Saya menyadurnya dari dua sumber, memberikan tambahan dan menghapus yang
tidak perlu sesuai dengan pola pikir saya. Lain kali nara sumbernya akan
saya sebutkan dech, meskipun saya membuat beberapa tambahan dan analisa lain
didalamnya. Anyhow, thanks.

  Terima kasih juga atas tambahan dan revisinya. Sempat terfikir oleh saya
tapi saya kira Bahasa Science dan Teknologi  merupakan bagian dari Bahasa
Budaya dan Pemikiran. Ada satu lagi menurut pola pikir saya yang mesti
ditambahkan yaitu Bahasa Moral/Religius, tapi menurut saya juga itu bagian
dari Bahasa Budaya dan Pemikiran. Namun begitu saya setuju kok dengan
pendapat Pak Rahardjo.



  ----- Original Message -----
  From: "rahardjo mustadjab" <[EMAIL PROTECTED]>
  To: <[EMAIL PROTECTED]>
  Sent: Friday, September 17, 2004 1:58 PM
  Subject: Re: [ppiindia] Berbahasa yang Tepat dengan Orang Lain


  > Wah, salut saya.  Kakak Leni ini jurusan komunikasi,
  > ya.  Tulisan Anda layak menjadi panduan bagi siapa
  > saja yang berkomunikasi, presiden kita mendatang atau
  > diplomat misalnya.
  >
  > Seperti Anda katakan, dia harus menguasai bahasa
  > budaya dan pemikiran.  Seorang diplomat yang
  > ditempatkan di Perancis akan lebih ampuh melakukan
  > diplomasi Indonesia disana, kalau dia paling tidak
  > tahu mengenai Balzac, Franz Kafka dan Descartes.
  > Karena orang yang tidak punya apresiasi pada budaya
  > dan pemikiran, dipandang bukan equal di Perancis.
  >
  > Dia juga harus paham bahasa diplomasi politik.  Tanpa
  > menyadari bahwa sekarang ini orang tidak bisa dikibuli
  > dengan kata-kata tanpa fakta, dia akan dianggap corong
  > pemerintah semata dan diacuhkan saja oleh orang.
  >
  > Bahasa ekonomi juga penting oleh capres atau diplomat.
  >  Bukankah ekonomi mendasari polah laku negara atau
  > individu?  Dus, bicara politik melulu adalah kering
  > tanpa disertai wacana ekonomi.
  >
  > Bahasa militer juga idem ditto, imperatif untuk
  > dikuasai oleh capres atau diplomat.  Menyamakan rudal
  > yang dibeli AU Australia dengan WMD adalah kesalahan
  > fatal, dan bakal menjadikan kita jadi bahan ketawa.
  >
  > Saya mau tambahkan satu, Leni, yaitu bahasa science
  > dan teknologi.  Jaman sekarang, kita dianggap kuper
  > (kurang pergaulan) kalau kita belum pernah mendengat
  > hal yang bersangkutan dengan sofware, bioteknologi dan
  > nanoteknologi.  Untuk tahu semuanya, kita tidak perlu
  > harus lulusan ITB dulu seperti Pak Anton John Hartomo
  > di milis ini.
  >
  > Bravo, Leni.
  >
  > Salam,
  > RM
  >
  >  --- Leni Harahap <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  > >   Komunikasi
  > >
  > >    Kemampuan memahami orang lain dibangun dari
  > > kekayaan sumber informasi
  > >   tentang orang lain, analisa yang komprehensif dan
  > > integral atas
  > >   informasi-informasi itu, dan akhirnya penyikapan
  > > yang obyektif terhadap
  > >   mereka: tidak terlalu meremehkan dan tidak terlalu
  > > membesarkan mereka.
  > >   Sekarang coba kita banding: berapa banyak pakar
  > > Indonesia yang ahli
  > > tentang
  > >   Amerika, dan berapa banyak pakar Amerika yang ahli
  > > tentang Indonesia?
  > >   Bukankah Indonesianis asal Amerika bahkan sering
  > > jadi referensi kita
  > >   dalam memahami masalah-masalah Indonesia? Itu
  > > karena mereka lebih
  > >   mengerti tentang Indonesia ketimbang kita sendiri.
  > > Karena itu, reaksi
  > >   mereka terhadap kita jauh lebih akurat dan
  > > efektif. Untuk kasus yang
  > >   lebih kecil, sekarang ada banyak tesis magister
  > > dan disertasi doktor
  > >   tentang perkembangan politik di Indonesia --sejak
  > > era reformasi
  > >   tahun 1998 sampai sekarang-- yang digarap oleh
  > > beberapa universitas di
  > >   Amerika, Inggris, Australia dan Jepang. Amerika,
  > > misalnya lagi, telah
  > >   mengerahkan lebih dari 100 doktor untuk
  > > mempelajari China secara
  > >   komprehensif dan integral untuk dapat menentukan
  > > sikap secara akurat
  > >   terhadap kompetitor baru mereka.
  > >
  > >    Kemampuan mengekspresikan diri secara tepat
  > > dibangun dari pemahaman yang
  > >   mendalam tentang diri sendiri, tahapan kerja
  > > membangun peradaban sendiri
  > >   dan kemampuan menggunakan semua bahasa terhadap
  > > orang lain: bahasa
  > >   budaya dan pemikiran, bahasa diplomasi politik,
  > > bahasa ekonomi dan
  > >   bahasa militer.
  > >
  > >    Sekarang lihatlah, berapa banyak bahasa yang
  > > digunakan Amerika dalam
  > >   kasus Afghanistan dan Irak? Ada bahasa budaya
  > > melalui isu terorisme. Ada
