Memangnya semua rakyat miskin (termasuk yang di daerah
terpencil) menikmati raskin, pendidikan murah, serta
kesehatan?

Kok banyak anak yang putus sekolah, biaya pendidikan
melangit, serta biaya rumah sakit juga tinggi?

Dana subsidi BBM belum tentu sampai ke rakyat miskin.
Tapi harga barang2 naik itu sudah pasti. Itu berarti
jika penghasilan tetap, rakyat tetap miskin. Dan
naiknya itu bukan cuma 4%, tapi bisa 20% lebih,
contohnya telur dari Rp 7500 naik jadi Rp 9000/kg


--- neena <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> secara teoritis mas syarif logis.
> tapi..ini bukan cuma masalah ekspektasi yg didasari
> mental bangsa Indonesia. bener kata mas irwank,
> kenaikan bbm yg pertama mas juga udah analisa efek
> "kemiskinannya" belum?
> apa maksud pernyataan: "Hasil
> simulasi juga menunjukkan bahwa pengurangan subsidi
> BBM dan dengan kompensasi kebijakan raskin
> memberikan dampak yang lebih baik bagi pengurangan
> kemiskinan." Meaning???
> 
> 
> irwank2k2 <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> Cuma pengen lebih jelas aja..
> Bung Ari (atau rekan lain), tolong tanyakan pada
> yang nulis ini,
> apa sikap beliau mengenai kenaikan harga bbm dalam
> kurun waktu
> setahun yang lalu.
> 
> Mudah"an tulisan ini tidak dicap menyebar fitnah
> atau bergaya preman
> atau stigma jelek lainnya.. :-P
> 
> Wassalam,
> 
> Irwan.K
> 
> =======
> --- In ppiindia@yahoogroups.com, "Ari Condro"
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > ----- Original Message -----
> > From: "syarif.syahrial" <[EMAIL PROTECTED]>
> > 
> > Dear All,
> > Saya ingin membuka tulisan ini dengan kata manis
> yang ada di voucher isi
> > ulang
> > Telkomsel "What is popular, It's not always right.
> What is right,
> It's not
> > always popular"
> > Kata manis tersebut mungkin pas konteksnya dalam
> kaitannya dengan BBM
> > tersebut. Kebijakan yang tidak populer dan belum
> tentu tidak benar
> tentunya.
> > 
> > Saya mungkin tidak terlalu ahli dalam makroekonomi
> (mungkin bisa
> cross check
> > ke Bang Yogi Vidyattama, tn3). Namun, seperti Bang
> Badruz TN4 saya ingin
> > memberikan sedikit tanggapan. Ada beberapa point:
> > 
> > 1) Dari hasil perhitungan, struktur biaya industri
> dari komponen
> bahan bakar
> > sebagian besar kurang dari 10% karenanya secara
> matematis kenaikan harga
> > input bahan bakar sangat kecil. Misalkan BBM naik
> 40%, maka harga
> produksi
> > harusnya naik 4% saja. Namun, dari struktur bahan
> bakar, Solar adalah
> > komponen terbesar padahal Solar dan Minyak tanah
> adalah jenis bahan
> bakar
> > (besar komitmennya) ingin tetap dipertahankan
> subsidinya. karenanya,
> > hubungan kenaikan BBM (let's say 40%) tidak
> selinier hitungan di atas.
> > 
> > 2) Namun, menurut pendapat saya, industri selalu
> mencari akal
> tentunya untuk
> > menaikkan tingkat harga apalagi untuk jenis barang
> yang tingkat
> > substitusinya sangat rendah. Sekali lagi, secara
> perhitungan ekonomis
> > matematis, kenaikan BBM tidak terlalu berpengaruh
> banyak terhadap biaya
> > input produksi karena proporsi input bahan bakar
> kecil. Bandingkan saja
> > dengan hasil penelitian yang dilakukan LPEM FEUI,
> besarnya pungutan yang
> > harus ditanggung industri berkisar 9 -11% dari
> total biaya produksi.
> Nah,
> > tentunya kalau ini yang dikurangi efek kenaikan
> BBM semakin tidak
> > berpengaruh. Jadi kebijakan pengurangan pungli dan
> pemotongan jalur
> > birokrasi perijinan menjadi penting
> > 
> > 3) Dari sisi keuangan negara, APBN menanggung
> biaya subsidi yang sangat
> > besar dari subsidi BBM ini. Bayangkan dengan
> asumsi harga minyak 22 - 25
> > dollar per barrel saja, subsidi BBM dalam RAPBN
> 2005, mencapai Rp 21 T.
> > Bandingkan dengan subsidi pangan dan beras yang Rp
> 5,9T atau dengan
> listrik
> > Rp 3,4T dan pupuk yang hanya Rp 1,3 T. Tentunya
> teman-teman tahu
> bahwa APBN
> > Indonesia sangat terbatas dan hanya untuk survival
> saja. Hidup adalah
> > pilihan, tentunya kita harus memilih untuk
> mengalokasikan sumber daya
> > terbatas tersebut pada sektor-sektor yang penting
> atau dalam bahasa
> keren
> > "Tepat Sasaran". Karenanya dalam melihat subsidi
> BBM kita harus berlapis
> > menurut jenisnya dan memberikan keberpihakan
> kepada kelompok masyarakat
> > terbesar yaitu orang miskin.
> > 
> > 4) Kalangan menengah ke bawah, banyak mengkonsumsi
> minyak tanah dan
> sebagian
> > lainnya menggunakan bahan bakar konvensional
> seperti kayu bakar.
> Konsumsi
> > bahan bakar seperti Pertamax dan Pertamax Plus itu
> sebagian besar
> "menengah
> > ke atas" dan relatif tidak perlu disubsidi.
> Karenanya subsidi ini harus
> > dialihkan. As you know, pemerintah Indonesia
> memiliki sejumlah program
> > sebagai kompensasi pengurangan subsidi BBM sejak
> zaman Mega. Hasil
> simulasi
> > juga menunjukkan bahwa pengurangan subsidi BBM dan
> dengan kompensasi
> > kebijakan raskin memberikan dampak yang lebih baik
> bagi pengurangan
> > kemiskinan.
> > 
> > 5) Terlepas dari kebijakan subsidi yang sering
> bocornya, dengan kepala
> > dingin tentunya kita ingin tepat sasaran ketimbang
> kebijakan subsidi
> yang
> > salah. Tapi, dari tadi saya selalu pake
> angka-angka. Bahkan, pernyataan
> > bahwa subsidi BBM akan meningkatkan tingkat
> inflasi pun tidak
> terbukti dari
> > angka inflasi yang ada di BPS.
> > 
> > 6) Banyak temen yang skeptik dengan angka-angka
> pemerintah yang
> berasal dari
> > BPS (Badan Pusat Statistik). Mungkin saya salah
> satu diantaranya
> namun kita
> > tidak punya indikator makro lain. Sebuah joke
> pernah dilontarkan.
> "Kemana
> > kita membeli barang yang murah..?" ke BPS
> jawabnya. karena disana lah
> > indikator tingkat harga yang termurah.
> > 
> > 7) Saya juga menyadari bahwa di kepala masyarakat
> Indonesia ada
> suatu sikap.
> > Jika BBM naik, harga barang lain pasti akan naik
> lebih besar pula. Dari
> > hasil perhitungan saya, tentunya tidak terjadi.
> Tapi itu sekedar
> > angka-angka. Ada bagian ilmu sosial lain yang
> tidak dimasukkan ke dalam
> > perhitungan ekonomi yaitu faktor antropologi dan
> sosiologi ekonomi
> > masyarakat Indonesia. Masyarakat sudah berpendapat
> terlebih dahulu
> dan hal
> > itu terus di blow up dengan demonstrasi mahasiswa,
> siaran di TV dan
> Radio
> > dll
> > 
> > 8) Hal ini dalam ilmu ekonomi dikenal sebagai
> ekspektasi. Terbentuk
> sikap di
> > kepala masyarakat kita bahwa jika BBM naik harga
> barang lain pasti naik
> > pula. Saya pernah mendatangi ketua BEM UI ketika
> mereka protes
> kenaikan BBM.
> > Saya katakan "Demo Anda ini malah mengakibatkan
> harga barang naik
> > beneran...". Begitulah ekspektasi seperti bola
> liar yang sulit
> dikendalikan.
> > kebijakan ekonomi makro di beberapa belahan dunia
> sekarang 
=== message truncated ===


=====
Bacalah artikel tentang Islam di:
http://www.nizami.org


                
__________________________________ 
Do you Yahoo!? 
Yahoo! Mail - Find what you need with new enhanced search.
http://info.mail.yahoo.com/mail_250


------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar.
Now with Pop-Up Blocker. Get it for free!
http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Forum IT PPI-India: http://www.ppiindia.shyper.com/itforum/
5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke