Dari www.kompas.com

Pasukan PBB Aniaya 8 Anggota PPI Manatuto Satu Tewas

Atambua, NTT, Antara

Pasukan PBB di Timor Timur (Interfet) menganiaya delapan anggota Pasukan
Pejuang Integrasi (PPI) "Mahadomi" dari Kabupaten Manatuto, sekitar 66
km timur kota Dili, sehingga satu tewas akibat dibakar dan dua lainnya
belum ditemukan.

Komandan PPI "Mahadomi", Filomeno Antonio Britto, di Atambua, Kamis
mengatakan, delapan anggotanya yang dianiaya di Kompleks Dermaga
Pelabuhan Dili sejak Senin (20/9) sore, masing-masing Lino Soares,
Antoninho Soares, Marcelino de Jesus, Gregorio Soares, Matias Soares,
Alberto, Domingos dan Olementino.

Clementino tewas setelah diguyur dengan bensin kemudian dibakar di
tempat terbuka di dermaga tersebut oleh anggota pasukan PBB asal
Australia. Sedangkan dua lainnya yakni Alberto dan Domingos hingga kini
belum diketahui nasibnya.

Lima anggota lainnya berhasil meloloskan diri dari Dermaga Dili dan
kemudian menumpang truk milik TNI dari Batalyon 744 yang bermarkas di
kota Dili menuju ke perbatasan di kota Atambua Kabupaten Belu Provinsi
Nusa Tenggara Timur.

Lima orang itu tiba di Atambua pada Rabu (22/9) sekitar pukul 24.00 WITA
dengan wajah yang babak belur serta pakaian berlumuran darah.

"Anggota kami dari Manatuto dengan mobil 'turun' ke Dili tanpa membawa
senjata. Tetapi di tengah jalan mobil rusak sehingga memutuskan masuk ke
Makorem. Dari Korem kemudian disarankan ke pelabuhan agar bisa
dievakuasi dengan kapal laut," katanya didampingi lima saksi dan
sejumlah anggota Mahadomi lainnya tatkala ditemui di salah satu rumah
penduduk di kota Atambua.

Tetapi ketika memasuki pelabuhan, sejumlah anggota Dewan Nasional
Perlawanan Timor Leste (CNRT) memberitahu kepada anggota pasukan PBB
yang berjaga di tempat tersebut sambil menuduh mereka sebagai pembunuh,
pembakar rumah penduduk dan penjahat perang.

Diikat Interfet
Anggota pasukan PBB itu kemudian menangkap, mengikat, menginjak-injak
dan memukuli delapan orang tersebut. Tindakan itu dilakukan selama dua
hari satu malam, dan Clementino kemudian dibakar hidup-hidup sambil
disaksikan sejumlah anggota kelompok pro-kemerdekaan yang ada di sekitar
dermaga tersebut.

"Mereka itu yang melakukan semua ini kepada anak buah saya dan
orang-orang CNRT telah menjadi mata-mata mereka," ujarnya dengan nada
tinggi.

Ketika peristiwa itu terjadi, anggota Mahadomi tidak menggunakan atribut
atau senjata api milik kelompok tersebut namun hanya mengenakan pakaian
sipil.

Filomeno segera menyampaikan laporan kejadian tersebut kepada Panglima
PPI, Joao Tavares, dan Bupati Manatuto Vidal Domingos Doutel Sarmento.
Hingga kini pihaknya masih menunggu perintah pimpinan untuk mengambil
langkah dalam menanggapi perlakuan anggota pasukan PBB tersebut.

"Kami tidak akan mundur satu langkah pun menghadapi pasukan PBB, kami
siap menghadapi mereka. Pasukan PBB sama saja dengan UNAMET (Misi PBB di
Timtim) yang tidak netral," katanya.

Ia mengutuk keras tindakan pasukan PBB tersebut karena terbukti tidak
netral dalam melaksanakan misinya di Timtim.

Sebanyak 431 anggota Mahadomi saat ini telah berada di perbatasan di
Atambua, sedangkan sekitar seratus orang lainnya masih berada di kota
Manatuto bersama sekitar 600 warga setempat lainnya, yang hendak
mengungsi ke perbatasan.

Sementara saksi Lino Soares mengatakan, ketika memasuki kawasan Dermaga
Dili, mereka langsung ditangkap, diborgol dan dibawa ke salah satu
ruangan kotor di tempat tersebut, selanjutnya dianiaya oleh satu regu
pasukan PBB.

"Orang-orang CNRT berteriak-teriak mencaci maki kami di depan anggota
pasukan PBB," katanya dalam bahasa daerah Timtim, Tetun.

Rencananya, delapan orang itu akan diangkut ke Hera Kecamatan Dili
Timur, sekitar 15 kilometer timur kota Dili, tetapi seorang pimpinan
pasukan PBB di tempat itu melarang sehingga dibawa kembali masuk
pelabuhan, demikian Lino Soares.

Kirim email ke