jika dikatakan "salah" (atau tidak baik).

Wassalam,
Efron

-----Original Message-----
From:   Ira Damayanti [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:   Thursday, 08 July, 1999 10:50 AM
To:     [EMAIL PROTECTED]
Subject:        Kisah nyata: Menanggapi kisah: Pemurtadan itu Ada di
Minangkabau

Assalam

Maaf kalau saya ikutan..
Bukannya saya ingin mengadu domba siapapun, hanya menyampaikan pengalaman
yang saya terima.. kepada siapapun saya mohon maaf sebesar-besarnya
terlebih dahulu..

Tapi mengenai tanggapan Bung Efron, okelah, saya tidak menyalahkan agama
Anda ataupun siapapun.. tetapi mengenai kristenisasi ini, memang ada
benarnya, oknum2 yang berlaku demikian terhadap kami yang muslim.
Pembantu saya pun masuk kristen setelah diajak orang secara intensif di
desanya yang mayoritas beragama Islam.

Soalnya saya dan keluarga saya mengalami sendiri.
------------------------------------------------------------------------

Kami mempunyai saudara nasrani, mereka berdua suami-istri penginjil..
yang tidak dikaruniai anak.Mereka pun lalu sering mengasuh anak2
yang tidak dirawat oleh kedua oarangtuanya.

Nah,suatu ketika , saat itu saya masih SD keluarga kami sedang
mengalami guncangan hebat, saudara kami
tersebut lalu datang kepada kami dan secara halus tetapi pasti mengajak
kami, dengan ayat2 di Injil, untuk masuk ke agama nasrani.
Hampir tiap minggu secara intensif mereka mendatangi kami dengan membawa
oleh-oleh makanan atau apapun yg menyenangkan kami dan kemudian
tentu saja tak lupa mempersuasif kami untuk ikut ajaran nasrani
Bahkan mereka memberi kami majalah2 kerohanian nasrani,atau bulletin
seperti "Renungan Harian" .. untuk dibaca sambil mereka juga membacakannya
untuk kami... kisah2 nasrani dan ayat-ayat Alkitab.
Pernah juga mereka membawa kami jalan-jalan, yang tak tahunya ke gereja.
lalu ke perkumpulan kebaktian... dan pengobatan2 penyakit oleh perkumpulan
tersebut yg dilakukan oleh seorang pendeta.

Nah, apakah itu bukan bagian dari kristenisasi ?
Mereka tahu kalau keluarga kami muslim.
Tapi mengapa kok mereka memaksakan secara implisit bahwa kami harus
percaya akan ajaran nasrani ?
Terlebih lagi ketika itu manakala keluarga kami sedang terguncang hebat,
saya dan adik saya masih kecil2..( SD kelas 1 )
Yah, mungkin mereka pikir itu saat yang tepat ?? Ketika keluarga kami
butuh pegangan apalagi saya masih dianggap kecil dan belum bisa berpikir.

Saya bukannya menyalahkan dan tidak akan menyalahkan suatu ajaran agama
apapun karena itu menyangkut kepercayaan masing-masing individu, hak
tiap individu untuk memeluk agama dan apa yg terbaik untuk dipercayainya
tapi mengapa setahun itu seakan kami terus menerus dicekoki akan ajaran
agama lain ?

Kami mempunyai kepercayaan sendiri.Dan Alhamdulillah, kami lalu memanggil
guru ngaji yang makin memperkokoh kami sehingga dengan halus pun kami
menolak ajakan2 yg mereka sampaikan terhadap kami.

Dan seiring dengan membaiknya keadaan keluarga kami, dan makin dekatnya
kami dengan guru ngaji kami, lambat laun mereka pun menyurut.
Tak ada lagi ajakan2 dan khotbah2... oleh-oleh makanan, ajakan2 ke
kebaktian2.......
Tetapi terkadang ketika kami jumpa mereka dalam pertemuan keluarga,mereka
masih saja secara halus mempersuasif kami.

Bahkan ketika kami merayakan Hari Raya Idul Fitri, mereka datang dengan
mengucapkan "Shalom" serta  "Haleluyah" di depan pintu.

Bukan kami saja, bahkan kepada keluarga besar kami.
Bahkan kepada orang tua ( nenek dan kakek saya almarhum ), ketika beliau2
masih hidup, tak jarang mereka memberi hadiah hiasan dinding dengan
kata2 mutiara bersumber dari Injil..Lalu ketika nenek saya sakit mereka
bacakan ayat2 Alkitab di samping tempat tidur nenek saya dan mempersuasif
nenek supaya memeluk nasrani sebelum akhir hayatnya.
Tapi nenek saya pun teguh dengan imannya dan akhirnya wafat dalam keadaan
Islam.Begitu pula kakek saya.

Apakah ini dibenarkan di agama nasrani ???
Saya rasa tidak ada agama apapun yang meyuruh untuk memaksakan agamanya
kepada orang lain yang telah beragama.

Maaf, cerita yang saya sampaikan ini benar-benar saya alami, benar adanya
dan dapat dipertanggungjawabkan.
Tetapi sekali lagi bukannya untuk mengadu domba, tetapi ini pengalaman
pribadi saya yang tak terlupakan, terus terang agak sedikit membawa trauma
terhadap saya dan keluarga besar saya.
Tetapi bagaimana pun kami masih tetap berhubungan baik dan menjallin
silahturrahmi terhadap saudara kami tersebut hingga saat ini.
Asalkan tidak menyangkut persuasi agama saja kami pun masih dekat dan
hangat sebagai saudara dalam keluarga kami.

Saya hanya ingin agar Anda-Anda semua membuka mata bahwa kejadian2 dan
pemberitaan2 itu mungkin benar adanya..Tiada asap tanpa api kan ?

Tapi tujuan saya di sini agar umat nasrani lebih obyektif dan membuka
mata bahwa ternyata ada yang berbuat demikian, dan umat Islam saya
harap Anda tidak menjadi panas lalu bersikap prejudice,apriori dan
suusdzan terhadap umat nasrani.
Marilah kita perkuat dan saling menghargai keberadaan agama
masing-masing.Hargai kebebasan memeluk agama.Janganlah mempengaruhi dan
memaksa orang yang sudah beragama.
Semua agama pada hakekatnya benar menurut penganutnya masing-masing.
Kenapa harus diributkan ? Dan meributkan kepercayaan orang lain ?


Sekian dari saya,semoga ada manfaatnya yang bisa kita renungkan bersama

Wassalam


Ira

Kirim email ke