Kenapa sih dinamainya Payudara? kan enggak enak banget buat perempuan 
ngomonginnya. Apa seniman2 sudah kehabisan ide untuk nyari nama yang 
sopan dan tidak membuat jengah wanita? Katanya bulan suci Ramadhan 
harus bebas dari pikiran2 mesum. Sebut2 nama itu kan bagi yang 
sensitif bikin jengah ; bagi yang pikirannya kotor bisa membangkitkan 
fantasi2 mesum. 

martha jan




--- In [EMAIL PROTECTED], "Heri Hendrayana" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
>  PLN, FKB, DKB, DAN RASA KECEWA ITU!
> (Payudara dan Pesta Demokrasi)
> 
> Pada 4 Oktober lalu, Banten berumur empat tahun. Pesta dimana-mana.
> Berjuta-juta rupiah hangus untuk acara ini.  Apakah masyarakat 
Banten
> merasakan "madu"? Apakah pembangunan menjamah lapisan masyarakat 
dari utara
> sampai selatan Banten?  "Sedikit" jawab Franky, personil "Kelompok 
Penyanyi
> Jalanan" (KPJ) Rangkas Bitung , usai  tampil di panggung Rumah 
Dunia, 9
> Oktober lalu. Umi Ayu, mahasiswa FISIP UNTIRTA, malah 
kecewa, "Banten
> Selatan masih terisolir. Pembangunan masih terpusat di Banten 
utara!"
> 
> KACAU
>  Untuk memperkecil rasa kecewa itulah, Sabtu (9\10) lalu, dari jam 
14.00
> sampai jam 23.00 WIB, Rumah Dunia memberikan ruang kepada "Selatan"
> (Rangkasbitung)  untuk bereksperesi. Dimulai dengan bedah novel 
filsafat
> "Payudara" milik Chafcay Saefullah (jam 14.00 sampai 17.00 WIB). 
Pembedahnya
> Ibnu Adam Avieciena (Mahasiswa STAIN SMHB Serang),. Maria (Redpel 
Jurnal
> Perempuan) dan Nanang Suryadi (dosen Unibraw Malang) yang 
menggantikan
> Bambang Q-Aness (Dosen Filsafat IAIN SGD Bandung), yang urung hadir 
karena
> sakit. Yang istimewa dari bedah Novel Payudara ini adalah kehadiran 
Hudan
> Hidayat, Kritikus Sastra dan CEO Creativity Writing Instititute 
(CWI),
> Jakarta serta Nandang Aradea (ditemani Farid dari teater "Tanah 
Liat"), yang
> sengaja datang dari Moskow, Rusia, untuk mengurus visa di Jakarta.
>  Acara berlanjut pada malam hari. Tapi setengah jam sebelum acara
> berlangsung, Gola Gong panik dan naik pitam, karena karena listrik 
mati.
> Padahal sudah di lostwatt, bayar  Rp. 87.700 ke PLN. Saat 
dilostwatt oleh
> petugas PLN bernama Mahmud (tentu dengan tip), Gong berkali-kali
> mengingatkan, bahwa tidak akan ada masalah. Soalnya, pada 
acara "Keranda
> merah Putih" (14/8) lalu, setelah diloswatt, tiba-tiba listrik 
mati. Mahmud
> memberi garansi acara akan lancar. Tapi, lihatlah itu! Listrrik 
mati!  Saya
> langsung mengontak PLN di 200716.  Sialnya, petugas PLN itu tidak 
bisa
> menjamin dan bilang, tidak ada yang namanya "Mahmud". Kami meminta 
anak-anak
> KPJ untuk memeriksa. Untung ada Joy dari KPJ, yang paham soal 
listrik. "Ah,
> ini sih  tidak di Losswatt, Kang!" Joy Memberitahu Gong.
>  Gong kesal campur kecewa, "Kami sudah menempuh prosedur, nggak 
nyuri
> listrik! Bayar lagi! Tapi, pelayanan PLN kacau! Rakyat telat bayar, 
dicabut!
> Ini minta loswatt, bayar pula, nggak ngurusinnya nggak becus! PLN 
itu mikir
> nggak sih, kalau Rumah Dunia itu duitnya pas-pasan?! Serba gratis 
pula! Ini
> 'kan untuk pengembangan SDM Banten! Kalau acara berantakan gara-
gara listrik
> mati, mikir nggak kalau Rumah Dunia udah nyewa sound sistem seharga 
400 ribu
> perak?! Bagaimana juga denan rombongan dari Rangkasbitung yang siap 
tampil?!
> Mikir nggak sih PLN itu!"
> 
> KECEWA
>  Pukul 20.00 Listrik bisa beroperasi. Bukan berkat pelayanan PLN, 
tapi
> berkat antisipasi Joy dari KPJ. Rumah Dunia disesaki pengunjung. 
Gong
> memberi sambutannya, "RCTI Peduli menyelamatkan acara ini. Dengan 
1,5 juta
> perak, kita bisa bersilaturahmi dengan para seniman se-Banten " 
Tamu-tamu
> ada yang dari Pandeglang, Malingping, Cilegon (diwakili Kuku Semar 
dan
> beberapa pelajar SMAN 1 Cilgon), Merak, Balaraja, Jawilan, Malang, 
dan
> Moskow. Tapi Gong kecewa lagi, karena tak ada satu pun perwakilan 
dari Forum
> Kesenian Banten (baca essay Gola Gong Sabtu besok di "Harian Radar 
Banten":
> Reposisi FKB-DKB, Sean Penn, dan Kekecewaan Chavcay). Chavchay, 
Joy, dan
> semua yang hadir juga merasa kecewa, karena tak ada satu pun 
perwakilan dari
> FKB yang hadir. "FKB itu 'kan dibentuk untuk kebersamaan. Jangan-
jangan,
> memang mereka tidak mau menerima kehadiran kami di sini," kata 
Chavchay,
> yang merasa terharu dipestakan di Rumah Dunia oleh RCTI Peduli, 
tanpa perlu
> mengeluarkan sepeserpun uang.
>  Sedangkan DKB mengirimkan dua utusan, yang merasa malu, karena 
dengan 1,5
> juta perak, Rumah Dunia bisa membuat acara sehari-semalam. "Kami 
diberi dana
> 100 juta rupiah, belum bikin apa-apa. Nanti, tahun 2005, kami akan 
minta 1,2
> milyar ke pemerintah. Dari dana itu, Rumah Dunia akan kami subsidi!"
> Sambutan lainnya dari Adi Wiguna (Rangkasbitung), berisi harapan 
munculnya
> Multatuli-Multatuli baru yang telah dilupakan pemerintah dan 
masyarkat.
> Sedang Gebar Sasmita (pelukis dari Pandeglang, mewakili Komunitas 
Bunga
> Rumput), menyampaikann rasa terharunya dan bahagia dengan acara 
ini "Kegitan
> ini harus kita lestarikan." Maemun (Malingping) dan Dewo (Kuku 
Semar)
> sependapat dengan  Gebar.
>  Setelah parade Sambutan rampung. Barulah penonton mulai menikmati
> pertunjukan. Pertama-tama pledoi dari Chavcay Saefullah. Diteruskan
> musikalisai puisi oleh KPJ. Dibawah komando Ahmad Lugas Kusnadi KPJ 
berhasil
> memukau pengunjung. Lagu-lagu yang diusung dari puisi Chavchay dan 
Chairil
> Anwar. Selain karena liriknya-liriknya yang menyentuh,  penonton 
terhipnotis
> oleh seragam KPJ, yang menggunakan pakaian khas baduy. KPJ 
merupakan wadah
> bagi para penyanyi jalanan yang diidrikan tahun 26 Desember 1996. 
Telah
> banyak prestasi yang diraiihnya. Antara lain juara pada Cipta Lagu 
Herry
> Rusli, penampilan di Taman Ismail Marzuki, di Dewan Kesenian 
Jakarta.
>  Puncak acara "Selatan Menguak Dunia", ialah interpretasi 
novel "Payudara"
> dari "Sanggar Lenong Sedih". Nandang Aradea, yang kuliah 
penyutradaraan di
> Moskow betah duduk dari jam 14.00 sampai selesai. Makan nasi bungkus
> sama-sama dan sangat rendah hati. Dia mengangkat dua jempol 
tangannya. "Saya
> suka membaca berita-berita Rumah Dunia di internet. Hari ini saya 
ingin
> membuktikannya! Ternyata memang oke!" pujinya tulus. Kata 
Gong, "Anak-anak
> FKB harus belajar sama Nandang! Terutama kerendahatiannya!"
> 
> DEMOKRASI
>  Sementara Minggu siang (10/10), Warga Hegar Alam berbondong-
bondong menuju
> Rumah Dunia. Untuk memilih ketua RT. Hadir dalam acara ini Junaedi 
(wakil
> Lurah Sumur Pecung), Ahmad (ketua RW IV Ciloang). Sebelum pemilihan
> dilakukan, para kandidat (Kurnia Hidayat Hs, Drs Ardi Jatmika yang
> digantikan oleh Iswan dan Drs. M Yasin)  diminta  memaparkan visi 
dan
> misinya apabila terpilih menjadi ketua RT 04 hegar Alam. Warga juga 
diberi
> kesempatan untuk bertanya kepada para kadidat. Setelah bedah visi 
dan misi
> acara dilanjutkan dengan  pencobolsan. Dari hasil penghitungan 
suara, Kurnia
> Hidayat yang sebelumnya diduga sebagai calon kuat, akhirnya menang 
mutlak
> atas lawan-lawannya. Kurnia,  yang mempunyai visi merekatkan  
warga, ini
> mendapat  101 suara dari seratus empat puluh warga yang memilih. 
Sedang 4
> suara memilih Ardi dan 17 suara ke Yasin. Sedang abstain 9 suara.
>  Pesta Demokrasi ini adalah pertama kalinya terjadi di Hegar Alam 
setelah 14
> tahun ketua Rt dipegang oleh Drs. Taufik. Hal ini dibenarakan oleh  
Kepala
> Desa Sumur Pecung. Bahkan ini adalah pertama kali terjadi dibawah
> kepemimipinannya "Ini hal baru yang mesti ditiru oleh warga-warga 
lainnya
> dikelurahan kami! Kata Iswan.
>  Ada berbagai Pekerjaan Rumah yang mesti dilakukan oleh Kurnia, 
selakku RT
> terpilih, seperti keamanan yang akhir-akhir ini sangat 
menghawatirkan,
> Banyak warga Hegar Alam yang kecolongan, memberantas marjinalitas 
warga dan
> membina kerukunan warga. Semoga dengan RT baru dapat memberikan 
warna baru,
> sehingga dapat membawa angin perubahan terhadap Hegar Alam dan 
wilayah
> sekitarnya. Keamanaan terjaga, maling-maling tidak berani 
menyatroni warga,
> kerukunan warga terbina, para warga yang satu dengan warga yang 
lainnya
> tidak saling membenci. Dengan demikian akan muncul kebersamaan. 
Kemajuan
> nampak di depan mata. Hegar Alam harus maju. Majulah Hegar Alam. 
Majulah
> Banten. Majulah Indonesia.  Amien. (Aji Setiakarya, Mahasiswa FISIP 
UNTIRTA)





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar.
Now with Pop-Up Blocker. Get it for free!
http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih 
Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Reply via email to