Nampaknya ada yang kelewatan... seberapa besar ember
dana yang kita butuhkan..!? Kalau perlunya 1 drum tapi
yang disodorkan 5 drum yaa kita tahu kan asal
muasalnya.

Karena biasa dipotong, sudah menjadi praktek yang
lazim Departemen mengusulkan anggaran yang dimarkup
atau dicreate ala kadarnya (bisa dari pejabat yang
pulang dari LN ketemu supplier, atau keinginan
petinggi negara -- lihat proyek lahan gambut dan
keterlibatan mantan menteri PU).

Kemungkinan yang kemudian bisa terjadi juga adalah:
Bappenas melakukan rasionalisasi dan effisiensi
program (baca: mencoret) -- tanpa takut kehilangan
posisi jabatan, DepKeu (bersama-sama Bappenas) saling
control dan mengoptimalkan penggunaan anggaran
disesuaikan dengan satuan harga (baca: memotong), dan
BPKP melakukan pemeriksaan setiap adanya tindak
penyelewengan penggunaan anggaran. BPK? rasanya di
sini nggak ikutan deh...

Nggak perlu cari siapa yang salah (duluan), tapi
praktek-praktek semacam itulah yang perlu kita
berantas sekarang ini. Gimana? Sesuaikan gaji PNS
dengan kebutuhan biaya hidup, beri keteladanan dari
seluruh jajaran pimpinan, and formulasikan dan
terapkan sangsi setiap pelanggaran yang ada.

Insya Allah, kita jadi bangsa yang maju dan bermoral.

KD.

--- Jeffrey Anjasmara <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Bila selama ini kita memandang oknum-oknum pegawai
> melakukan korupsi,
> sebaiknya kita mulai melihat hulu dari segala
> permasalahan. Satu hal dari
> 'kebaikan' dari berbagai keputusan pemerintah
> Wa-Hyde yang amburadul adalah
> perubahan status Bappenas, yang akan dikembalikan ke
> dalam fungsinya sebagai
> perencana, bukan perencana dan pembagi proyek yang
> selama 10 tahun ini
> diemban.
>
> Sebagai suatu badan yang menjadi demikian strategis,
> maka Bappenas berubah
> menjadi godfather bagi jalannya pemerintahan. Semua
> urusan harus mendapat
> restu dari bappenas. Semua departemen wajib sowan
> kepada para pegawai
> Bappenas, tentunya dengan segepok kertas berwarna
> hijau. Para pimpinan
> proyek harus menghadap dan membicarakan persentase
> dana untuk pelicin. Bila
> tidak menghadap, maka jangan harap persetujuan akan
> turun. Dari berbagai
> kebocoran dana pembangunan, bila kita misalkan
> saluran uang ke proyek adalah
> pipa, maka kebocoran di tangan godfather ini berada
> tepat di mulut pompa
> air. Boro-boro lewat pipa, sebagian dana ini belum
> sempat merasakan untuk
> menyentuh karat dalam pipa saluran.
>
> Selain kebocoran dana di mulut pompa, kebocoran yg
> lain dan tak kalah besar
> terjadi di Depkeu, yaitu di bagian anggaran. Modus
> operandinya adalah sama
> saja. Kalau tidak diberi, maka anggaran diancam akan
> dipotong. Dari dua
> institusi ini saja kebocoran dapat mencapai 30%.
>
> Setelah aliran air mengalir, si pemilik pipa tidak
> boleh mencurahkan seluruh
> air ke dalam sawahnya. Sebanyak 10% harus ditadah di
> dalam penampungan
> sementara, katakanlah jirigen. Tidak perduli
> bagaimana baiknya pengolahan
> sawah, jirigen harus diisi penuh. Saat pengolahan
> sawah masih dilangsungkan,
> maka BPK dan BPKP akan datang untuk mengukur aliran
> air itu. Tentu saja
> kesalahan pertama sudah ada. Kok cuman 70% saja
> total air yang mau
> dialirkan? Tentu saja mereka menutup mata bahwa 30%
> air tidak sempat
> mengalir. Kalaupun si pemilik sawah mampu
> menjelaskan bahwa 70% air
> digunakan untuk sawah, sejumlah kesalahan harus ada
> atau dipersiapkan. Kalau
> tidak nanti si pemilik sawah harus menjelaskan 30%
> air, yang akhirnya tidak
> berhenti-henti bersilat lidah membahas permasalahan
> yg sebetulnya sudah
> sama-sama tahu.
>
> Dengan demikian, sebagus apapun prestasi si pemilik
> sawah, sudah terdapat
> kesalahan kebocoran "di luar tanggung jawabnya".
> Katakanlah ini faktor
> inheren. Dengan efisiensi 100%-pun, si pemilik sawah
> harus tetap menyediakan
> jirigen tadi. Thus, dia dari awal hanya mempunyai
> air 60% saja. Bila si
> pemilik sawah tidak berani menjamin kebocoran oleh
> lubang yuyu kangkang,
> lubang ular di sawahnya, maka another 10% harus
> disiapkan di jirigen.
> Berarti terdapat kesalahan pengelolaan kan? Total
> hanya terdapat 40-50% air
> yang siap curah ke sawah tersebut.
>
> Dengan berbagai kebocoran oleh lubang yuyu dan ular,
> maka 10% atau lebih
> akan kabur dari sawah. Hence, total 40% atau kurang
> yg menggenangi
> persawahan.
>
> Dengan demikian, sangat penting untuk memaksa
> pemerintahan Mr. Wa-Hyde
> memberlakukan pengumuman harta kekayaan setiap
> pihak-pihak yg terkait ini.
> Jangan pula lupa bahwa seluruh jajaran kabinetpun
> harus mengumumkan
> kekayaannya. Atau Mr. Wa-Hyde sudah lupa berdiri
> dari kursi Ligna?
>
>
> Jeffrey Anjasmara
>
>
______________________________________________________
> Get Your Private, Free Email at
> http://www.hotmail.com
>


=====

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Bid and sell for free at http://auctions.yahoo.com

Kirim email ke