Salam,
Masak sih, bicara seperti SBY tentang pusar perempuan
di televisi, dianggap represif dan otoriter (argumen
Gadis)? Padahal dia belum melakukan pelarangan atau
pembatasan apa-apa. Soal pakaian bebas, di Indonesia
sudah bisa kok, di mal-mal itu pakaian apa saja
dipakai. Apalagi di klub-klub malam, mau pusar atau
bawah pusar diobral juga suka-suka yang melakukan dan
yang gemar menontonnya. Tapi televisi adalah ranah
publik. Sudah sepatutnya isi televisi diatur demi
kepentingan publik. Kalau pusar diobral sambil pantat
dan pinggul digoyang seperti adegan bersenggama, pada
pukul setengah tujuh, pas usai Maghrib, menurut
kawan-kawan, banyak mana ibu-ibu Indonesia yang
menganggap itu 'kebebasan yang harus dihargai' atau
yang 'miris dan cemas atas pengaruhnya pada anak-anak
remaja mereka'? Lebih lanjut lagi, bukan soal jumlah
'banyak mana yang setuju dan tidak setuju', tetapi
apakah sudah memenuhi 'taste & decency' bangsa
Indonesia? 

I am with you, Rio.

Salam,

Sirikit
--- Eko Bambang Subiyantoro <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:

> 
> Wah, seandainya mas Satrio datang kemarin ke acara
> QB pasti seru,,
> karena dua pejabat KPI mas Ade Armando dan Bimo
> Nugroho juga
> datang,,,dan "pusar SBY" memang menjadi topik
> menarik he..he..
> 
> ebs
> 
> 
> Thursday, December 23, 2004, 6:20:28 PM, you wrote:
> 
> 
> Satrio> SBY bicara begitu pasti dengan asumsi, tidak
> Satrio> mempertontonkan pusar perempuan di televisi
> adalah
> Satrio> sikap menghargai dan menghormati perempuan.
> Apalagi,
> Satrio> bagi banyak kalangan Islam, mempertunjukkan
> pusar sama
> Satrio> saja dengan membuka aurat wanita.
> 
> Satrio> Ucapan SBY sudah pasti didukung para
> rohaniwan, MUI,
> Satrio> dan banyak kalangan ibu-ibu dan orangtua,
> pengamat
> Satrio> media, dsb...
> 
> Satrio> Tapi, oleh Gadis Arivia, ucapan SBY itu
> malah dicap
> Satrio> melecehkan perempuan!!!!!
> 
> Satrio> Mungkin saya harus tanya Boni, mantan
> redaktur Jurnal
> Satrio> Perempuan, untuk menjelaskan
> ini...he..he..he... 
> 
> Satrio> Rio
> 
> 
> Satrio> --- Eko Bambang Subiyantoro
> <[EMAIL PROTECTED]>
> Satrio> wrote:
> 
> >> 
> >>
> Satrio>
>
http://www.jurnalperempuan.com/yjp.jpo/?act=berita%7C-267%7CX
> >> Kamis, 23 Desember 2004
> >> Gadis Arivia: “Pusar SBY Memang Tidak Menarik
> Untuk
> >> Dipertontonkan”
> >> Jurnalis : Eko Bambang S
> >> Jurnalperempuan.com-Jakarta. Perintah presiden
> >> Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk menghentikan
> >> tayangan yang lebih menonjolkan pusar perempuan
> >> beberapa waktu yang lalu nampaknya mengundang
> >> kritik. Pernyataan SBY tersebut dinilai tidak
> >> memiliki perspektif perempuan dan melakukan
> proses
> >> dehumanisasi perempuan. 
> >> 
> >> Kritik tersebut seperti yang dilontarkan oleh
> Gadis
> >> Arivia, Board Of Director Yayasan Jurnal
> Perempuan.
> >> Pusar SBY memang tidak terlalu menarik untuk di
> >> pertontonkan, namun SBY jangan seenaknya melarang
> >> tampilnya pusar perempuan,” ujar Gadis. Menurut
> >> Gadis, “pernyataan SBY ini mengandung
> dehumanisasi
> >> perempuan, justru menurut saya dia harus
> >> dipersoalkan karena pernyataanya mengandung
> >> pelecehan seksual. Mengapa tali pusar yang
> >> dipermasalahkan, mengapa tidak laki-laki yang
> >> kencing ditengah jalan yang kelihatan penisnya,
> >> kenapa SBY tidak mempermasalahkan penis yang
> >> diperlihatkan ketika membuat air kecil,” Kata
> Gadis
> >> yang merasa sensitivitas gendernya sangat
> terusik. 
> >> 
> >> Menurut Gadis, sebelum SBY berkomentar soal
> >> pornografi dan tali pusar, maka sebaiknya SBY
> >> membaca terlebih dahulu Jurnal Perempuan edisi 38
> >> ini, karena didalam edisi ini dihalaman 22
> >> disebutkan pendapat Catharine MacKinnon yang
> >> menyatakan bahwa pornografi adalah sebuah grafis
> >> yang secara eksplisit memiliki tujuan
> >> mensubordinasikan perempuan melalui gambar, atau
> >> kata-kata dan termasuk dehumanisasi perempuan
> >> sebagai objek seksual, benda-benda, komoditi,
> >> penikmat penderitaan, sasaran penghinaan atau
> >> perkosaan; dengan jalan diikat, disayat,
> dimutilasi
> >> atau bentuk-bentuk penyiksaan fisik. Atau juga
> >> menempatkannya atau menggambarkannya sebagai
> sasaran
> >> pemuas seksual atau perbudakan. Demikian juga
> dengan
> >> grafis yang menunjukkan perempuan dipenetrasi
> dengan
> >> menggunakan benda atau hewan, direpresentasikan
> >> secara biadab dalam skenario, cedera, penyiksaan,
> >> dipertunjukkan secara seronok atau tak berdaya,
> >> berdarah-darah, tersiksa atau disakiti dalam
> konteks
> >> yang membuat kondisi-kondisi seksual (tertentu). 
> >> 
> >> Bagi Gadis, pusar perempuan bukanlah hal yang
> >> penting untuk dipermasalahkan. “Saya juga
> mempunyai
> >> anak perempuan dan saya disini sebagai ibu. Se
> >> liberal-liberalnya saya kalau kita mempunyai anak
> >> perempuan, selalu saja kita mempunyai nilai-nilai
> >> ideal yang menurut kita ingin kita paksakan
> kepada
> >> anak perempuan kita. Nah itu juga suatu latihan
> bagi
> >> saya untuk menghormati anak saya untuk memilih
> >> pakaian yang dia senangi. Saya tahu dia akan
> >> berangkat remaja. Saya kira semua orang tua
> >> mempunyai kegelisahan tersebut. Tetapi kita harus
> >> menyikapinya dengan tidak berlaku otoriter atau
> >> represif seperti yang dilakukan SBY,” ujar Gadis.
> 
> >> 
> >> Gadis tidak setuju ketika pilihan-pilihan bebas
> >> setiap manusia harus dibatasi. Misalnya agar anak
> >> perempuan tidak mempertontonkan pusarnya maka dia
> >> diberikan baju-baju yang semuanya panjang-panjang
> >> dan tidak membolehkan dia memakai baju-baju yang
> >> minim atau sedikit terbuka. “Saya kira kalau saya
> >> mendidik Anissa anak saya seperti itu, saya kira
> dia
> >> tidak akan menjadi seseorang yang mempunyai
> >> kepribadian yang bebas. Dia tidak akan mempunyai
> >> spirit kebebasan tersebut. Bagi saya tetapi
> ketika
> >> anak saya memilih baju yang ingin ia pakai, dan
> dia
> >> telah memutuskan untuk memakai baju tersebut,
> saya
> >> sebagai ibu, orang yang dekat dengan dia, sebagai
> >> teman yang dekat dengan dia saya hanya bisa
> >> menerimanya, dan saya berharap memang itu
> >> keinginannya, memilih baju seperti itu,” kata
> Gadis.
> >> Ditambahkan, “Saya harus bisa memahami karena dia
> >> hidup dalam jaman yang berbeda dengan saya, dia
> >> mempunyai spirit yang berbeda dengan saya, dan
> saya
> >> harus menghormati itu dan saya ingin juga dia
> dengan
> >> anaknya menghormati itu kelak, dan saya yakin
> anak
> >> kita itu jauh lebih cerdas dari kita, jauh lebih
> >> bijaksana dari kita biarkabnlah dia hidup sebebas
> >> dia, memilih terbaik bagi dia selama dia tidak
> >> melanggar hak orang lain, “ jelas Gadis. 
> >> 
> >> Gadis akan menolak pornografi jika pornografi itu
> >> pada akhirnya membangkitkan kekerasan terhadap
> >> perempuan, membangkitkan dehumanisasi perempuan,
> >> tetapi kalau ciuman, membangkitkan gairah seksual
> >> apa itu melanggar hak. Gadis lebih peduli
> >> membicarakan masalah pornografi ini pada aspek
> >> perlindungan hukum bagi perempuan. “kalau kita
> >> bicara pornografi, saya justru cenderung bicara
> >> perempuan yang memerankan aksi-aksi porno itu
> karena
> >> kebanyakan tidak dilindungi hukum, itu suatu
> >> pekerjaan yang tidak dilindungi hukum. Mereka
> banyak
> >> mengalami kekerasan, tidak dibayar sesuai dengan
> >> upah dan seringkali dilecehkan oleh sutradara.
> >> Justru saya lebih setuju berbicara tentang
> hak-hak
> >> perempuan itu. Sama seperti kalau kita bicara
> >> prostitusi, saya tidak setuju melarang mereka,
> >> memojokkan mereka, atau menilai moralitas mereka,
> >> tetapi saya lebih setuju bahwa mereka ini adalah
> >> sosok pekerja yang sangat rentan yang tidak
> >> dilindungi hukum, yang ujung-ujungnya selalu akan
> >> ditraficking. Dengan memfokuskan pembahasan
> seperti
> >> itu, kita lebih produktif dalam menyikapi masalah
> >> pornografi,” ujar Gadis. 
> >> 
> >> 
> >> 
> >> 
> >> 
> >> ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor
> >> --------------------~--> 
> >> $4.98 domain names from Yahoo!. Register
> anything.
> >>
> Satrio>
>
http://us.click.yahoo.com/Q7_YsB/neXJAA/yQLSAA/BRUplB/TM
> 
=== message truncated ===


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar.
Now with Pop-Up Blocker. Get it for free!
http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Posting: ppiindia@yahoogroups.com
5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke