Bagus diskusinya. 

There is no today without yesterday and there will be no tomorrow without today. 
Mungkin begitu singkatnya.

Mengenai bahasa ini sedikit tambahan iseng tentang Malaysia. Agaknya struktur 
tatabahasa orang India berbeda dengan bahasa Indonesia.  Jadi ceritanya ada seorang 
India Malaysia ditanya mau kemana dan naik apa. Jawabnya :"Kereta api naik Kuala 
Lumpur pergi".

Have a nice weekend.

> 
> Från: "RM Danardono HADINOTO" <[EMAIL PROTECTED]>
> Datum: 2004/11/05 Fri AM 07:24:26 CET
> Till: [EMAIL PROTECTED]
> Ämne: [ppiindia] Re: DISKONTINUITAS [G30S, Terlibatkah Soeharto?]
>  
> 
> Terimakasih untuk uraiannya. 
> 
> Saya mengadakan approach dari sisi yang berbeda dari anda, dan tak 
> terlalu memfokus pada struktur pemikiran seperti yang anda ulas, 
> namun, melihat sejarah sebagai suatu untaian peristiwa yang saling 
> terkait secara kausal. Simple.
> 
> Kita ambil contoh yang sangat sederhana. Perkembangan angkatan perang 
> kita. Dizaman revolusi, uniform perwira kita masih mengandung unsur 
> uniform Jepang, kemudian setelah kemerdekaan memakai system 
> kepangkatan Belanda, juga dalam doktrin organisasi. Mengapa? Simply, 
> karena dalam membangun kedepan angkatan tempur kita, perwira2 pemikir 
> kita, dari jendral Urip, pak Dirman sampai TB Simatupang, Kawilarang 
> dan Nasution, berorientasi pada apa yang mereka alami dan terjadi 
> selama ini. Organisasi ketentaraan Belanda. Kita pakai kesatuan yang 
> masih memakai bahasa Jerman, karena nama ini dipakai tentara Belanda, 
> yakni "WK alias Wehrkreis", pada serangan umum 1 Maret 1949. Suharto 
> adalah komandan salah satu Wehrkreis, yang bahasa Indonesia adalah 
> Lingkaran Pertahanan. 
> 
> Contoh ini, dapat kita lanjutkan dengan organisasi2 pemerintahan, 
> perusahaan2 negara, organisasi departmental pemerintah, lembaga2 
> peradilan dst.
> 
> Lihat perkembangan bahasa Indonesia. Waktu kecil di Sekolah Rakyat 
> (volksschool, kini SD) tahun 50an awal, kami masih memakai pustaka 
> berdasar ejaan van Ophuizen. Kemudian diganti ejaan kita yang tahun 
> 1950, tidak lagi oe sebagai u (sebelum 1950 "umum" ditulis "oemoem"), 
> dsb. Memakai tj sekarang c, dj sekarang j, dst. kemudian datang ejaan 
> yang kita pakai sekarang.
> 
> Apa yang ingin saya katakan? Juga dalam memulai budaya bernegara 
> baru, kita TAK mungkin mulai dari 0 seperti yang anda usulkan.
> 
> Apakah sejarah itu melingkar, persegi, segitiga atau bujursangkar, 
> tetaplah proses sejarah itu kontinue. Anak didik dari keluarga Muslim 
> yang berbusana Muslim misalnya dari Minangkabau, tak mungkin tiba2, 
> beragama Protestant, berbusana ala orang Jerman, dan berfikir seperti 
> orang Jerman. melepas diri total dari generasi sebelumnya. 
> 
> Tak mungkin.
> 
> Seorang remaja yang berasal dari keluarga yang berbeda, 
> berlatarbelakang pendidikan berbeda, berbahasa daerah beda, apalagi 
> berlatarbelakang finansial beda, walau mengunjungi universitas yang 
> exactly sama, akan mengembangkan pola hidup yang tetap berbeda. 
> masing2 mengikuti pola pokok keluarganya, latarbelakang budayanya.
> 
> Saya perhatikan, keluarga anggauta korps diplomatik kita disini. 
> Hidup beberapa tahun diantara budaya yang samasekali asing. Namun 
> mereka tetap meneruskan warisan budaya pada anak didik mereka. Yang 
> berjilbab ya berjilbab, yang sekular ya sekular, yang Tionghoa tetap 
> berbudaya Tionghoa, yang Jawa ya berbahasa Jawa, yang Arab tetap 
> seperti Arab, yang Padang tetap hidup seperti orang Padang di Tanah 
> Air.
> 
> Kalaupun ada generasi ketiga, yang sudah tak menguasai lagi bahasa 
> Indonesia, atau bercampur darah dengan orang kulit putih, tetap saja, 
> budaya orang tua diteruskan. Seorang wanita setengah Jawa setengah 
> Austria, tetap beragama Islam, mengaji, walaupun suaminya orang 
> Austria yang Kristen, dan dia tak kuasai bahasa Indonesia dengan 
> fasih. beberapa anak2 turunan Jawa, walau bengkak bengkok bahasa 
> Indonesia, tetap keluar "medok"nya kalau bicara. Juga lafal bahasa 
> Jermannya ada lagu Jawanya..Aneh.
> 
> Mengapa kita dan Malaysia demikian berbeda dalam menengelola bangsa 
> dan negara? mengembangkan bahasa berumpun Melayu yang begitu berbeda? 
