Mungkin kita terharu, melihat seorang suami yang pada menjelang lebaran sangat merindukan ibundanya yang tinggal di kampung halaman. Saking rindunya, ia sering menangis sendirian, terbayang saat-saat masa lampau, saat tinggal bersama.
Demikian pula sebaliknya, saat seorang ibunda di kampung halaman, yang dalam waktu bersamaan juga menangis sendirian karena merindukan anak laki-lakinya itu. Seolah-olah kontak batin telah terjadi antara ibu dan anak. Namun sayangnya, kerinduan itu sulit terwujud. Ibunda menyatakan tidak bisa berlebaran di rumah anaknya itu karena tidak bisa meninggalkan rumah. Suami menyatakan tidak bisa membawa ibundanya ke kota karena sudah lanjut usia. Mungkin kita akan terhentak bila mengetahui alasan sebenarnya bukanlah itu, tetapi semata-mata karena isyarat sikap istri yang tidak mengizinkannya, meskipun tidak diucapkan secara tidak terang. Alasan Ibunda tidak bisa berlebaran di rumah anaknya itu untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari. Hal yang sama pun berlaku, mengapa suami tidak mau membawa ibundanya berlebaran di rumahnya.