Dulu seorang konglomerat bisa menguasai jutaan hektar HPH.
Freeport pun menguasai lahan garap separuh Irian Jaya.
 
Padahal jika tanah tsb dibagikan kepada jutaan rakyat untuk bertani, berkebun, dan 
beternak, mungkin rakyat Indonesia bisa makmur.

man diri <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Pak Usul bagaimana kalau pembatasan pemilikan lahan, rumah, kendaraan ,
artinya setiap orang atau badan usaha dibatasi atas penguasaan lahan. Banyak dan 
sangat luas sekali lahan yang tidur  yang tidak menghasilkan apapun (tidak produktif), 
hal tersebut mengakibatkan  berbagai dampak multi dimensi krisis sosial antara lain   
harga tanah melambung tinggi , lahan tidur  yang begitu luas tidak termanfaatkan , 
pengangguran bertambah akibat para petani tidak punya lahan dan akhirnya pendapatan 
mereka kurang yang berakibat pula nilai hidup merosot dengan ditandai kesehtan dan 
pendidikan yang sangat rendah.

Boleh saja Feodal dan Kapital hidup di tengah masyarakat namun harus diatur oleh 
Undang-Undang  agar tidak merusak tatanan kehidupan bermasyarakat.

Kenyataan dimasyarakat pada saat ini banyak lahan , rumah  dan kendaraan dikuasai 
segelintir orang  atau org.

Bayangkan kalau satu keluarga dengan 4 anggota orang yang  terdiri dari 2 anak dan 
ayah+ibu   menguasai delapan rumah diberbagai tempat  ditambah lagi lahan tidur ribuan 
meter persegi dan belasan mobil.

Alangkah sayangnya lahan yang tidak produktif tersebut.
Alangkah sayangnya tujuh rumah yang kosong 
Alangkah sayang devisa kita  untuk membeli belasan mobil yang hanya sekali-kali 
dipanasi oleh sopir.

Kami mohon Kepada Pemerintah yang baru ini agar memberikan Keadilan sosial sebagaimana 
yang menjadi tujuan  bangsa yang tercamtum dalam Pancasila.


Kami mohon Pada kalayak umum yang sependapat dengan ide saya agar memberikan tanggapan 
sehingga menjadi isu Nasional dalam rangga untuk menyelamatkan bangsa dari 
keterpurukan sosial ekonomi akibat dari Feodalisme dan kapitalisme yang belum diatur 
oleh Undang-undang  sehingga sangat  merusak  hak-hak rakyat.

Terimakasih pada rekan-rekan  yang sependapat dengan ide saya ini




     


A Nizami <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Bung Redd,
Sebenarnya mengajukan proposal ekonomi itu porsinya para ekonom seperti Bung Soni dan 
bung Rizal Ramli. Soalnya kalau Nizami ini siapa sih...? SBY mau pun inner circle-nya 
tidak pada kenal...:)

Tapi kalau memang mau rame2, boleh juga ikutan.
Pembukaan lahan perkebunan/peternakan untuk memenuhi kebutuhan bangsa Indonesia harus 
dilakukan, karena selain menghemat devisa juga bisa membuka lapangan pekerjaan.
Pembuatan kapal nelayan akan membuka lapangan kerja bagi pekerja kapal, mau pun para 
nelayan.
Pembangunan  2 juta rumah murah untuk rakyat untuk membuka lapangan kerja dan tempat 
tinggal yang layak bagi rakyat.

Negara bisa bekerjasama dgn swasta dapat menjadi induk yang memasarkan hasil produk 
para petani dan nelayan kita.

Wassalam


redd13550 <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Bung Nizami yg baik,

Potensi ekonomi yg dimiliki indonesia memang tidak pernah 
terbantahkan sejak dahulu kala. Namun persoalan ekonomi tentunya 
tidak bisa dilepaskan dari persoalan politik. YG menjadi persoalan 
skg adl apakah masyarakat indonesia akan membiarkan kekayaan alamnya 
itu dimiliki org lain atau diabdikan utk kepentingan masyarakat 
indonesia sendiri. Dan utk itu aku pikir sudah saatnya kita yg 
mengajukan visi dan misi ini ke presiden baru. Bukan sebaliknya.


Salam  

--- In [EMAIL PROTECTED], A Nizami <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Jumlah penduduk Indonesia ada 220 juta jiwa. Ini adalah pasar ke 4 
terbesar di dunia.
> Seandainya setiap penduduk menghabiskan Rp 100 ribu per tahun untuk:
> 1. Beras
> 2. Gula
> 3. Kedelai
> 4. Ayam
> 5. Sapi
>  
> Maka ada pasar senilai Rp 20 trilyun lebih untuk tiap produk 
tersebut. Bagaimana caranya agar Indonesia bisa memenuhi kebutuhan 
dalam negerinya sendiri secara mandiri?
>  
> Pupuk bahannya tidak perlu dari luar, cukup pakai kotoran 
kerbo/sapi yang dulu biasa disebut pupuk kandang.
>  
> Mudah2an presiden Indonesia yang baru, SBY, punya visi dan misi 
yang jelas untuk itu.
>  
> Salam
> Agus Nizami
> 
> 
> rm_danardono <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Bagaimana nihh pakar2 kita dibidan agrikultiral? mBah soel dan 
adik2 
> yang belajar dibidang ini? benarkah?
> 
> Salam
> 
> RM D Hadinoto
> 
> 
> Negara Agraris Tanpa Komoditas Andalan?
> 
> Ketika para pejabat pemerintah mengumumkan kesuksesan surplus beras 
> para petani menjerit. Persoalan klasik kembali terulang. Panen raya 
> tak selalu berarti berkah, bisa sebaliknya, bencana!
> 
> 
> TUGAS yang diemban Pemerintah Megawati Soekarnoputri di sektor 
> pertanian, pada awalnya, memang tidak gampang. Sektor ini diterpa 
dua 
> gejolak eksternal beruntun. Anomali iklim El Nino pada 1997-1998 
dan 
> berulang 2001 serta krisis ekonomi (1997-1999) membuat kinerja 
sektor 
> pertanian terpuruk. 
> 
> Namun, belakangan, "panen" di sektor ini bisa dituai. Setidaknya 
> pencapaian produksi tanaman pangan - dalam hal ini beras - yang 
cukup 
> signifikan. Pada 2004 Indonesia surplus beras. 
> 
> Produksi nasional pada 2004 sebanyak 53,7 juta ton gabah kering 
> giling (GKG), meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 51,13 juta 
> ton GKG. Jika dikonversi menjadi beras maka jumlahnya menjadi 
sekitar 
> 33 juta - 34 juta ton beras. Sedangkan kebutuhan konsumsi beras 
> nasional sebanyak 30 juta-31 juta ton. 
> 
> Menurut Dirjen Bina Produksi dan Tanaman Pangan, Deptan, Mohammad 
> Jafar Hafsah, peningkatan produksi beras tak lepas dari 
keberhasilan 
> Program Aksi Masyarakat Agribisnis Tanaman Pangan (Proksimantap) 
yang 
> dicanangkan Deptan sejak 1 Oktober 2002.
> 
> Selanjutnya, pejabat Deptan dan Perum Bulog dalam berbagai 
kesempatan 
> menyatakan, Indonesia tengah menjajaki ekspor beras. Kondisi ini 
> sepertinya mengulang sukses swasembada beras pada 1984, di era 
> Pemerintahan Soeharto. Indonesia yang selama ini menjadi pengimpor 
> beras akan segera beralih menjadi pengekspor beras. Sebuah prestasi 
> yang membanggakan. 
> 
> Yang menjadi pertanyaan, apakah hal ini juga merupakan kebanggaan 
> petani? Ketika para pejabat pemerintah mengumumkan kesuksesan 
surplus 
> beras, para petani menjerit. Persoalan klasik kembali terulang. 
Panen 
> raya tak selalu berarti berkah, bisa sebaliknya, bencana! Harga 
gabah 
> mereka anjlok sedemikian rupa sehingga tak lagi sebanding dengan 
> biaya produksi. Petani tekor.
> 
> Hal yang sama terjadi pada komoditas pertanian lainnya, selain 
beras. 
> Komoditas perkebunan pun mengalami hal serupa sehingga seolah-olah 
> negara agraris ini tak punya andalan komoditas pertanian. 
> 
> Jelas sudah bahwa keberhasilan atau perkembangan sektor pertanian 
tak 
> bisa dilihat dari ukuran angka produksi semata. Lebih penting dari 
> itu adalah apa yang telah dinikmati petani. Hasil pertanian harus 
> dipasarkan. Itu berarti menyangkut tata niaga yang rumit termasuk 
> kebijakan impor komoditas serupa, bea masuk, dan seterusnya. 
> 
> 
> 
> "Subsidi pupuk dan tetek bengek subsidi lainnya serta kebijakan 
impor 
> jalur merah dan sebagainya tak akan ada artinya bila pemerintah 
tutup 
> mata terhadap penyelundupan. Ini salah satu contoh bahwa masing-
> masing institusi di pemerintahan perlu koordinasi," kata kata Ketua 
> Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), Ir Winarno Tohir, kepada 
> Pembaruan.
> 
> Bila masing-masing departemen hanya mementingkan targetnya sendiri 
> maka yang menjadi korban adalah petani. 
> 
> Winarno tidak sependapat bila Indonesia yang notabene negara 
agraris 
> disebut tidak punya produk andalan pertanian. "Kita punya banyak 
> produk andalan terutama dalam subsektor perkebunan, namun karena 
> tidak di-back up pemerintah secara tepat, jadinya seolah-olah kita 
> tak punya produk andalan," katanya. 
> 
> 
> Perkebunan
> 
> Perkebunan merupakan potensi yang besar dalam meningkatkan 
pendapatan 
> negara dan kesejahteraan rakyat. Potensi itu dapat dilihat dari 
> beragamnya komoditas yang dihasilkan perkebunan besar maupun 
> perkebunan rakyat, mulai dari tebu, kelapa, kelapa sawit, karet 
alam, 
> kakao, teh, tembakau, kopi, dan lada. Sayang, peningkatan nilai 
> tambah dari keunggulan komparatif yang seharusnya dapat diolah dari 
> sektor perkebunan belum dapat dioptimalkan. 
> 
> Perkebunan di Indonesia ternyata masih berkutat pada peningkatan 
> produksi primer dan ekspansi areal tanpa diimbangi dengan 
peningkatan 
> nilai tambah dan pemasaran yang kuat. Indonesia pun hanya berperan 
> sebagai penyedia bahan baku bagi negara-negara maju. Ironisnya 
lagi, 
> ekspansi perkebunan dengan redistribusi lahan melalui Perkebunan 
Inti 
> Rakyat Transmigrasi (PIR-Trans) ternyata belum membuahkan hasil 
yang 
> baik. Kredit yang dikucurkan untuk pengelolaan perkebunan inti dan 
> petani plasma dalam pola PIR-Trans ternyata hanya menelantarkan 
> ribuan petani dan kredit macet dari ratusan perusahaan perkebunan. 
> 
> Sampai saat ini, disinyalir sejumlah perkebunan swasta yang 
> bermasalah dan ditangani oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional 
> (BPPN) justru kembali lagi kepada pemilik lama yang dijual dengan 
> harga murah. 
> 
> Sekalipun data Deptan menyebutkan ada pertumbuhan sektor 
perkebunan, 
> itu harus dilihat sebatas pada produktivitas, bukan pada 
peningkatan 
> nilai tambah atau pengolahan. Dengan demikian, peningkatan produksi 
> selama periode lima tahun terakhir tidak terlalu memberikan 
> kontribusi peningkatan nilai yang berarti karena masih mengandalkan 
> produk primer dan dipengaruhi oleh harga internasional. 
> 
> Kondisi ini seharusnya diikuti dengan perubahan kebijakan 
pemerintah 
> untuk mendorong lebih banyak peningkatan nilai tambah dan industri 
> pengolahan komoditas perkebunan di dalam negeri. 
> 
> Ke depan, pembangunan pertanian sudah waktunya tidak lagi terfokus 
> pada usaha bercocok tanam saja (on-farm), tetapi juga diimbangi 
> dengan pengembangan usaha hulu pertanian. Hal ini sudah mulai 
> dirintis. 
> 
> Usaha sub sektor on-farm adalah mengubah cara bertani dari usaha 
> bercocok tanam komoditas tunggal menjadi usaha dengan komoditas 
yang 
> beragam dan bernilai ekonomis tinggi. 
> 
> Sedangkan usaha hulu antara lain dengan mengembangkan usaha 
> perbenihan. Logikanya, dengan perkembangan pertanian tentu saja 
> kebutuhan benih dengan kualitas terjamin terus meningkat. 
> 
> Sebagai contoh, menurut Menteri Pertanian Bungaran Saragih, impor 
> benih hortikultura masih cukup besar yakni rata-rata mencapai 2.600 
> ton per tahun.
> 
> On-farm juga diimbangi dengan usaha hilir pertanian (downstream 