> 
> Karena sejarah kita berbeda. 
> 
> Kita katakan "polisi", yang berasal dari bahasa Belanda "politie" 
> (bunyinya sama), dan Malaysia mengatakan "polis" dari bahasa 
> Inggris "police" (bunyinya sama). Kita katakan "pos" dari bahasa 
> Belanda "post", dan Malaysia "mel" dari bahasa Inggris "mail" 
> (bunyinya sama). Kita katakan kamar dari bahasa Belanda "kammer", 
> Malaysia pakai kata Melayu "bilik". 
> 
> Kita punya kesatuan polisi bernama Brigade Mobil disingkat Brimob, 
> yang dahulunya berasal dari kesatuan berbahasa Belanda "mobile 
> brigade", disingkat "Mobrig" (diawal tahun 50an).
> 
> Mengapa Malaysia dan Indonesia tak mulai dengan 0 seperti usul anda? 
> Karena tak mungkin.  Mas, apa yang diskontinue?
> 
> Salam 
> 
> RM D Hadinoto
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> --- In [EMAIL PROTECTED], "Ikranagara" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > 
> > Wacana kita memang beda rupanya. Anda penganut Sejarah yang linier 
> > dan sekali gus kadangkala sejarah yang sirkuler. Biasanya seoarang 
> > penganut yang linier akan menentang yang sirkuler. Jadi, sebenarnya 
> > yang rancu (munggkin lho, tapi! --- maaf) adalah Anda saja. 
> > Yang kita percakapkan di sini adalah pertanyaan klasik pemikir 
> > Modernis, apakah sejarah itu linier atau sirkuler?
> > 
> > Untuk menjawabnya, tentu saja kita harus mempelajari sejarah. 
> > Jawaban saya juga dasarnya dari membaca sejarah, seperti Anda 
> > temukan dalam tulisan singkat saya itu.
> > 
> > Jadi, sebenarnya, antara penganut linier dengan yang sirkuler itu, 
> > ada persamaannya, bahwa sejarah memang berkesinambungan, hanya saja 
> > yang linier kalau digambarkan grafisnya maka satu garis lurus yang 
> > berkelanjutan. Sedangkan yang sirkuler adalah sebuah garis yang 
> > membentuk sebuah liongkaran, jadi ada kecenderungan terjadi 
> > pengulangan terhadap apa yang sudah pernah terjadi sebelumnya.
> > 
> > Selain itu, dari kalangan Modernis ini masih ada satu lagi, yaitu 
> > bukan penganur linier dan bukan pula penganut sirkuler, melainkan 
> > penganut dialektika. Bagaimana gambaran grafisnya, yang 
> > membedakannya dari yang dua sebelumnya? Gambarnya adalah garis yang 
> > tidak lurus melain melengkung tetapi tidak membentuk lingkaran, 
> > melain menaik, jadi mirip dengan per, yang cenderung mengkrucut, 
> > maka akan ada puncaknya di ujung itu nanti yang merupakan titik 
> > mutlak. Penganut Idelaisme Hegel menyebut itulah "Idea Absolut," 
> > atau seringkali ditafsirkan "Tuhan." Bagi penganut dialektika 
> > Materiliasme seperti Marx, maka titik di puncak itu adalah 
> > Masyarakat ideal Komunis seperti yang digambarkannya di dalam 
> > Dialektika Sejarah Materilaisme-nya maupun program "Manifesto 
> > Komunisme"-nya.
> > 
> > Tapi dialektika itu hanyalah merupakan dongeng rasionalitas buah 
> > fikiran belaka, artinya itu merupakan hasil sebuah konstruksi 
> > belaka. Kesimpulan yang diungkapakam oleh Aleksander Kojeve dalam 
> > kuliahnya tentang Hegel, dan kesimpulannya ini sempat mengejutkan 
> > para pemikir di Perancis. Maka muncullah pemikiran baru di luar 
> > penganut Modernisme itu, yakni Post-Strukturalisme dan 
> > Postmodernisme.
> > 
> > Nah, tentang adanya diskontinuitas yang saya pakai sebagai dasar 
> > analisa saya itu, beasal dari wacana baru ini, terutama dari wacana 
> > Dekonstruksi yang ada bab genealoginya itu, terutama yang 
> > diungkapkan oleh Derrida.
> > 
> > Itulah sebabnya kesimpulan saya, kita memang beda wacana, Mas 
> > Danardono.
> > 
> > 
> > Ikra.-
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > --- In [EMAIL PROTECTED], "rm_danardono" <[EMAIL PROTECTED]> 
> > wrote:
> > > 
> > > 
> > > IKRA:
> > > 
> > > Diskontinyitas sejarah itu dengan mudah bisa kita lihat dalam
> > > perjalanan sejarah itu sendiri. Di zaman modern kita sekarang ini
> > > saja telah terjadi diskontinyuitas yang global ketika Tembok 
> Berlin
> > > runtuh dan rezim komunis menyatakan dirinya bangkrut di man-mana
> > > lalu membuang sejarah pembangunan ekonomi yang berdasarkan 
> > pandangan
> > > Dialektika Materialisme Histories itu. Jadi, Runtuhnya Tembok 
> > Berlin
> > > itu sebuah tonggak simbolis berakhirnya sebuah perjalanan sejarah 
> > di
> > > Uni Soviet, Eropah Timur, dan kemudian disusul oleh RRC --- 
> > terutama
> > > di bidang sejarah politik ekonomi Marxis/Komunis.
