Ibu sebagai Pembantu Tanpa disadari, banyak anak yang sudah bersuami/beristri secara halus memperlakukan ibunya sebagai pembantu pada sekitar lebaran, hanya kerena pembantu rumah tangga mudik alias pulang kampung. Lalu mereka harapkan kehadirannya dari kampung berlebaran bersama para cucu. Kemudian disambut dengan jabat tangan dan peluk cium, namun tujuan sampingannya untuk meringankan beban dalam mempersiapkan kebutuhan lebaran : sayur, gulai, lontong, atau kueh, meskipun tabu diucapkan. Terlebih bila ibunda memang sudah berpengalaman serta berkemampuan tinggi mengurus rumah tangga. Tentu saja si anak akan tersinggung bila ada pihak mengatakannya demikian. Soalnya sama saja dengan mengorek rahasia sensitif pribadinya. Akhirnya demi pembelaan martabat keluarga dilawan dengan lontaran kalimat nyelengkit serta bernada tuduhan semacam "telah ikut campur urusan orang lain".
Salam, Nasrullah Idris