Salam,
teman-teman, pertama-tama terimakasih atas bantuan dari semua pihak yang
telah memberikan suport dalam perjuangan membebaskan buku-buku yang hendak
kami sumbangkan ke beberapa universitas di Surabaya. Terlebih kepada yang
terlibat langsung, bang Pohan, mas mahendra, Lae darma, mas okki , mas ikra
serta teman-teman semuanya...
setelah berjuang dengan memakai segala 'undergound connection', sepertinya
titik terang mulai muncul, dimana kami mendapatkan informasi yang cukup
jelas mengenai lika-liku kalau orang mau menyumbang barang ke Indonesia
dari salah satu petinggi bea cukai di jakarta.
oleh karena itu, walaupun pertempuran mengeluarkan buku ini belum berhasil,
saya ingin dan akan mengshare semua informasi, pengalaman yang kami alami
dalam proses 'memcoba membantu memintarkan bangsa sendiri' ini.
sebagai contoh adalah kira-kira seperti dibawah inilah perjalanan yang
harus ditempuh secara normal untuk melepaskan barang sumbangan. Hanya saya
yang musti garuk-garuk kepala memikirkan nilai nominal bukunya, karena wong
bukunya dikasih gratis dari bule-bule dan bahkan sampai some of the
books/journals kami dapatkan dari trash can [walaupun buku tersebut edisi
10 tahun terakhir loh], so that means ngak ada nilai nominalnya bukan?
semoga road trip panjang birokrasi seperti di bawah ini tidak mematahkan
semangat teman-teman dalam usaha untuk 'memintarkan bangsa sendiri!" :o),
dan saya akan update terus beritanya..
salam,
tino
++++++++
1. Penyumbang membuat surat pernyataan bahwa ia menyumbang buku buku tsb untuk
pihak yang disumbangkan [X],dg menyebutkan judul judul nya sekalian jumlah
serta harga c.i.f nya (kira kira saja dlm USdollar dan jangan terlalu
tinggi ).
2.Dg. melampirkan copy surat itu , X meminta rekomendasi pada Dirjen
Pendidikan Tinggi, agar Pejabat tsb mengeluarkan surat yg ditujukan pada
Menteri Keuangan untuk meminta pembebasan Bea Masuk terhadap buku tsb.
3.X mengajukan permohonan pembebasan Bea Masuk ke Menteri Keuangan
melalui Dirjen Bea Cukai , dg dilampiri aseli dari surat no 1 dan 2.