> > > 
> > > 
> > > RMDH: ah ini namanya bukan diskontuinitas! Runtuhnya tembok 
> > Berlin, 
> > > diikuti oleh pembangunan system kapitalistis di seluruh negara2 
> ex 
> > > komunis, adalah justeru KONTINUITAS hitoria! Ini adalah hukum 
> > > dialektika. Yang anda maksudkan adalah pemutusan ideologi 
> > > sebbelumnya, TETAPi bukan diskontinuitas historia. Ini tak 
> > mungkin. 
> > > Sebab, justeru pergantian system politis ekonomis ini adalah 
> > > SAMBUNGAN y<a reaksi dariupada apa yang terjadi sebelumnya. Tanpa 
> > ada 
> > > sambungan, takkan ada reaksi seperti ini.
> > > 
> > > IKRA:
> > > 
> > > Cuma, ironisnya, mereka yang melakukan diskontinyuitas itu semua 
> > kok
> > > malah kembali ke sistem yang mereka putus dahulu itu, yaitu 
> kembali
> > > kepada politik ekonomi kapitqalis. Mestinya mereka mencari
> > > alternatif baru di luar Marxisme/Komunis maupun Kapitalis, 
> bukannya
> > > melanjutkan apa yang dulu sudah diskontinyuitasi ketika memilih
> > > sistem atau politik Ekonomi Marzis/Komunis.
> > > 
> > > RMDH: Nah inilah, apa yang anda paparkan, BUKTI, bahwa historia 
> > itu, 
> > > dalam long run episode, adalah sebuah KESATUAN. Jaringan kejadian 
> > > yang saling terkait.
> > > 
> > > IKRA:
> > > 
> > > Jadi, memang, Manifesto Komunis-nya Karl Marx dulu itu ditulis 
> > untuk
> > > melakukan diskontinyuitas terhadap perjalanan sejarah sebelumnya,
> > > artinya mereka memasuki zaman baru, dunia baru. Cuma selakanya di
> > > dunia baru dan zaman baru itu mereka bangkrut --- pemerataan bukan
> > > berupa pemerataan kemakmuran melainkan pemerataan kemiskinan, juga
> > > tidak ada demokrasi dan tidak ada HAM; itulah pangkal kebangkrutan
> > > mereka. Maka itu tidak bisa diteruskan.Diskontinyuitas!
> > > 
> > > Timbulnya Manifesto Komunis juga adalah reaksi logis dari 
> > kejadian2 
> > > sebelumnya, jadi merupakan matarantai bersambung historia. takj 
> > ada 
> > > diskontinuitas disini.
> > > 
> > > IKRA:
> > > 
> > > Demikian juga halnya ketika kita memproklamasikan Kemerdekaan kita
> > > dari penjajahan Belanda, kita melakukan diskontinyuitas terhadap
> > > perjalanan sejarah sebelumnya --- dari menjalani sejarah sebagai
> > > bvangsa terjajah akhirnya menjalani sejarah sebagai bangsa yang
> > > merdeka. Untungnya kita tidak kembali ke sistem kerajaan-kerajaan
> > > yang jumlahnya banyak seperti dahulu kala itu, melainkan kita
> > > melakukan diskontinyuitas terhadap sejarah nenekmoyang kita itu,
> > > kita tidak mau mewarisi sistem pemerintah modelk nenekmyang kita
> > > itu, karenanyalah kita memasuki dunia baru dan zaman baru yaitu
> > > dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
> > > 
> > > RMDH:
> > > Juga kemerdekaan Indonesia 1945 adalah reaksi kesinambungan dari 
> > > nasib bangsa Indonesia dijajah Belanda dan Jepang. Indonesia tak 
> > > memulai sejarahnya dari 0! Lihatlah, istana kepresidenan kita 
> > adalah 
> > > bangunan yang dibuat untuk pera gubernur jendral Belanda. Bank 
> > > Indonesia adalah sambungan dari de Javasche Bank, dll.
> > > 
> > > Pimpinan TNI banyak yang berasal dari KNIL dan memakai pada 
> walyna 
> > > system kemiliteran KNIL, juga kepangkatan.. apanya yang 
> > diskontinue?
> > > 
> > > Kedudukan Jakarta dipusat negara, adalah sambungan dari peran 
> > > Batavia. Dominasi TNI di Jawa adalah sambungan dari system 
> > > kemiliteran KNIL yang berkomando di Batavia!
> > > 
> > > Gubernur2 sudah ada dizaman Belanda. System perbankan kita, 
> > > perusahaan2 negara, Kereta Api, semua sambungan dari zaman 
> > Belanda. 
> > > Apa yang diskontinue?
> > > 
> > > IKRA:
> > > 
> > > Sejarah memang penuh dengan penggalan-penggalan yang ada pangkal
> > > awalnmya tapi juga akan ada ujung akhirnya. Maka, perjalanan 
> > sejarah
> > > tidaklah merupakan sebuah garus linear yang tunggal, melainkan 
> > garis-
> > > 0garis yang terputus-putus berjajar menjadi jalur-jalur yang punya
> > > pangkal awal dan punya ujung akhir.
> > > 
> > > RMDH: Tak ada garis putus dalam sejarah. Semuanya bersambungan. 
> > Dari 
> > > Majapahit ke negara2 Islam di Jawa, dari sana ke masa 
> kolonialisme 
> > > VOC, lalu ke Hindia Belanda. Datang zaman Jepang yang juga 
> > sambungan 
> > > dari politik internasional kala itu (coba pelajari, mengapa 
> Jepang 
> > > menyerang AS danb sekutu? mengapa Jepang ingin kuasai kawasan 
> > > Pacific). Kalau anda analitis dalam mempelajari sejarah anda akan 
> > > ketemukan, bahwa tak ada garis putus dalam hiostoria, kecuali 
> > missing 
> > > link mengenai asalmuasal Manusia.
> > > 
> > > IKRA:
> > > Tadinya saya berharap dengan tumbangnya Suharto maka itulah ujung
> > > akhir politik ekonomi Kapitalisme Neoliberal di Indonesia. Tapi
> > > nyatanya Habibie, Gus Dur, Mega dan bahkan SBY masih meneruskan
> > > politik ekonomi yang sama. Maka kita akan menjalanan jalur yang 
> > sama
> > > dengan yang pernah dijalani oleh Suharto dulu itu: adanya proses
> > > konglomeratisasi yang melahirkan segelintir orang kaya-raya, tapi
> > > juga di lain fihak akan tetap ada yang hidup di bawah garis
> > > kemiskinan dan dalam tindihan pengangguran yang tercatat maupun 
> > yang
> > > terselubung. Sebalian lainnya lagi hidup di antara kedua 
> > ekstrimitas
> > > itu. Persis di zaman Suharto dulu, jadi kita meneruskan apa yang
> > > sudah dimulai oleh Suharto ketika dia menerima sistem dan bantuan
> > > yang ditawarkan oleh "Berkeley Mafia" dari AS itu. Ilmu ekonomi 
> > yang
> > > dipakai di zaman SBY ini juga sama: Kapitlasime Neoliberal. Tidak
> > > terjadi diskontinyuitas, meskipun sudah sempat memutuskan hubungan
> > > dengan IMF.
> > > 
> > > RMDH: perkembangan politik sosial ekonomi Indonesia, seperti juga 
> > > TIAP negara, adalah matarantai proses yang berkesinambunagn, 
> > takkan 
> > > ada titik akhir, tanpa sambungan. Neo liberalisme atau system 
> > pasar 
> > > bebas adalah system yang juga berkuasa di Indonesia dizaman 
> Hindia 
> > > belanda. Ekonomi dunia adalah ekonomi pasar, yang terutama 
> > menentukan 
> > > harga commodities kita, kopi, teh, karet, dlsb.
> > > 
> > > IKRA:
> > > 
> > > Contoh-contoh lainnya dalam perjalanan sejarah bisa Anda cari
> > > sendiri.
> > > 
> > > RMDH: Tapi kajilah secara ilmiah.
> > > 
> > > IKRA:
> > > Kalau pada tingkatan perorangan, sudah saya contohkan apa yang
> > > terjadi pada kedua putera saya itu. Juga apa yang terjadi pada 
> diri
> > > saya, saya akhirnya sampai kepada keputusan (sekian puluh tahun 
> > yang
> > > lalu!) bahwa saya dibebani oleh cita-cita orang tua saya, 
> sedangkan
> > > ideal saya sama sekali lain, maka sejak menyadari itu saya
> > > menyatakan "putus" dengan orang tua saya dan membina diri pribadi
> > > saya sesuai dengan ideal saya yang tidak sesuai lagi dengan ideal
> > > yang dicangkokkan ke dalam diri saya oleh orang tua orangtua saya.
> > > Ini juga sebuah perjalanan "sejarah hidup" seorang individu yang 
> di
> > > dalamnya ada diskontinyuitas! Memang, berat dan tidak mudah, 
> tetapi
> > > harus saya lakukan, dan saya berhasil melakukannya. Dibutuhkan
> > > ketegaran jiwa untuk semua ini!
> > > 
> > > RMDH: Nonsense, kalau anda katakan anak2 anda berkembang fully 
> > > terlepas dari perkembangan sejarah anda. Anak2 anda akan 
> > berkembang 
> > > lain daripada perkembangan anak2 lain dengan background lain. 
> > Anak2 
> > > kulit putih di US akan berkembang lain daripada anak2 Black 
> > Amerivan, 
> > > Hispanics, Asian dll.
> > > 
> > > Anak2 anda mewarisi bahasa yang anda pakai, budaya anda, cara 
> anda 
> > > makan dan minum, tata perilaku anda, dll. Bahwa sang ayah petani, 
> > > tetapi anaknya dokter atau insinyur ini BUKAN bukti 
> diskontinuitas.
> > > 
> > > Bush adalah contoh terbaik kontinuitas hiostorai sebuah keluarga.
> > > 
> > > Mas, jangan bikin bingung pakde Riadi.
> > > 
> > > Salam
> > > 
> > > RM D Hadinoto
> > > 
> > > 
> > > 
> > > 
> > > 
> > > 
> > > 
> > > --- In [EMAIL PROTECTED], "Ikranagara" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > > > 
> > > > Diskontinyitas sejarah itu dengan mudah bisa kita lihat dalam 
> > > > perjalanan sejarah itu sendiri. Di zaman modern kita sekarang 
> > ini 
> > > > saja telah terjadi diskontinyuitas yang global ketika Tembok 
> > Berlin 
> > > > runtuh dan rezim komunis menyatakan dirinya bangkrut di man-
> mana 
> > > > lalu membuang sejarah pembangunan ekonomi yang berdasarkan 
> > > pandangan 
> > > > Dialektika Materialisme Histories itu. Jadi, Runtuhnya Tembok 
> > > Berlin 
> > > > itu sebuah tonggak simbolis berakhirnya sebuah perjalanan 
> > sejarah 
> > > di 
> > > > Uni Soviet, Eropah Timur, dan kemudian disusul oleh RRC --- 
> > > terutama 
> > > > di bidang sejarah politik ekonomi Marxis/Komunis. 
> > > > 
> > > > Cuma, ironisnya, mereka yang melakukan diskontinyuitas itu 
> semua 
> > > kok 
> > > > malah kembali ke sistem yang mereka putus dahulu itu, yaitu 
> > kembali 
> > > > kepada politik ekonomi kapitqalis. Mestinya mereka mencari 
> > > > alternatif baru di luar Marxisme/Komunis maupun Kapitalis, 
> > bukannya 
> > > > melanjutkan apa yang dulu sudah diskontinyuitasi ketika memilih 
> > > > sistem atau politik Ekonomi Marzis/Komunis.
> > > > 
> > > > Jadi, memang, Manifesto Komunis-nya Karl Marx dulu itu ditulis 
> > > untuk 
> > > > melakukan diskontinyuitas terhadap perjalanan sejarah 
> > sebelumnya, 
> > > > artinya mereka memasuki zaman baru, dunia baru. Cuma selakanya 
> > di 
> > > > dunia baru dan zaman baru itu mereka bangkrut --- pemerataan 
> > bukan 
> > > > berupa pemerataan kemakmuran melainkan pemerataan kemiskinan, 
> > juga 
> > > > tidak ada demokrasi dan tidak ada HAM; itulah pangkal 
> > kebangkrutan 
> > > > mereka. Maka itu tidak bisa diteruskan.Diskontinyuitas!
> > > > 
> > > > Demikian juga halnya ketika kita memproklamasikan Kemerdekaan 
> > kita 
> > > > dari penjajahan Belanda, kita melakukan diskontinyuitas 
> terhadap 
> > > > perjalanan sejarah sebelumnya --- dari menjalani sejarah 
> sebagai 
> > > > bvangsa terjajah akhirnya menjalani sejarah sebagai bangsa yang 
> > > > merdeka. Untungnya kita tidak kembali ke sistem kerajaan-
> > kerajaan 
> > > > yang jumlahnya banyak seperti dahulu kala itu, melainkan kita 
> > > > melakukan diskontinyuitas terhadap sejarah nenekmoyang kita 
> itu, 
> > > > kita tidak mau mewarisi sistem pemerintah modelk nenekmyang 
> kita 
> > > > itu, karenanyalah kita memasuki dunia baru dan zaman baru yaitu 
> > > > dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
> > > > 
> > > > Sejarah memang penuh dengan penggalan-penggalan yang ada 
> pangkal 
> > > > awalnmya tapi juga akan ada ujung akhirnya. Maka, perjalanan 
> > > sejarah 
> > > > tidaklah merupakan sebuah garus linear yang tunggal, melainkan 
> > > garis-
> > > > 0garis yang terputus-putus berjajar menjadi jalur-jalur yang 
> > punya 
> > > > pangkal awal dan punya ujung akhir.
> > > > 
> > > > Tadinya saya berharap dengan tumbangnya Suharto maka itulah 
> > ujung 
> > > > akhir politik ekonomi Kapitalisme Neoliberal di Indonesia. Tapi 
> > > > nyatanya Habibie, Gus Dur, Mega dan bahkan SBY masih meneruskan 
> > > > politik ekonomi yang sama. Maka kita akan menjalanan jalur yang 
> > > sama 
> > > > dengan yang pernah dijalani oleh Suharto dulu itu: adanya 
> proses 
> > > > konglomeratisasi yang melahirkan segelintir orang kaya-raya, 
> > tapi 
> > > > juga di lain fihak akan tetap ada yang hidup di bawah garis 
> > > > kemiskinan dan dalam tindihan pengangguran yang tercatat maupun 
> > > yang 
> > > > terselubung. Sebalian lainnya lagi hidup di antara kedua 
> > > ekstrimitas 
> > > > itu. Persis di zaman Suharto dulu, jadi kita meneruskan apa 
> yang 
> > > > sudah dimulai oleh Suharto ketika dia menerima sistem dan 
> > bantuan 
> > > > yang ditawarkan oleh "Berkeley Mafia" dari AS itu. Ilmu ekonomi 
> > > yang 
> > > > dipakai di zaman SBY ini juga sama: Kapitlasime Neoliberal. 
> > Tidak 
> > > > terjadi diskontinyuitas, meskipun sudah sempat memutuskan 
> > hubungan 
> > > > dengan IMF.
> > > > 
> > > > Contoh-contoh lainnya dalam perjalanan sejarah bisa Anda cari 
> > > > sendiri.
> > > > 
> > > > Kalau pada tingkatan perorangan, sudah saya contohkan apa yang 
> > > > terjadi pada kedua putera saya itu. Juga apa yang terjadi pada 
> > diri 
> > > > saya, saya akhirnya sampai kepada keputusan (sekian puluh tahun 
> > > yang 
> > > > lalu!) bahwa saya dibebani oleh cita-cita orang tua saya, 
> > sedangkan 
> > > > ideal saya sama sekali lain, maka sejak menyadari itu saya 
> > > > menyatakan "putus" dengan orang tua saya dan membina diri 
> > pribadi 
> > > > saya sesuai dengan ideal saya yang tidak sesuai lagi dengan 
> > ideal 
> > > > yang dicangkokkan ke dalam diri saya oleh orang tua orangtua 
> > saya. 
> > > > Ini juga sebuah perjalanan "sejarah hidup" seorang individu 
> yang 
> > di 
> > > > dalamnya ada diskontinyuitas! Memang, berat dan tidak mudah, 
> > tetapi 
> > > > harus saya lakukan, dan saya berhasil melakukannya. Dibutuhkan 
> > > > ketegaran jiwa untuk semua ini!
> > > > 
> > > > Ikra.-
> > > > 
> > > > 
> > > > 
> > > > 
> > > > 
> > > > 
> > > > --- In [EMAIL PROTECTED], dicky riyadi 
> <[EMAIL PROTECTED]> 
> > > > wrote:
> > > > > 
> > > > > Pak Ikranagara..... mohon maaf, saya mendukung Anda... 
> > > > diskontinuitas itu perlu, sangat perlu...
> > > > >  
> > > > > munkin Anda perlu menjelaskan buat Pak RM Danardhono, biar 
> > tidak 
> > > > menganalogikan sejarah dengan menabrak pohon segala...
> > > > >  
> > > > > masak kita harus mengingat-ingat pohonnya,...., kan yg 
> penting 
> > > > kita hati-hati saja.... bukan mengingat pohonnya an sich......, 
> > > > sebab masih banyak pohon lagi.........
> > > > >  
> > > > > sejarah tdk perlu menyalahkan pada pribadi soeharto, 
> melainkan 
> > > > bahwa setiap presiden terbuka peluang menjadi sosok  jahat 
> > maupun 
> > > > baik...
> > > > >  
> > > > >  
> > > > > 
> > > > > 
> > > > > Ikranagara <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > > > > 
> > > > > Bagaimana membangun masa depan kalau tidak tahu masa lalu?
> > > > > 
> > > > > Bisa saja! Dengan melakukan diskontinuiti terhadap masa lalu!
> > > > > 
> > > > > Generasi baru jangan mau dibebani masa lalu orangtuanya, agar 
> > > bisa 
> > > > > bebas dalam membangun masa depannya sesuai dengan idelnya 
> > > sendiri, 
> > > > > dan bukan ideal orang tuanya. Itulah sebabnya manusia punya 
> > otak 
> > > > > yang tergolong yahut di bandingkan makhluk lainnya.
> > > > > 
> > > > > Pendidikan orang tua itu baik, tetapi untuk batas tertentu 
> > kita 
> > > > > harus berani menyetopnya, kalau tidak maka kita akan dibebani 
> > > > hasil 
> > > > > brainwashed orang tua itu. Ya, pendidikan itu banyak sekali 
> > unsur 
> > > > > brain washednya.
> > > > > 
> > > > > Kata kunci: DISKONTINYUITAS! ini juga saya berikan kepada 
> > kedua 
> > > > > putera saya, dan mereka masing-masing menjsadi dirinya 
> sendiri 
> > > > yang 
> > > > > bebas dari orang tuanya --- alangkah bahagianya saya sebagai 
> > > orang 
> > > > > tua!
> > > > > 
> > > > > Tapi apa yang dilakukan presiden-presiden kita sesudah 
> Suharto 
> > di 
> > > > > bidang ekonomi? Tidak berani melakukan diskontinyuitas, 
> > akibatnya 
> > > > > kita akan mengulang jalan yang sudah pernah dilalui oleh 
> > Suharto 
> > > > di 
> > > > > bidang ekonomi. Kesenjangan ekonomi, kemiskinan dan 
> > pengangguran 
> > > > > akan menjadi hantu yang kalau suidah tiba saatnya maka 
> > menjelma 
> > > > jadi 
> > > > > momok amuk-amukan lagi!
> > > > > 
> > > > > Ikra.-
> > > > > 
> > > > > 
> > > > > 
> > > > > 
> > > > > --- In [EMAIL PROTECTED], "rm_danardono" 
> > > > <[EMAIL PROTECTED]> 
> > > > > wrote:
> > > > > > 
> > > > > > 
> > > > > > >>>>kalo ada apa-apa, dulu selalu menyalahkah bung karno, 
> > nah 
> > > > > > sekarang gantian nyalahkan semuanya pada pak harto.
> > > > > > >  
> > > > > > > emang gampang sih menyalahkan..<<<<<<
> > > > > > 
> > > > > > RMDH: lha iya too..bung Karno juga nyalahkan Belanda! Gus 
> > Dur 
> > > > > > nyalahkan Megawati..Suharto nyalahkan bung Karno..
> > > > > > Lha anda kira siapa yang salah? Jan Pieterzoon Coen?
> > > > > > 
> > > > > > Mas Rahmat ya betul dong, belajar dari sejarah. Gimana mau 
> > > > bangun 
> > > > > > masa depan, kalau masa lalu aja gak tahu? Lha ilmu alam itu 
> > > > gimana 
> > > > > > menggenmangkannya? kan juga dengan experiment2? Secara 
> > ilmiah 
> > > > > namanya 
> > > > > > empirik. kalau anda nabrak pohon kemarin dulu, masa mau 
> > lupain, 
> > > > > lalu 
> > > > > > besok nabrak lagi?
> > > > > > 
> > > > > > Piyee to?
> > > > > > 
> > > > > > RMDH 
> > > > > > 
> > > > > > 
> > > > > > --- In [EMAIL PROTECTED], dicky riyadi 
> > > <[EMAIL PROTECTED]> 
> > > > > > wrote:
> > > > > > > 
> > > > > > > memang paling mudah menengok masa lalu, daripada bersiap 
> > ke 
> > > > masa 
> > > > > > depan.
> > > > > > >  
> > > > > > 
> > > > > > 
> > > > > > 
> > > > > > > > RG Nur Rahmat <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > > > > > > 
> > > > > > > Untungnya, anak cucu kita tahu apa itu kebenaran. Kenapa 
> > kita 
> > > > > bisa 
> > > > > > tengkurap begini. Sejarah itu sangat penting. Kalau tidak 
> > pasti 
> > > > > dia 
> > > > > > akan dimakamkan di TMP Kalibata. 
> > > > > > > 
> > > > > > > fatur <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > > > > > > Adakah kita pernah peduli atas korban-korban setelah 
> > tanggal 
> > > > > > KERAMAT itu?
> > > > > > > Apakah anda pernah mengakui ada berjuta umat manusia tak 
> > > > berdosa 
> > > > > > mati
> > > > > > > sia-sia atas nama kemanusian?
> > > > > > > Apakah pemerintah pernah mengakui? Pembantaian, 
> intimidasi,
> > > > > > > penghancuran..suharto tetap pahlawan.
> > > > > > > Apa utungnya andai suharto terlibat? Para korban sudah 
> > > > terlanjur 
> > > > > > menderita
> > > > > > > mas.
> > > > > > > 
> > > > > > > _____ 
> > > > > > > 
> > > > > > > From: Ambon [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
> > > > > > > Sent: Tuesday, October 26, 2004 5:14 AM
> > > > > > > To: Undisclosed-Recipient:;
> > > > > > > Subject: [ppiindia] G30S, Terlibatkah Soeharto?
> > > > > > > 
> > > > > > > * http://www.kompas.com/kompas-
> > cetak/0410/27/opini/1350653.htm
> > > > > > > Rabu, 27 Oktober 2004
> > > > > > > 
> > > > > > > G30S, Terlibatkah Soeharto?
> > > > > > > 
> > > > > > > SETIAP kali memasuki bulan September dan Oktober, ingatan 
> > > > selalu 
> > > > > > menerawang 
> > > > > > > jauh ke belakang, tepatnya ke peristiwa Gerakan 30 
> > September 
> > > > > (G30S) 
> > > > > > tahun 
> > > > > > > 1965 yang sampai kini masih tetap menyimpan misteri.
> > > > > > > Ada pepatah yang menyatakan bahwa orang yang menguasai 
> > > > > informasi, 
> > > > > > akan 
> > > > > > > menguasai dunia. Pepatah itu tidak mengada-ada, karena 
> > > > kenyataan 
> > > > > > itulah yang
> > > > > > > 
> > > > > > > terjadi pada Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan 
> > > > Darat 
> > > > > > (Kostrad) 
> > > > > > > Mayor Jenderal Soeharto sewaktu Peristiwa G30S terjadi.
> > > > > > > Ia adalah satu-satunya perwira tinggi Angkatan Bersenjata 
> > > > > Republik 
> > > > > > Indonesia
> > > > > > > 
> > > > > > > (ABRI) yang tahu persis tentang apa yang terjadi pada 
> > tanggal 
> > > > 1 
> > > > > > Oktober 1965
> > > > > > > 
> > > > > > > dini hari itu. Data yang telah dipublikasikan selama ini 
> > > > > > menyebutkan, pada 
> > > > > > > tanggal 30 September 1965 malam, Soeharto telah diberi 
> > > > informasi 
> > > > > > oleh 
> > > > > > > Kolonel Infanteri Abdul Latief, Komandan Brigade 
> Infanteri 
> > I 
> > > > > > Jayasakti Kodam
> > > > > > > 
> > > > > > > V Jaya, bahwa akan dilakukan penjemputan paksa terhadap 
> > para 
> > > > > > jenderal 
> > > > > > > pimpinan teras Angkatan Darat, termasuk Panglima Angkatan 
> > > > Darat 
> > > > > > Jenderal 
> > > > > > > Ahmad Yani, untuk dihadapkan kepada Presiden Soekarno.
> > > > > > > =========================== 
> > > > > > > 
> > > > > > > 
> > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed]
> > > > > > > 
> > > > > > > 
> > > > > > > 
> > > > > > > 
> > > > > > > 
> > > > > > 
> > > > > 
> > > > 
> > > 
> > 
> *********************************************************************
> > > > > *
> > > > > > *****
> > > > > > > Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. 
> > > Menuju 
> > > > > > Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
> > > > www.ppi-
> > > > > > india.uni.cc
> > > > > > > 
> > > > > > 
> > > > > 
> > > > 
> > > 
> > 
> *********************************************************************
> > > > > *
> > > > > > *****
> > > > > > > 
> > > > > > 
> > > > > 
> > > > 
> > > 
> > 
> _____________________________________________________________________
> > > > > _
> > > > > > ____
> > > > > > > Mohon Perhatian:
> > > > > > > 
> > > > > > > 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA 
> > (kecuali 
> > > > sbg 
> > > > > > otokritik)
> > > > > > > 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan 
> > > > > dikomentari.
> > > > > > > 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
> > > > > > > 4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
> > > > > > > 5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
> > > > > > > 6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
> > > > > > > 7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
> > > > > > > 
> > > > > > > Yahoo! Groups Links
> > > > > > > 
> > > > > > > 
> > > > > > > 
> > > > > > > 
> > > > > > > 
> > > > > > > 
> > > > > > > 
> > > > > > > 
> > > > > > > 
> > > > > > >             
> > > > > > > ---------------------------------
> > > > > > > Do you Yahoo!?
> > > > > > > Yahoo! Mail Address AutoComplete - You start. We finish.
> > > > > > > 
> > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed]
> > > > > > > 
> > > > > > > 
> > > > > > > 
> > > > > > > 
> > > > > > > 
> > > > > > > 
> > > > > > > 
> > > > > > 
> > > > > 
> > > > 
> > > 
> > 
> *********************************************************************
> > > > > *
> > > > > > *****
> > > > > > > Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. 
> > > Menuju 
> > > > > > Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
> > > > www.ppi-
> > > > > > india.uni.cc
> > > > > > > 
> > > > > > 
> > > > > 
> > > > 
> > > 
> > 
> *********************************************************************
> > > > > *
> > > > > > *****
> > > > > > > 
> > > > > > 
> > > > > 
> > > > 
> > > 
> > 
> _____________________________________________________________________
> > > > > _
> > > > > > ____
> > > > > > > Mohon Perhatian:
> > > > > > > 
> > > > > > > 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA 
> > (kecuali 
> > > > sbg 
> > > > > > otokritik)
> > > > > > > 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan 
> > > > > dikomentari.
> > > > > > > 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
> > > > > > > 4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
> > > > > > > 5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
> > > > > > > 6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
> > > > > > > 7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
> > > > > > > 
> > > > > > > 
> > > > > > > 
> > > > > > > Yahoo! Groups Sponsor 
> > > > > > > Get unlimited calls to
> > > > > > > 
> > > > > > > U.S./Canada
> > > > > > > 
> > > > > > > 
> > > > > > > ---------------------------------
> > > > > > > Yahoo! Groups Links
> > > > > > > 
> > > > > > >    To visit your group on the web, go to:
> > > > > > > http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/
> > > > > > >   
> > > > > > >    To unsubscribe from this group, send an email to:
> > > > > > > [EMAIL PROTECTED]
> > > > > > >   
> > > > > > >    Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! 
> > Terms 
> > > of 
> > > > > > Service. 
> > > > > > > 
> > > > > > > 
> > > > > > > 
> > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed]
> > > > > 
> > > > > 
> > > > > 
> > > > > 
> > > > > 
> > > > > 
> > > > 
> > > 
> > 
> *********************************************************************
> > > > ******
> > > > > Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. 
> Menuju 
> > > > Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
> > www.ppi-
> > > > india.uni.cc
> > > > > 
> > > > 
> > > 
> > 
> *********************************************************************
> > > > ******
> > > > > 
> > > > 
> > > 
> > 
> _____________________________________________________________________
> > > > _____
> > > > > Mohon Perhatian:
> > > > > 
> > > > > 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali 
> > sbg 
> > > > otokritik)
> > > > > 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan 
> > > > dikomentari.
> > > > > 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
> > > > > 4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
> > > > > 5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
> > > > > 6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
> > > > > 7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
> > > > > 
> > > > > 
> > > > > 
> > > > > Yahoo! Groups SponsorADVERTISEMENT
> > > > > 
> > > > > 
> > > > > ---------------------------------
> > > > > Yahoo! Groups Links
> > > > > 
> > > > >    To visit your group on the web, go to:
> > > > > http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/
> > > > >   
> > > > >    To unsubscribe from this group, send an email to:
> > > > > [EMAIL PROTECTED]
> > > > >   
> > > > >    Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms 
> of 
> > > > Service. 
> > > > > 
> > > > > 
> > > > > 
> > > > > [Non-text portions of this message have been removed]
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> ***************************************************************************
> Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih 
> Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
> ***************************************************************************
> __________________________________________________________________________
> Mohon Perhatian:
> 
> 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
> 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
> 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
> 4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
> 5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
> 6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
> 7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
>  
> Yahoo! Groups Links
> 
> 
> 
>  
> 
> 
> 
> 

-------------------------------------------------
WebMail från Tele2 http://www.tele2.se
-------------------------------------------------



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar.
Now with Pop-Up Blocker. Get it for free!
http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih 
Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke