Bung Irwan dan Bung Jupri Anjas Asmaradhana,

Saya salah satu saksi kalau Bung Irwan mengatakan yang sebenarnya. Bung
Irwan mendukung partai manapun selain Golkar dkk.

Mengenai Belo? Siapapun orangnya saya sependapat kalau ia mengecam
pembantaian. Pembantaian di manapun sangat mengenaskan dan tidak boleh
dibiarkan. Saya dukung semua orang yang menentang pembantaian siapapun
orangnya termasuk Belo dan para ulama Islam. Namun jika itu digunakan
sebagai dagangan politik mereka tak ubahnya bajingan tengik termasuk juga
Belo dan ulama. Saya sendiri tak suka pada Belo yang bermuka dua. Namun saya
mendukung segala usahanya untuk menghentikan pembantaian di Timtim.
Ingatlah, yang menjadi korban itu adalah manusia bukan ayam potong.

Buat Bung Jupri mari kita berdiskusi lebih terbuka lagi. Anda jangan
setengah-setengah melakukannya.

Wassalam,
Efron

-----Original Message-----
From:   Irwan Ariston Napitupulu [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:   Tuesday, 14 September, 1999 12:31 PM
To:     [EMAIL PROTECTED]
Subject:        Re: What a funny statement: :-)

In a message dated 9/12/99 6:43:04 AM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

> Dari pengamatan saya Bung Irwan tidak pernah netral juga.
>  Yaitu selalu memusuhi orang di luar Megawati dan PDIP,
>  walaupun selalu bilang mendukung tokoh reformasi yg lain.
>  Sikap yg berbeda dengan Mega selalu disebutkan melenceng
>  dari tujuan reformasi. Hehehe....:) Ini bukti di lapangan lho.

Irwan:
Bukti lapangan?...:)
Selalu memusuhi orang di luar Megawati dan PDIP?
Tahukah anda sebelum pencoblosan saya termasuk
barisan pendukung setia trio partai reformasi, PAN, PKB, PDIP?
Dan itu saya lakukan dengan konsisten, tidak menyerang
satu pun baik PAN, PKB, PDIP.
Ketidaktahuan anda akan hal ini hanya membuktikan anda
baru bergabung di milis permias. Sayang, saya tidak
punya arsipnya, seandainya di milis ini kita bisa ambil
arsip2nya, maka akan saya tunjukan hal tersebut.
Yang saya serang itu partai2 Golkar cs karena sejak awal
kampanye, saya sudah jelas2 menyatakan diri anti Golkar.

Saya tidak netral?
Oh, jelas sekali saya tidak netral karena memang
dari pertama kali kampanye saya sudah menegaskan
diri anti Golkar. Jangan berharap saya untuk netral
di milis ini karena ada yg saya perjuangkan yaitu
gerakan reformasi yg kalau mentok akan berubah menjadi
gerakan revolusi rakyat. Saya tetap konsisten dengan
hal ini, berdiri bersama rakyat demi rakyat.

Berhubung anda tampaknya baru bergabung di milis
permias, sekalian saja saya tambahkan sedikit cerita
tentang sikap saya. Saya mendukung trio partai reformasi,
PAN, PKB, dan PDIP. Sementara dukungan nyata berupa
suara akan saya salurkan lewat PDIP, begitu dulu saya
memproklamirkan diri. Kenapa saya memilih PDIP saat itu?
Alasan sederhana saja, karena kebetulan saya melihat
garis perjuangan PDIP yg membela rakyat kecil sama
dengan garis perjuangan saya. Setiap orang bisa punya
garis perjuangan yg berbeda2 dan itu buat saya sah2 saja.
Karenanya partai reformasi punya alternatif2 lainnya
seperti PAN dan PKB.

Anjasmara:
>  Yang perlu digaris bawahi adalah:
>  - Belo telah menggunakan kedudukannya sebagai uskup untuk berperan
>    aktif dalam politik. Karena Bung Irwan membela posisi Belo, maka
>    seharusnya Bung Irwan jangan pernah lagi mempertanyakan
>    keberadaan tokoh-tokoh keagamaan lain di Indonesia untuk
>    berpolitik. Bila bersikap lain daripada yg ini, maka pendapatnya
>    tidak dapat dipegang.

Irwan:
Ini fitnah lagi. Sejak kapan saya pernah mempertanyakan
keberadaan tokoh2 keagamaan lain di Indonesia yg berpolitik?
Apa pernah saya mempermasalahkan hal tersebut?
Kalau anda jeli, itulah inti dari komentar saya terhadap
bung Ramadhan Pohan yg bagi saya kurang jeli melihat
apa yg terjadi di Indonesia. Kenapa ketika Belo berteriak
untuk membela umatnya yg sedang di "bantai" di Timtim
dia harus di "warning" dengan tuduhan bermain politik?
Sementara bung Ramadhan Pohan sendiri lihat tokoh2
agama lainnya yg setiap harinya sarat dengan ancaman2
dan terjun langsung ke arena politik. Apakah Ramadhan
Pohan disini menerapkan standar ganda? Saya pikir
kemungkinan ini karena dia kurang-jeli saja dalam melihat
situasi dari sudut yg lebih luas lagi.
Belum lagi bila kita melihat dari sudut pandang kejadian
yg baru dialami langsung oleh Belo yg bukan malaikat
tapi hanyalah manusia normal, manusia biasa, sama
seperti kita.

Anjasmara:
>  - Berada di lapangan langsung tidak perlu diartikan mengerti
>    betul permasalahan dan akan menyuarakan kebenaran. Sebaliknya
>    tidak berada di lapangan langsung tidak harus diartikan tidak
>    akan mengerti persoalan ataupun tidak mampu menyampaikan
>    kebenaran. Yang ini kelihatan sekali belum atau sengaja tidak
>    dimengerti oleh Bung Irwan.

Irwan:
Silahkan tunjukan, dimana salahnya Belo.
Silahkan bung Ramadhan Pohan jelaskan maksud tulisan dia.
Apa yg dari Belo yg menurut dia tidak tepat dan sebutkan
alasannya. Mari kita lihat dan bahas bersama dengan prinsip
tidak ada diskriminasi perlakuan dalam hal ini.
Saya siap meralat pernyataan saya dan mendukung apa
yg dikatakan/disayangkan oleh Ramadhan Pohan atas sikap
Belo bila memang dia bisa buktikan hal tersebut dengan
argumentasi yg kuat dan sekali lagi, tanpa diskriminasi perlakuan.
Silahkan saja, kita terbuka di milis ini, bukan?...:)


jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu

Reply via email to