  > >   bahasa diplomasi politik melalui penggalangan
  > > dukungan perang melawan
  > >   terorisme dan dibuktikan melalui undang-undang
  > > anti terorisme yang
  > >   dibuat semua negara serta pengaktifan intelijen
  > > anti teror di
  > >   negera-negara itu.
  > >
  > >    Ada bahasa ekonomi melalui bantuan finansial
  > > untuk negara-negara yang
  > >   mendukung perang melawan terorisme. Dan akhirnya
  > > ada bahasa militer
  > >   dalam invasi atas Afghanistan dan Iraq. Sempurna.
  > >
  > >    Makin banyak variasi bahasa yang dapat anda
  > > gunakan, makin efektif pula
  > >   komunikasi Anda. Pesan Anda akan sampai secara
  > > utuh dan sempurna.
  > >   Bertanyalah, berapa variasi bahasa yang biasa kita
  > > gunakan untuk
  > >   menyampaikan pesan kita?
  > >
  > >    Komunikasi adalah gabungan antara kekayaan
  > > informasi, variasi bahasa,
  > >   akurasi pesan dan efektivitas. Hasilnya adalah
  > > pengaruh dan kendali atas
  > >   orang lain. Jika kita tidak punya pengaruh dan
  > > kendali atas orang lain,
  > >   carilah sebabnya pada fakta tadi. Komunikasi kita
  > > dengan mereka
  > >   --biasanya-- jelek sehingga tidak efektif.
  > > Artinya, ada komponen
  > >   pembentuk efektivitas komunikasi yang belum kita
  > > penuhi.
  > >
  > >    Mungkin informasi yang terlalu seadanya, atau
  > > tidak akurat, atau tidak
  > >   memadai. Mungkin juga sumberdaya kita sangat
  > > terbatas, sehingga bahasa
  > >   kita selalu tunggal: demo, doa dan sedikit dana.
  > > Bahasa budaya kita
  > >   mungkin tidak atraktif. Atau kita tidak handal
  > > menggunakan bahasa
  > >   diplomasi politik. Atau tidak punya bahasa
  > > ekonomi. Dan juga tidak mampu
  > >   membangun bahasa militer. Mungkin juga pesan kita
  > > selama ini tidak
  > >   jelas, tidak akurat dan tidak tepat sasaran.
  > >
  > >    Pada akhirnya, output komunikasi berupa pengaruh
  > > dan kendali hanya
  > >   mungkin terlihat kalau input berupa sumber daya
  > > yang memadai. Informasi
  > >   adalah sumber daya. Gagasan adalah sumber daya.
  > > Kemampuan diplomasi
  > >   adalah sumber daya. Kekayaan ekonomi adalah
  > > sumberdaya. Kekuatan militer
  > >   adalah sumber daya. Kemampuan merancang pesan yang
  > > akurat adalah sumber
  > >   daya. Sumberdaya menentukan peluang kita
  > > merealisasi idealisme kita. Itu
  > >   sebabnya dalam komunikasi "pesan" lawan tidak
  > > dilihat berdiri sendiri.
  > >   Ia selalu dikorelasikan dengan sumber daya yang
  > > tersedia di balik pesan
  > >   itu, yang menunjukkan seberapa jauh kemungkinan
  > > pesan itu jadi realita.
  > >   Misalnya jika kita "menggertak" atau "mengancam"
  > > orang lain, lalu kita
  > >   tidak dapat membuktikannya, maka pesan kita
  > > kehilangan makna dan wibawa.
  > >
  > >   Tapi akar dari masalah komunikasi --pada
  > >   akhirnya-- adalah sumber daya juga. Setiap usaha
  > > memperbaiki mutu dan
  > >   efektivitas komunikasi kita hanya akan berhasil
  > > jika diawali dengan
  > >   peningkatan sumber daya. Sumber daya menjelaskan
  > > apakah anda berdaya
  > >   atau tidak berdaya. Komunikasi menjelaskan
  > > seberapa canggih anda
  > >   menggunakan sumberdaya tersebut.*
  > >
  > >
  >
  >
  >
  >
  >
  > ___________________________________________________________ALL-NEW
Yahoo! Messenger - all new features - even more fun!
http://uk.messenger.yahoo.com
  >
  >
  >
  >
***************************************************************************
  > Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia
yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppiindia.shyper.com
  >
***************************************************************************
  >
__________________________________________________________________________
  > Mohon Perhatian:
  >
  > 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg
otokritik)
  > 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
  > 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;
  > 4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
  > 5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
  > 6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
  > 7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
  >
  > Yahoo! Groups Links
  >
  >
  >
  >
  >



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar.
Now with Pop-Up Blocker. Get it for free!
http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih 
Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppiindia.shyper.com
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke