Bapak Rahardjo, nyambung ya..
masih ada harapan besar.. :)
lembaga2 seperti dalam berita di bawah..
bisa diberdayakan untuk kebaikan negeri..
mungkin setelah berhasil dengan gigi..
para peneliti akan melirik kepada
bapak2 petani, bapak2 nelayan, mereka2 ini
layak untuk mendapatkan perhatian lebih..
Insya Allah.. 

wassalam.



----- Original Message ----- 


http://www.gatra.com/artikel.php?id=44473

Lembaga Penelitian UGM
Kampus Biru Kejar Paten

KEBERHASILAN lembaga penelitian bukan diukur dari banyaknya penelitian yang 
dipatenkan. Bukan pula dihitung dari berjibunnya penelitian yang dikerjakan. Lembaga 
penelitian dinilai sukses, menurut Dr. Ir. Abdul Rozaq, 49 tahun, bila hasil 
penelitian itu berguna bagi masyarakat. "Bila penelitiannya terpakai, lembaga 
penelitiannya bisa dinilai berhasil," kata Ketua Lembaga Penelitian Universitas Gadjah 
Mada (UGM) Yogyakarta itu.

Maka, UGM menerapkan seleksi ketat untuk membiayai penelitian yang diajukan para 
pengajar. "Jika tak bisa langsung diterapkan masyarakat dan industri, jangan harap 
dana keluar," kata Rozaq.

Agar penelitian bisa berguna, lembaga penelitian UGM kerap menggelar pertemuan dengan 
kalangan industri. Tujuannya, agar para peneliti mengerti apa yang dibutuhkan dunia 
industri. UGM juga mencari materi penelitian yang dibutuhkan masyarakat. Tugas itu, 
disandang wakil rektor bidang kerjasama dengan wakil rektor bidang penelitian dan 
pengembangan masyarakat, tempat lembaga penelitian UGM bernaung.

Menurut Rozaq, selama ini banyak penelitian yang tak bisa diterapkan masyarakat. 
Penyebab utamanya, karena masih ada pemikiran para dosen yang menggarap penelitian 
semata demi kenaikan pangkat. Kadang, muncul pula anggapan bahwa dana penelitian 
seolah untuk menambah pendapatan dosen. Semua itu, masih ditambah tak adanya pantauan 
dari universitas untuk mengecek hasil penerapan penelitian di masyarakat.

Setiap tahun, di UGM rata-rata muncul 400 penelitian. Itu tak melulu di bawah 
koordinasi lembaga penelitian, melainkan bisa ditangani pusat studi yang berjumlah 29 
lembaga, maupun 18 fakultas di "Kampus Biru" itu. Dari begitu banyaknya penelitian, 
hingga kini cuma lima yang telah dipatenkan. Menyusul 16 penelitian atau penemuan yang 
akan dikirim ke Departemen Kehakiman untuk mendapatkan hak paten.

Minimnya jumlah penemuan yang akan dipatenkan, itu karena proses seleksi ketat untuk 
pendanaan. "Yang jelas, seluruh penemuan yang akan dipatenkan itu bisa diterapkan 
masyarakat dan dunia industri," kata Rozaq. Penemuan bahan basis gigi tiruan poliester 
EBP-2421 oleh Dr. drg. Widowati Siswomihardjo, MS, misalnya, sangat potensial untuk 
langsung diterapkan.

Penemuan itu memungkinkan membuat gigi tiruan murah. Selama ini, bahan dasar gigi 
palsu memakai resin aklirik yang harganya sekitar Rp 400.000 per kilogram. Bahan itu, 
berdasarkan penelitian Widowati, bisa diganti dengan Poliester EBP-2421, bahan baku 
patung, yang harganya cuma Rp 25.000 per kilogram. "Temuan yang jelas kegunaannya 
seperti ini harus segera dipatenkan," kata Rozaq, yang juga pengajar Fakultas 
Teknologi Pertanian UGM.

Lembaga Penelitian UGM yang berdiri pada 1969, rata-rata menggarap 150 penelitian 
dengan total dana Rp 5 milyar per tahun. Duit sebanyak itu, yang berasal dari kantong 
UGM cuma Rp 500 juta. Selebihnya didapat dengan menggaet sponsor. Tahun lalu, Lembaga 
Penelitian UGM mampu menggarap 176 penelitian dengan total biaya Rp 5,087 milyar.

Duit itu ternyata masih kurang. "Idealnya, untuk sebuah penelitian diperlukan dana 
minimal Rp 50 juta," kata Rozaq. Menurut doktor lulusan Agronomi dari Institut 
National Agronomique Paris-Grignon, Prancis, itu, perguruan tinggi idealnya membagi 
30% anggarannya untuk bidang riset. "Dalam kondisi sekarang ini, jelas tak mungkin," 
katanya.

Perubahan status UGM menjadi badan hukum milik negara sejak dua tahun lalu, belum 
mengubah perhatian UGM pada bidang riset, terutama urusan pendanaannya. Meski dana 
tipis, bukan berarti UGM tak menggenjot riset. Paling tidak, untuk langkah awal, UGM 
telah mendirikan Pusat Pelayanan Hak atas Kekayaan Intelektual. Lembaga itu didirikan 
untuk membantu para dosen mendapatkan hak paten atas temuannya.

Sigit Indra dan Sawariyanto (Yogyakarta)
[Riset Indonesia, Gatra Edisi Khusus, beredar Senin, 16 Agustus 2004]  



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar.
Now with Pop-Up Blocker. Get it for free!
http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih 
Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi.4t.com
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke