http://www.sinarharapan.co.id/berita/0501/14/sh03.html

 
PBB Khawatirkan Pembatasan Indonesia
 

Markas PBB - Kepala Urusan Kemanusiaan PBB, Jan Egeland, Kamis (13/1) 
mencemaskan pembatasan yang dilakukan pemerintah Indonesia terhadap kegiatan 
warga asing dalam membantu korban tsunami di Aceh. Kebijakan itu katanya bisa 
mengancam kenyamanan kinerja para petugas kemanusiaan itu. 
Dia mengatakan pada prinsipnya petugas kemanusiaan tidak suka diikuti militer, 
meskipun untuk hal-hal tertentu pengawalan militer diperlukan bahkan dalam 
kasus-kasus istimewa PBB memintanya karena faktor keamanan. "Kita tidak punya 
pembatasan dalam kerja dengan alasan-alasan politik. Kita berharap dan berdoa 
hal itu jangan sampai terjadi," katanya.
Seperti diberitakan SH sebelumnya, Indonesia mendesak para petugas asing untuk 
memperoleh pengawalan tentara ke Provinsi Aceh karena ancaman serangan kelompok 
separatis GAM, meskipun pernyataan gencatan senjata sudah diumumkan. 
Para petugas pemberi bantuan PBB sudah dikawal militer Indonesia dalam beberapa 
tugas di pantai barat Sumatra. Indonesia juga menghendaki pasukan asing 
meninggalkan Indonesia akhir Maret atau lebih cepat.
Pasukan asing cukup penting dalam operasi bantuan, karena mereka menerbangkan 
helikopter pembawa bantuan termasuk ke daerah-daerah yang terisolasi. 
"Saya yakin pemerintah Indonesia akan setuju dengan saya, bahwa masalah 
terpenting adalah menyelamatkan nyawa para korban dan bukan pemberian batas 
waktu," ujar Jan Egeland. 
Dikatakan, yang akan dibutuhkan adalah kehadiran militer yang substansial untuk 
beberapa minggu lagi. Dan meskipun jalan-jalan sudah dibersihkan pada akhir 
Maret, sehingga memberi peluang bagi konvoi sipil menggantikan operasi udara 
militer, namun beberapa aset militer masih dibutuhkan setelah bulan Maret. 
"Saya berharap kawan-kawan Indonesia dan para kolega akan menerima (kenyataan), 
bahwa ini adalah kebutuhan masyarakat," demikian pernyataan Egeland Kamis 
malam. 
Sementara itu, Presiden George W Bush hari Kamis (13/1) mengatakan militer 
Amerika telah membuat sesuatu yang signifikan bagi korban tsunami, meskipun 
Indonesia meminta pasukan asing meninggalkan Aceh pada akhir Maret 2005. "Cukup 
banyak pembicaraan tentang beberapa negara yang tidak menghargai Amerika!" kata 
Presiden AS itu. "Saya bisa menjamin Anda, bahwa mereka yang telah dibantu oleh 
militer kita menghargai Amerika," katanya. 

Duta Besar AS untuk Indonesia B Lynn Pascoe tidak menganggap keputusan 
pemerintah Indonesia yang meminta warga asing di Aceh segera mendaftarkan diri 
dan penetapan bantuan asing hanya selama tiga bulan sebagai suatu masalah. 
Menurut Pascoe, pemerintah Indonesia sepenuhnya berhak menentukan kapan bantuan 
asing tidak diperlukan lagi.
"Kami akan berada di sana selama bantuan kami dibutuhkan. Kami tidak berminat 
berada di sana setelah batas waktu ditentukan. Jadi kalau bantuan helikopter 
kami sudah tidak dibutuhkan lagi, untuk apa kami terus ada di sana," tegas 
Pascoe.
Secara terpisah, dalam wawancara dengan ABC, Bush mengatakan bahwa kampanye 
publik AS di luar negeri bisa dilakukan pada saat meningkatnya sentimen 
anti-Amerika.
"Upaya diplomasi publik kita amat lemah dan tidak terlalu bagus, dibanding 
dengan upaya diplomasi publik dari mereka yang akan menyebarkan kebencian dan 
menjelek-jelekkan Amerika Serikat!" Demikian pernyataan Bush kepada Barbara 
Walters, yang akan disiarkan Jumat (14/1) malam (Sabtu WIB) pada acara "20/20" 
ABC. 
Egeland memperkirakan setelah bulan Maret operasi bantuan masih diperlukan dari 
militer untuk membawa minyak dan bahan-bahan di daerah tertentu. Sepuluh 
helikopter disiapkan para donor dan tambahan dari militer telah dicat putih 
untuk menyertakannya sebagai pesawat sipil, katanya. 
Dia juga mengatakan terjadi penjarahan dan kekerasan di Aceh. Namun sejauh ini 
kegiatan petugas kemanusiaan tidak dibatasi baik oleh pemerintah maupun oleh 
pemberontak separatis. 
Jan Egeland mengatakan upaya kemanusiaan berjalan maju, kecuali di Aceh dan 
Sumatra di mana masih besar persoalannya. "Masih perjuangan besar di kawasan 
itu. Kita perlu mencapai para korban di lapangan di Banda Aceh. Apalagi bila 
kita harus menyangga gelombang kedua yakni ancaman penyakit dan kematian," 
katanya.

Angkat Kaki
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengulangi pernyataannya Jumat (14/1) ini, bahwa 
pasukan militer asing yang membantu operasi bencana tsunami di Aceh harus 
meninggalkan Indonesia. Pasukan asing harus angkat kaki pada bulan Maret nanti. 
Namun dia mengatakan petugas kemanusiaan asing bisa tinggal setelah batas waktu.
"Tiga bulan sudah cukup untuk bantuan darurat dari tentara asing!" Demikian 
pernyataan Wapres Jusuf Kalla ketika singgah di Banda Aceh dari tugas meninjau 
wilayah bencana terparah tsunami tersebut. "Orang sipil masih tinggal, OK 
saja," katanya.
Pemerintah Indonesia mengatakan ratusan pasukan asing (Amerika, Australia, 
Singapura dan lainnya) yang membantu operasi kemanusiaan di Provinsi Aceh, 
harus meninggalkan wilayah itu pada Maret 2005. Para pejabat Indonesia juga 
memerintahkan para petugas kemanusiaan untuk bergerak dengan pengawalan militer 
pada saat mereka meninggalkan kota-kota utama di Aceh ke wilayah bencana di 
pedalaman. 
Pemerintah mengatakan pembatasan bergerak itu untuk keselamatan ratusan 
sukarelawan yang datang membantu ke provinsi bencana itu. Provinsi Aceh sejak 
lama dilanda konflik karena pemberontak GAM yang ingin merdeka bertempur 
melawan pasukan pemerintah. Mereka kaum separatis tersebut sudah bertempur 
sejak tahun 1976.
Kalla hari Jumat mengatakan tambahan pasukan akan segera berada di Aceh. Mereka 
tidak akan menjalankan operasi keamanan, tetapi membantu upaya pembangunan 
kembali (rekonstruksi) Aceh. 
Sementara itu juru bicara Departemen Luar Negeri Indonesia, Yuri O. Thamrin 
ketika dihubungi SH mengatakan keberadaan personel militer, seperti yang 
ditegaskan Wakil Presiden Jusuf Kalla memang diharapkan telah selesai tiga 
bulan mendatang. 
Sedangkan sukarelawan asing diperbolehkan tetap tinggal selama masih dibutuhkan.
Dalam KTT Tsunami yang berlangsung di Jakarta, Kamis (6/1) lalu telah 
dijelaskan penanggung jawab utama penanggulangan bencana adalah negara-negara 
yang tertimpa bencana itu sendiri. Personel militer asing memang diperlukan 
mengingat terbatasnya alat penanganan bencana namun dalam waktu tiga bulan 
diharapkan situasi telah membaik dan kapasitas Indonesia dalam menangani 
bencana meningkat. 

Tanpa Perhitungan Matang
Penetapan batas akhir hingga 26 Maret 2005 bagi militer asing dan relawan asing 
untuk menjalankan misi kemanusiaan di Aceh dinilai tanpa perhitungan yang 
matang. Maka dikhawatirkan pembatasan tersebut justru akan menimbulkan masalah 
baru bagi korban di Aceh, setelah relawan asing tersebut meninggalkan wilayah 
Aceh. 
Kekhawatiran ini disampaikan anggota Komisi Darurat Kemanusiaan (KDK) Hasballah 
M. Saad di Jakarta, Kamis (13/1). KDK menilai sumber daya dan kemampuan yang 
dimiliki pemerintah dalam menangani korban bencana tidak akan cukup.
"Bukan berarti meremehkan kemampuan pemerintah untuk menangani Aceh dan 
Sumatera Utara. Namun hal ini berdasarkan kenyataan bahwa pemerintah masih 
kedodoran dalam menjalankan tanggung jawabnya, terlebih dengan koordinasi yang 
sangat lemah," katanya. 
Sesditjen Direktorat Jenderal Bantuan dan Jaminan Sosial Departemen Sosial, Drs 
Chazali H. Situmorang, Apt., MSC. kepada SH Jumat pagi juga mengatakan, tanpa 
bantuan militer asing sulit untuk membantu rakyat Aceh, karena besar dan 
luasnya dampak bencana alam di Aceh dan Sumatera Utara. Oleh karena itu 
kehadiran militer asing di Aceh untuk membantu operasi kemanusiaan adalah 
sangat memperingan kerja-kerja di Aceh. (ap/rfm/jul/hel/nat/emy/web) 
 

  



[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Give the gift of life to a sick child. 
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Forum IT PPI-India: http://www.ppiindia.shyper.com/itforum/
5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Reply via email to