In a message dated 10/15/99 1:25:26 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

> Well, Bung Irwan. Terlepas dari kesan ekonom partisan (hehe... dan
>  sejujurnya memang saya melihat anda sebagai partisan), saya dengan tulus
>  meng-encourage anda untuk terus berkarya.

Irwan:
Bung Jeffrey, terima kasih atas encouragement yg diberikan....:)
Sekedar konfirmasi atau penjelasan dari saya saja, saya bukan
partisan (anggota partai) PDIP. Sikap politik saya dari dulu
sudah jelas yaitu berdiri bersama rakyat, khususnya rakyat kecil.
Siapapun yg akan berjuang menolong rakyat kecil, saya akan
dukung mereka. Partai manapun yg telah merebut hati rakyat
sehingga menjadi pemenang pemilu, capresnyalah yg akan saya
dukung penuh. Ini sudah saya ucapkan jauh2 hari sebelum
pencoblosan di mulai. Saya akan konsisten dengan ucapan
saya dulu. Seorang Amien Rais boleh tidak konsisten dengan
janjinya sebelum pemilu, tapi tidak dengan seorang Irwan
Ariston Napitupulu.
Irwan Ariston Napitupulu akan terus konsisten berjuang dan
berdiri bersama rakyat kecil. Ini komitmen saya pribadi.

Jeffrey:
>  Benar salah adalah biasa, dan semua bersifat relatif atau conditional. Bila
>  memang betul anda tidak mengajukannya sendiri kepada Detik.com, mungkin
>  wartawan Detik.com mempunyai alasan tersendiri untuk memuatnya dan
melakukan
>  perubahan redaksional. Cuman itu pendapat saya.

Irwan:
Seperti yg sudah saya jelaskan sebelumnya tentang artikel
tersebut, tulisan dasar dari artikel yg dimuat di detik.com
awalnya adalah untuk konsumsi milis rupiah dan saham.
Tulisan dasar itu pun sudah saya kirimkan ke milis ini
dan juga saya berikan link nya.
Walau detik.com melakukan pengeditan dan memuatnya
secara terbuka sebelum minta konfirmasi ke saya terlebih
dahulu (permintaan konfirmasi dilakukan beberapa saat
setelah dimuat), saya pada dasarnya tidak berkeberatan
pihak detik.com memuat edisi editan tersebut. Hendaknya
ini menjadi jelas ke rekan2.

Poin yg dilihat oleh detik.com pada tulisan saya tersebut
seperti yg diungkapkan oleh editornya kepada saya adalah
poin 'perlunya keseimbangan atau kontrol atas pemerintahan
nantinya'. Editornya tampaknya tertarik dengan poin pemikiran
saya yg bila nanti Gus Dur yg menjadi presidennya, AR akan
segan untuk melakukan fungsi kontrolnya.

Seorang rekan disini (saya lupa namanya), sempat menanyakan
logika dari pemikiran saya tersebut dengan dasar berpikir bahwa
seorang AR hanyalah ketua MPR saja dan yg mengontrol
ada 699 orang lainnya nanti. Jadi, katanya kurang tepat kalau
saya sampai punya pemikiran tersebut.

Setelah membaca ucapan tersebut, saya lalu bertanya pada
diri sendir, kalau memang kekuatan jabatan ketua MPR hanya
segitu saja, kenapa kemarin orang ribut2 dan ramai2
serta bertarung penuh untuk jabatan Ketua MPR?
Saat itu saya hanya yakin pada diri sendiri bahwa jabatan
Ketua MPR memiliki kekuatan yg mungkin belum saya
ketahui. Dan saya yakin berjalan dengan waktu, nanti akan
terbukti omongan saya.

Ternyata kecurigaan saya tidak harus menunggu waktu yg
lama untuk pembuktiannya. AR sudah mulai menunjukkan
diri, siapa dia sebenarnya, apa garis perjuangannya.

Silahkan lihat contoh2 artikel/berita nya di:
http://www.mediaindo.co.id/detail_news.asp?id=1999101800060472
http://www.detik.com/berita/199910/19991017-1316.htm
http://www.detik.com/berita/199910/19991017-1540.htm

Bagaimana mungkin seorang ketua MPR menghalangi
anggotanya yg ingin minta kejelasan atas hal2 yg dia
anggap perlu dijelaskan dari jawaban atas pertanyaan2
yg diajukan sehubungan LPJ Presiden? Kenapa alasan
habisnya waktu yg digunakan oleh AR? Bukankah tidak
sulit menambah waktu sekitar 1-2 jam untuk tanya jawab?
Kenapa masalah sepenting itu dihalangi2 oleh AR?
Seorang Clinton harus menghabiskan berjam2 lamanya
ketika dia harus menghadapi pertanyaan2 seputar kasusnya
dengan Monica khususnya masalah "kebohongan" ucapan
atau pengakuan dia terdahulu.

Hendaknya ini menjadi kewaspadaan kita semua
atas pihak2 mana saja yg murni berjuang bersama
rakyat, dan pihak2 mana saja yg sebenarnya pro
kebejatan.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu

Kirim email ke