Dear Permias Miliser,

Ikutan urun pendapat, saya sependapat dengan bung Faransyah.  Rasanya capek
dan emosian juga baca e-mail yang tendensius dan memprovoke sentimen SARA
terus menerus. Kalau perdebatannya sehat, fakta di counter fakta, analysis
dibalas analysis tandingan dan argumentasi yang terukur, tanpa terlalu
menyinggung pribadi dan dalam batas-batas etika berdebat yang sportif, saya
rasa akan  membantu kita dalam mencari solusi dan pencerahan bagi Miliser.
Bukankah ini tujuan kita dalam mengikuti suatu mail-list.

Provokator dalam suatu brainstorming dan juga Milist memang diperlukan, agar
semua ide-ide gila bisa keluar  dan kita mendapatkan solusi dan pencerahan
masalah. Tapi provokator untuk memojokkan dan menonjolkan SARA, dengan niat
jahat untuk mengkompori miliser, tapi kemudian lari dari perdebatan yang
tuntas tanpa sportifitas untuk mengakui kebenaran, saya rasa tidak membantu
Indonesia (dan Ambon) untuk keluar dari krisis.

Saya usul agar penguasa Milist ini membentuk dewan etik ataupun prosedur
voting untuk meningkatkan mutu dan mengeliminir posting yang niat baiknya
diragukan. Bebas sich bebas, tapi kita juga punya tanggung jawab sosial,
agar setiap langkah kita bermanfaat bagi community,

salam
Ichwan




-----Original Message-----
From: Indonesian Students in the US [mailto:[EMAIL PROTECTED]]On
Behalf Of Faransyah Jaya
Sent: 05 Januari 2000 1:54
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: gimana caranya...


guys.. saya terus terang capek baca perdebatan ngebahas ambon:islam-kristen.

gimana kalo kita instead of saling ngaku paling bener, kita berbuat
something.. atas nama milis ini. saya lihat banyak tuh yang jago nulis2
panjang. kita gabung aja ide dasarnya.

lalu kita lempar deh tuh ke media massa. kali aja diperhatiin dikit. paling
nggak kita tunjukkin rasa sedih kita.

ato ada ide yang laen ?
ato emang sukanya debat doang.. jago2an nulis ?

well .. just a thought..

faran

>Date:         Mon, 3 Jan 2000 21:30:58 -0800
>Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]>
>From: Priyo Pujiwasono <[EMAIL PROTECTED]>
>Subject:      Gus Dur-Mega: Dimana "Kemanusiaan" kalian?
>To: [EMAIL PROTECTED]
>
>Masihkah ada rasa kemanusiaan kalian, melihat nyawa
>rakyat kalian bergelimpangan tiap hari?
>Hi, Megawati, sudah matikah nuranimu?
>Ketika ribuan rakyat Ambon & Aceh meregang nyawa, yang
>hidup pun tak tahu lagi sampai kapan jiwa mereka bisa
>bertahan -- tapi kau malah enak-enak nonton kembang
>api Y2K di Hongkong bersama keluarga. Dengan alasan
>PERJALANAN DINAS lagi. Masya Allah, Minta ampunlah
>sebelum Malaikat Maut meminta pertanggungjawabanmu
>nanti!
>Itu artinya Mega, kau telah tega MAKAN uang rakyat
>yang lagi SEKARAT untuk menuruti NAFSU-mu menikmati
>tahun baru yang SUPER meriah di negeri orang. Sungguh
>tak pantas kau menjadi anak Soekarno sang penyambung
>lidah rakyat!
>Juga kau Gus Dur, kali ini aku tak tahu lagi dimana
>akal sehatmu. Ketika rakyatmu tidur tak nyenyak, makan
>tak enak, nyawanya pun tak jenak, kau malah
>RIBUT-RIBUT bagaimana membesarkan PKB, partaimu itu.
>Ingat, engkau ini sekarang Presiden -- bukan ketua
>Partai atau Ketua PBNU.
>Prekkkkk!!!! Rakyat tak butuh pemimpin-pemimpin yang
>tak punya lagi hati nurani.
>Tuhan, tak ada lagikah orang baik yang punya nurani di
>negeri kami?
>Allahu a'lam bis-shawab.
>
>~yo
>__________________________________________________
>Do You Yahoo!?
>Talk to your friends online with Yahoo! Messenger.
>http://messenger.yahoo.com




------------------------------------------------------------
Happy Holidays from the staff at DCEmail.com
http://www.dcemail.com -  FREE Email for the Community

Reply via email to