> agribusiness) dan kegiatan penunjang (supporting system of 
> agribusiness). 
> 
> 
> PEMBARUAN/HERI S SOBA 
> 
> dan DWI ARGO SANTOSA
> 
> 
> 
> 
> 
> 
**********************************************************************
*****
> Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju 
Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
www.ppiindia.shyper.com
> 
**********************************************************************
*****
> 
______________________________________________________________________
____
> Mohon Perhatian:
> 
> 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg 
otokritik)
> 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
> 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
> 4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
> 5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
> 6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
> 7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
> 
> 
> 
> Yahoo! Groups SponsorADVERTISEMENT
> 
> 
> ---------------------------------
> Yahoo! Groups Links
> 
>    To visit your group on the web, go to:
> http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/
>   
>    To unsubscribe from this group, send an email to:
> [EMAIL PROTECTED]
>   
>    Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of 
Service. 
> 
> 
> 
> Bacalah artikel tentang Islam di:
> http://www.geocities.com/nizaminz
>             
> ---------------------------------
> Do you Yahoo!?
> New and Improved Yahoo! Mail - Send 10MB messages!
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]




***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih 
Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppiindia.shyper.com
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]



Yahoo! Groups SponsorADVERTISEMENT


---------------------------------
Yahoo! Groups Links

   To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/
  
   To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]
  
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 



Bacalah artikel tentang Islam di:
http://www.geocities.com/nizaminz
            
---------------------------------
Do you Yahoo!?
Yahoo! Mail Address AutoComplete - You start. We finish.

[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih 
Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppiindia.shyper.com
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]



Yahoo! Groups SponsorADVERTISEMENT


---------------------------------
Yahoo! Groups Links

   To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/
  
   To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]
  
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih 
Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppiindia.shyper.com
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]



Yahoo! Groups SponsorADVERTISEMENT


---------------------------------
Yahoo! Groups Links

   To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/
  
   To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]
  
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 



Bacalah artikel tentang Islam di:
http://www.geocities.com/nizaminz
                
---------------------------------
Do you Yahoo!?
New and Improved Yahoo! Mail - Send 10MB messages!

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
$9.95 domain names from Yahoo!. Register anything.
http://us.click.yahoo.com/J8kdrA/y20IAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih 
Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppiindia.shyper.com
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke