<Picture: logo SUARA MERDEKA>
<Picture: Line>  Selasa, 15 Februari 2000 Berita Utama
 <Picture: Line>

Wiranto Merasa Gagal Membina Agus

JAKARTA-Jenderal TNI Wiranto menanggapi peryantaan
Pangdam Wirabuana Mayjen TNI Agus Wirahadikusumah agar
ia sebaiknya mundur dan menjadi oposisi Golkar,
merupakan hal yang tidak pantas diucapkan, karena hal
itu bukan urusannya. Di samping itu, dia menyesal
karena merasa gagal membina perwira seperti itu.

"Jadi, menurut penilaian saya itu terlalu jauh ya.
Saya bisa menyampaikan, kalau seorang panglima kodam
menyampaikan hal seperti itu, ada empat hal yang tidak
tepat,'' jelas Wiranto usai menyaksikan pengambilan
sumpah Menko Polkam Ad Interin Surjadi Soedirdja di
Bina Graha, Jakarta, kemarin.

Keempat hal yang tidak tepat itu antara lain, Agus
Wirahadikusumah sebagai pangdam tentu tidak perlu ikut
campur langsung dalam masalah sistem politik nasional.
"Dia mengurus saja kodamnya. Masalah ini sebenarnya
urusan Panglima TNI atau mungkin KSAD. Urusan kodam
kan cukup banyak dan memusingkan,'' jelasnya.

"Kedua, saya pikir dia sangat gigih atau dalam visinya
mempunyai suatu persepsi lebih baik militer tidak usah
terlalu banyak mencampuri urusan-urusan politik. Itu
konsep atau prinsip yang dianut. Tetapi saya melihat
sepak terjangnya akhir-akhir ini justru lebih banyak
masalah politik ketimbang masalah-masalah hankam,''
katanya lagi.

"Saya kira yang kedua itu tadi masalah kosistensi.
Kalau dia konsisten mengatakan seperti itu, dalam
aplikasi seluruh kegiatan kita ya harus konsisten,''
tandasnya..

Gagal Membina

Selanjutnya, kata Wiranto lagi, yang menyangkut TNI
sendiri. "Saya pikir TNI harus tegas dalam membina,
mengatur dan memilah-milah job description dari para
perwiranya''.

Harus sangat tegas untuk bisa memberikan suatu
guidance, sehingga tidak ada kesimpangsiuran dalam
merespons apa yang terjadi dalam lingkungannya. Sebab,
berbagai respons dalam menanggapi kejadian-kejadian
atau menanggapi permasalahan nasional tentu secara
proporsional ada pejabat-pejabat tertentu yang
ditunjuk.

Dia juga menyatakan rasa kesedihannya dan merasa
bersalah karena ikut bertanggung jawab dalam membina
perwira-perwira seperti itu.

"Dan saya merasa gagal karena ternyata para perwira
yang saya bina dan saya didik mempunyai perilaku yang
demikian,'' ujarnya.

"Mengapa? Karena saya ini bintang empat masih aktif.
Ada dua bintang dua masih aktif yang selalu memberikan
sesuatu, entah itu kritikan, kecaman atau barangkali
pandangan mengenai saya di muka umum. Karena itu, saya
kira dilihat dari kode etik perwira itu sangat
menyimpang. Dan saya kira, saya merasa gagal membina
para perwira seperti itu,'' paparnya.

Pangdam VII/Wirabuana Mayjen Agus Wirahadikusuma
mengatakan, tidak sulit bagi Presiden untuk
memberhentikan Menko Polkam Wiranto jika dia keras
kepala. Presiden memiliki hak prerogatif yang dapat
menerbitkan keppres untuk memberhentikan dan
mengangkat pembantu-pembantunya yang dikehendaki.

"Kalau saya sebagai pembantu Presiden, tentu dengan
sikap lapang dada saya menerima keputusan untuk
mengundurkan diri,'' katanya di Makassar, Jumat malam.
(bu,A20-60k)


------------------------------------------------------------------------
Berita Utama | Semarang | Sala | Jawa Tengah | Budaya
| Olahraga
Internasional | Opini | Ekonomi | Fokus | English |
Prakiraan Cuaca | Menu Utama
------------------------------------------------------------------------
Copyright© 1996 SUARA MERDEKA

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Talk to your friends online with Yahoo! Messenger.
http://im.yahoo.com

Kirim email ke