In a message dated 1/14/00 1:16:25 AM Eastern Standard Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

> dear Mr. Irwan
>
>  oke langsung saja :
>
>  a. hehehehehe.........
>  subtansial ???

Irwan:
Tergantung kondisi dan siapa yg melihat.
Dalam membicarakan hal2 yg sifatnya sensitif, terkadang
sikap santai/rileks diperlukan.

>  b. you kasih contoh, nah sekarang anda yang mana
>  sebagai seorang analitis, wartawannya, atau siapa dari
>  contoh yang anda berikan ??
>  ( kalo ini kagak subtansial menurut anda, tidak usah dijawab deh, entar
anda
> malah menyusahkan lagi )

Irwan:
Tidak jelas anda membahas kasus yg mana.
Saya banyak fwd artikel akhir2 ini setelah
sekitar 3 bulan tidak begitu aktif.
Saya memang aktif hanya pada situasi/kondisi
tertentu saja yg dirasa perlu untuk aktif.

>  c. kalo anda orang yang berani beropini, bagus lah itu ...
>  cuman coba anda pikir kalo ternyata opini anda hanya membuat kesusahan
yang
> lain

Irwan:
Pro dan kontra atas suatu opini itu wajar2 saja.
Efek negatif dan positif akibat suatu opini pun menurut saya
sulit untuk dihindarkan.
Apa menurut anda sikap AR atau pun demo yg di monas
itu tidak membuat kesusahan yang lain?
Cobalah bisa melihat jangan hanya dari satu sisi saja.


>  d. coba deh dicerna lagi
>  yang saya tulis bukanlah suatu persamaan
>  karena saya bukanlah orang yang bergelut dalam bidang persamaan

Irwan:
Tidak ada bedanya. Bila saya berada di DN, maka anda
menyarankan saya untuk banyak cari info sehingga diharapkan
opininya nanti tidak hanya berasal dari satu referensi saja
(posting anda awalnya) trus kalau ada yg salah saya harus
kasih perbandingan (posting anda yg terakhir). Bila saya berada
di LN, maka anda menyarankan saya untuk tanya ke teman saya
yg di Indonesia yg saya anggap lebih tahu (posting anda awalnya),
anda juga menyarankan untuk banyak dengar info trus kalau ada
yg mengganjal tanya teman di ID.

Nah, yg jadi pertanyaan saya ke anda atas dasar apa anda
membedakan orang/teman saya yg ada di Indonesia dengan saya
yg ada di Indonesia? Kenapa bila teman saya yg ada di Indonesia
anda asumsikan mengetahui kondisi Indonesia sementara kalau
saya di Indonesia saya harus cari2 tahu dulu informasi.
Bukankah telah terjadi ketidakkonsistenan dalam menerapkan
standar?

Walau demikian, saya sadari semua ini terungkap dari pemikiran
anda karena anda sudah "memvonis" saya terlebih dahulu dengan
pikiran bahwa saya hanya memakai satu sumber saja....:)
Terus terang saja, justru saya yg mencurigai anda sekarang
menggunakan satu sumber saja, sumber dari pihak anda saja
tanpa mau mencoba mengkonfirmasi dari pihak lain.

>  e. mengenai indonesia, kalo anda bertanya selama itu saya tahu saya
beritahu
> yang sebenarnya, tapi kalo saya tidak tahu yah mau buat apa, sebagai info
> saya tidak berada di jakarta tetapi sedang berada di makassar, tahu khan
> makassar ???

Irwan:
Makassar? Tentu tahu....:)
Soto Makassar cukup ngetop tuh.
Nah, sebagai informasi saja, milis ini salah satu tujuannya ya
untuk bagi2 informasi selain untuk diskusi.
Yang ngga tahu biar jadi tahu. Seperti ada seorang netter disini
yg sempat mengira Natal di Ambon aman2 saja, dalam pengertian
pihak Islam tidak menyerang pihak Kristen.
Ternyata, dari berita yg saya bongkar/cari, kejadiannya tidaklah
demikian.
Beruntunglah saya sempat buka2 website setelah dalam masa2
natal sampai tahun baru saya liburan (jauh dari komputer), dan
pas buka email, ternyata email dari milis permias ini banyak dimuat
berita2 sepihak yg menyudutkan orang Kristen di Maluku.
Dan saya lihat anda termasuk yg diam (tidak mengomentari)
atas tidak seimbangnya informasi yg masuk di milis ini.
Ternyata, ya anda lihat sendiri dari forwardan email2 saya di awal Januari.
Memang, terkadang cukup mengecewakan bila apa yg tadinya kita
pikir A ternyata B.
Keberanian untuk menerima fakta adalah suatu hal yg
tidak mudah untuk bisa dilakukan tapi bukan tidak mungkin
untuk dilakukan.

>  f. kami adalah semuanya yang anda maksudkan, yah indonesia, yah islam, yah
> PAN

Irwan:
Indonesia? Saya memecah belah Indonesia?
Apa ngga salah anda bicara? Kalau opini saya anda kategorikan
sebagai pemecah belah Indonesia, trus anda kategorikan apa
dong posting2 dari Jeffrey dan Soehendri?
Dan hebatnya, anda tutup mata dan mulut atas posting2 mereka...:)
Selain itu, apa anda pikir demo di monas itu tidak mempunyai
efek memecah belah bangsa? Apa anda pikir umat Islam semuanya
setuju dengan demo di Monas itu? Apa anda pikir demo monas
tidak menambah masalah lain?
Makanya, kalau cari sumber itu jangan hanya dari pihak yg pro
saja dengan pikiran anda, lihat juga dari pihak lain.
Salah seorang anggota DPR dari PKB jelas2 menentang demo tersebut
khususnya dalam hal ajakan jihad.
Gus Dur pun juga menentang keras hal tersebut karena dianggap
malah hanya mempersulit keadaan yg sudah sulit.


>  g. saya baru gabung sekitar 2 bulan, karena teman saya (sudah unsubscribe
> duluan) katanya menarik, awalnya saya bergabung untuk mendapatkan info
> tentang ilmu yang saya geluti, tetapi kebanyakan politiknya dan kabar
sepihak,
>  makanya saya baru tanggap kalo ada berita yang tidak sesuai dengan
kenyataan
> dan atau menyoroti pihak saya, oke

Irwan:
Inilah susahnya, maunya hanya menerima saja tapi ngga berpikiran
untuk bagi2 ilmu...:(
Kenapa anda ngga berpikiran, kali anda bisa bagi2 ilmu/informasi
di milis ini sesuai dengan bidang yg anda geluti, sewaktu anda
mengambil keputusan bergabung di milis ini.
Nah, bukankah itu suatu keberuntungan anda bisa mendapatkan informasi
yg tidak mungkin anda dapatkan dari sumber2 berita anda?
Yang namanya otak kalau sudah dicekoki (diindotrinasi) dengan satu hal
saja, maka cara pikirnya atau ambil kesimpulan/kebijakan juga bisa sesat.
Coba deh tanya rekan2 anda di Makassar, berapa banyak dari mereka
ada yg mempermasalahkan penyerangan kelompok Islam atas
Gereja Silo (gereja yg punya arti sangat penting bagi orang Kristen
di Maluku) sehingga menimbulkan amarah orang2 Kristen di Maluku?
Hampir tidak ada, bukan? Coba lihat, adalah itu orang2 FPI demo
menentang pembakaran dan penyerangan Gereja Silo yg dilakukan
oleh orang Islam di Maluku? Tidak ada, bukan?
Kalau anda mau, anda bisa cari2 sumber berita tentang peristiwa
tersebut di:
http://www.maluku.org/hain/index.php3?m=1
Silahkan klik |bahasa| kemudian klik |peristiwa maluku|
anda tinggal pilih bulannya. Bukalah informasi2 dari
Yayasan SAGU.
Atau, anda amati lagi surat tuntutan pengacara yg sudah saya
forwardkan di milis ini. Semoga anda cukup punya keberanian
membaca kemungkinan peristiwa yg terjadi di Maluku yg mungkin
belum pernah anda dapatkan dari sumber anda.

>  h. kalau anda merasa kurang subtansial, maka saya kembalikan ke bagian
awal.
>  mengapa anda berpendapat bahwa pak Amien Rais melakukan manuver politik
> untuk menjatuhkan pak Gus Dur, bahkan "menyutujui" bahwa pak Amien Rais
> seakan menunggu kedatangan stroke pak Gus Dur

Irwan:
Waduh, ceritanya panjang oi. Saya coba serajin saya deh.
Adalah ambisi AR yg saya perhatikan ingin menjadi RI 1. Ini
sudah tampak sejak sebelum masa kampanye pemilu dimulai.
Lihatlah bagaimana dia mendekat ke Megawati dulu saat Megawati
memiliki kepopuleran yg tinggi. Saat itu sempat terjadi
kedekatan antara PKB, PDIP, dan PAN.
AR saat itu yg memiliki keyakinan PAN akan menjadi partai
pemenang pemilu, melemparkan pernyataan bahwa siapapun
yg memperoleh suara terbanyak diantara ketiga partai tersebut,
maka dua lainnya harus mendukung capres pemenang.
Apa kenyataannya? AR menjilat air ludahnya sendiri setelah
hasil pemilu ternyata sangat jauh dari perhitungan semula.
Tak lama kemudian, AR mulai mendukung GD untuk jadi
presiden dan membentuk Poros Tengah. Gerakan Asal Bukan Mega,
tampaknya mulai dijalankan. Awalnya saya perkirakan
AR mencalonkan GD dengan harapan bisa mendapatkan posisi
wapres. Tentunya dengan target utama tetap RI 1 mengingat
siapa pun tahun kondisi kesehatan GD kurang begitu baik.
Roda perpolitikan terus berputar, dan sampailah dalam posisi
AR "dijebak" dengan diberikan posisi ketua MPR....:)
Posisi ketua MPR, walau dibilang paling tinggi di negeri ini
tapi secara operasional bisa dibilang kalah aktif dengan ketua
DPR. Akbar Tandjung lah yg hebat dengan mengambil posisi
ketua DPR karena memang posisinya yg orang Golkar akan sulit untuk
menjadi pimpinan pemerintahan. Golkar saya perkirakan
akan melakukan konsolidasi dalam periode ini sekaligus
memperbaiki citranya dimasyarakat. Tentunya dengan target
menang pemilu tahun 2004. GD bisa dibilang sangat cerdik,
melihat dan menyadari Megawati belum pasti bisa terpilih
jadi presiden walau partai pemenang pemilu, dan juga menyadari
bahwa kalau Megawati naik saat itu bukannya tidak mungkin
Indonesia makin kacau, akhirnya GD maju terus untuk pemilihan
presiden dengan bekal dukungan pribadi dari AR.
AR yg dikejar terus akan keseriusan dukungan atas GD
oleh PKB, tidak bisa tidak harus terus konsisten mendukung
GD apalagi dia tidak melihat calon lain yg bisa mengalahkan Mega.
Singkat cerita GD terpilih, tapi diluar dugaan, GD berkeras
memilih Mega menjadi wapres tentunya dengan pertimbangan2
tertentu spt menghindari terjadinya perang sipil bila sampai partai
pemenang pemilu tidak mendapatkan apa2. Selain juga saya yakini,
GD punya kedekatan sendiri (sejarah)  dengan Mega.
Sekedar tambahan informasi saja, saya adalah salah satu orang
yg tidak mendukung saat itu GD menjadi presiden (bisa di cek
di milis ini). Tapi karena saya pada dasarnya selalu mengacu yg terbaik
buat Indonesia, setelah saya lihat dan menyadari ketika GD akhirnya
terpilih dan menjalankan pemerintahan dengan baik, maka dukungan
saya otomatis saya berikan padanya spt yg anda lihat. Ini juga
pernah terjadi di awal Habibie naik jadi presiden, dimana waktu itu
saya termasuk pihak yg memberi kesempatan Habibie berbuat sesuatu
dan saya dukung tindakan2 awalnya. Sayangnya, belakangan terlihat
boroknya dan akhirnya saya menjadi penentangnya.....:)
Hal ini juga akan saya lakukan ke GD dan Mega kalau kelak saya
melihat mereka menyalahi kepercayaan yg diberikan oleh rakyat.
Sampai sejauh ini saya tidak melihat kesalahan2 fatal yg dilakukan
oleh mereka berdua. Karenanya selama hampir tiga bulan ini ya saya
tenang2 saja, kasih kesempatan mereka bekerja dan coba bantu2
sedikit dari bidang yg saya kuasai. Tepatnya kasih support dan
bukan dengan cara goyang2.
Kembali ke soal AR. Karena sudah merasa jadi orang penting
dan paling berjasa, akhirnya AR banyak ngatur2 dalam penyusunan
kabinet GD. Perhatikan kata2 Akbar Tandjung yg sempat bilang
kalau AR itu sampai nongkrongin GD dalam penyusunan kabinet.
Alhasil, orang2nya AR banyak yg mendapat posisi2 basah di kabinet GD.
Bahkan sempat memaksakan Cacuk untuk menggantikan Glenn
sebagai ketua BPPN yg saat itu masalahnya naik kepermukaan
sehingga tidak jadi dilakukan dan baru kesampaian akhir2 ini.
Ntah siapa yg mengompor2i AR, tindakannya dikemudian hari
bukannya memberi kesempatan GD menjalankan pemerintahan
dengan baik, eh malah sering merongrong. Mulai dari soal Aceh,
Ambon, dll. Belum komentar2nya atas kelambatan kabinet GD
dalam menyikapi masalah ekonomi. Buntut2nya, GD ingin mereshuffle
kabinet yg mengakibatkan AR menyadari kesalahan ucapnya tapi
sayangnya dengan melontarkan ancaman bahwa kalau GD berani
main geser, maka hati2 GD bisa tergeser (detik.com).
Kasus demo monas, sebenarnya pengamatan saya AR ikut2an
hanya melihat mungkin dia pikir popularitasnya dia bisa naik.
Ntah siapa yg ngomporin AR, sehingga dia terjebat membuat
pernyataan yg bisa merepotkan pemerintahan GD yaitu pernyataan
jihad. AR tampaknya tidak bijaksana menyikapi dirinya yg ketua MPR
yg mempunyai dampai politis yg seharusnya tidak kecil.
Pernyataan jihad bisa mengacaukan usaha GD yg sudah dirintis
dari awal dia memerintah. Dengan jihad (perang fisik), maka
pihak LN akan melihat lain atas Indonesia. Para investor yg tadinya
sudah akan masuk, bisa jadi menarik diri. Dan ini amat sangat
tidak menguntungkan bagi pemulihan perekonomian Indonesia
yg buntut2nya ya GD lagi yg  susah nantinya. Belum lagi ada
kemungkinan Indonesia bisa dikucilkan dari dunia internasional
bila jihad itu benar2 dilakukan. Yang susah nantinya ya semua
rakyat Indonesia lah. Inilah yg tidak diperhatikan oleh AR tapi
dirasakan oleh GD. AR mah enak2an aja di DN, sementara GD
harus berjuang keras keliling dunia agar rakyat Indonesia masih
bisa punya uang untuk sekedar "beli makan" sebelum nantinya
SDM kita bisa pulih lagi.
Menyadari kesalahan sikap AR, dan menyadari GD kesal,
AR merubah sikapnya yg bisa kita lihat dari jawaban2nya
ketika bertemu dengan dubes AS (sudah saya fwdkan).
AR tidak lagi memasukan jihad sebagai salah satu jalan keluar
dari krisis Ambon. Yang dia keluarkan adalah 5 cara greget yg
dimata saya semuanya ngambang.....:)
Lalu, dimana kaitannya dengan AR berusaha menjatuhkan GD?
Saya amati, sebenarnya AR itu kejebak oleh orang2 sekitarnya.
Khususnya orang2 pendukung Habibie maupun Soeharto.
Orang2 inilah yg sebenarnya menginginkan GD & Mega jatuh.
AR dari awalnya sudah oportunis. Dia terus2an mencari peluang.
Ntah siapa yg bisikin dia bahwa kalau GD & Mega jatuh, maka
AR bisa berpeluang menduduki RI 1. Dia pun tampaknya mulai
menggoyang2 dengan harapan mendapat dukungan massa yg
besar. Ternyata, massa yg ada tidak sebodoh yg diperkirakan.
Massa tidak termakan, karena memang pada dasarnya masyarakat
tahu bahwa GD telah berbuat banyak dan sedang terus berusaha
untuk kebaikan bangsa ini.
Kemungkinan lainnya adalah kebiasaan AR yg suka ngancam2
tetap diterapkan ke GD yg dari awalnya bukan orang yg suka
diancam2. Lihatlah, bagaimana Hamzah Haz dicopot dari jabatannya
karena ngancam2 GD. Dan akhirnya, Hamzah Haz bisa dibilang
termasuk kelompok yg ingin melihat GD jatuh. Mungkin karena sakit
hati. Sementara, kalau AR ngga sukanya pada naiknya Mega.
Bisa dilihat dalam pengumpulan suara pemilihan wapres yg walaupun
GD meminta dan menginginkan Mega, tetap saja suara ke Hamzah
Haz tetap tinggi. Saya perkirakan suara ke Mega saat itu berasal dari
PDIP, PKB, sebagian TNI, sebagian Golkar, ditambah beberapa partai
kecil lainnya. Jadi jelas, tidak ada yg namanya pemberian posisi
wapres ke Mega dari poros tengah.
Jadi, begitulah kira2 gambarannya. AR tetap sebagai orang
oportunis yg akan mengambil kesempatan kalau memang dia lihat
ada. Dia tidak keberatan GD tetap menjadi presiden (perhatikan
ucapan terakhirnya setelah dia merasa GD curiga) sampai 2004, tapi
dia jelas akan mencoba menghalangi bila ditengah jalan GD
memberikan tongkat kepemimpinan ke Mega karena memang
dari awalnya AR termasuk kelompok Asal Bukan Mega.

Yang saya sayangkan dari sikap AR adalah, ketimbang dia
ngga henti2nya bermain politik (baca: sirkus), kenapa waktu dan
tenaganya tidak dia pakai untuk membantu GD memperbaiki kondisi
masyarakat. Misalnya dengan pergi ke daerah2 memberikan
ceramah akan pentingnya menjaga persatuan, memberi ceramah
tentang perlunya rakyat bekerja keras membangun kembali negeri ini
dengan semangat kebersamaan, melihat langsung kondisi masyarakat
di daerah serta mencari tahu apa2 saja yg mungkin dibutuhkan oleh
masyarakat, mencoba mencari tahu apakah rakyat memang lebih
menginginkan pemilihan presiden dan wapres secara langsung pada pemilu
2004, dan kegiatan2 positif lainnya yg bisa dilakukan di Indonesia.
Jadi, ya ngga seperti yg dia lakukan dengan "jalan2" ke AS bulan
Desember lalu dengan dalih memberikan ceramah atau pun membacakan
makalah, sementara pada kesempatan lain mempermasalahkan
Mega yg berlibur ke Hongkong....:)


>  menurut saya ( mudah-mudahan anda memberikan nilai pada analisa saya
pribadi
> ) dengan melihat beberapa pemberitaan dan wawancara singkat via telepon
> dengan anggota KAMMI, maka saya berpendapat bahwa pak Amien Rais boleh dan
> bahkan wajib mengatakan hal itu, karena ;
>
>  a. pak Amien Rais sebagai ketua MPR yang harus menanggapi apa yang
> diinginkan oleh sebagain maupun seluruh rakyat indonesia, karena pak Amien
> Rais dipilih oleh rakyat

Irwan:
Boleh2 saja, tapi yg perlu diingat oleh AR dalam posisinya
sebagai ketua MPR adalah dia berkewajiban menjaga
agar Indonesia tetap bersatu dan sebisa mungkin meredam
gejolak yg ada. Bukan malah ikut2an memanaskan situasi....:)
Kalau sampai pada taraf mendesak pemerintah agar segera
mengatasi masalah Ambon, menurut saya masih wajar.
Tapi, kalau sudah mendukung jihad (perang fisik) memerangi
bangsa sendiri, itu yg menurut saya sudah terlalu jauh.


>  b. pak Amien Rais sebagai ummat muslim merasa berperasaan yang sama dengan
> yang ummat muslim yang saya rasakan, di ambon ( berita via telepon dari
posko
> keadilan pukul 05.14 WITA ) menyebutkan bahwa kaum "ikat kepala merah"
selalu
> melakukan penyerangan kepada ummat muslim, apakah saya sebagai ummat muslim
> hanya mampu berpangku tangan, tentu tidak. begitu juga dengan anda
seandainya
> ada saudara anda atau keluarga anda yang mendapat musibah, apakah anda
hanya
> berdiri tegak kaku tanpa berbuat apa-apa ????

Irwan:
Itulah akibatnya kalau hanya mendapat informasi dari satu
sumber saja. Makanya, anda seharusnya bersyukur saya kasihkan
alamat yg bisa anda gunakan untuk mendapatkan informasi dari
sumber lain (Kristen, Yayasan SAGU). Kalau anda punya rasa
begitu terhadap saudara2 anda yg beragama Islam, tentunya
anda juga akan bisa membayangkan rekan2 Kristen yg saudara2nya
juga diserang dan dibunuhi di Ambon. Nah, kalau kedua pihak
sama2 menyatakan jihad, apa anda pikir akan menyelesaikan
masalah? Gimana sih cara pikir anda, apa anda pikir pihak lain
itu akan diam saja tidak melawan?
Nah, adakah AR sebagai ketua MPR ada membela umat Kristen
di Maluku yg menjadi korban keganasan serangan umat Islam di Maluku?
Tidak, khan? Bahkan mungkin AR tidak tahu karena yg bisikin
ke dia ngga ngasih tahu.
Beda dengan GD yg dapat informasi dari dua pihak. GD tahu
apa yg sedang terjadi disana. GD juga tahu siapa2 yg mungkin
bermain disana. Sementara dia sadari dan rasakan adanya
kemungkinan TNI melakukan pembangkangan. Karenanya, GD
melakukan pengamanan dulu di pusat sambil mencoba meredam
masalah Ambon.

>  c. pak Amien Rais adalah orang biasa, sama dengan kita semua, entah kalo
> anda merasa lebih baik dari kita-kita, why not, itu hak anda, jangan sampai
> anda merasa saya rampok hak asasi anda dan anda mengundang komisi HAM ke
> milis ini

Irwan:
Justru karena saya merasa AR itu orang biasa yg bisa salah
dan khilaf, maka saya ngga sungkan2 ngritik dan tegur sikapnya
yg menurut saya tidak tepat. Ngga perlu ngundang HAM ke
milis ini hanya untuk mengajak anda dan yg lainnya buka mata, hati,
dan pikiran anda agar mau mengenali situasi yg terjadi di Maluku.
Jangan pernah takut menerima fakta yg mungkin tidak sesuai
dengan harapan anda awalnya. Di Maluku, yg terjadi adalah
sikap saling bunuh antar dua pengikut agama akibat dendam atau
pun akibat terprovokasi oleh orang2 tertentu (provokator).

>  nah itulah pendapat saya, kalo anda merasa bahwa ini tidak subtansial,
maka
> tolong saya diperlihatkan bagian subtansial mana dari e-mail anda yang
> pertama, supaya saya dapat berikan sedikit info maupun tanggapan

Irwan:
Bagian substansial dari beberapa email saya akhir2 ini adalah
jangan hanya mencari informasi dari satu sumber yg pro dengan
anda saja. Carilah juga dari sumber yg tidak pro agar anda bisa
mendapatkan gambaran kira2 kejadian di Maluku itu seperti apa.

Khusus posting saya dari satunet.com, itulah adalah pandangan
politik saya yg mencoba mendukung GD dari kemungkinan
usaha2 menjatuhkan/menggoyang posisinya oleh pihak manapun
termasuk oleh AR. Semoga kini bisa dibedakan.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu

Kirim email ke