--- In [EMAIL PROTECTED], Wayan Ilham <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:

> > ----- Original Message ----- 
> > From: t_mail88 
> > To: [EMAIL PROTECTED] 
> > Sent: Saturday, November 06, 2004 2:02 PM
> > Subject: [islamkristen] Re: Muslim lah yang
> > menjakiti kafir !!!! : Baca Ini Dulu!!!!!!
> > ORANG ISLAM TIDAK PERNAH MENYERANG PENYEMBAH BERHALA TERLEBIH 
DAHULU.
Justru para penyembah berhala-lah yang lebih dahulu menyerang Islam. 
> > Mereka menyiksa orang yang mulai masuk Islam.
> Bahkan orang hamil pun sampai dibelah perutnya untuk meninggalkan 
Islam.
> > PARA PENYEMBAH BERHALA MENYERANG ISLAM TERLEBIH DAHULU !!!
> > APAKAH SALAH JIKA ORANG ISLAM MEMPERTAHANKAN DIRI ???


KASUS PURA BULELENG II

Nama saya Wayan Ilham, dan sebelumnya saya pernah menulis tentang 
kisah nyata Pura Buleleng di Bali. Oh ya, agama saya Hindu Bali dan 
saya hanya sebagai anggota milis yang pasif saja, artinya tidak 
banyak menulis untuk milis ini.

Tulisan rekan Muslim di atas tentu saudara tahu siapa penulisnya, dan 
memang kami sebagai penduduk Bali sering sekali diejek oleh rekan 
Muslim sebagai penembah Berhala atau Kafir atau lainnya. Walaupun 
demikian kami tetap sabar, karena masyarakat Bali adalah masyarakat 
yang cinta damai sejak dahulu kala, dan kami tidak ingin menyakiti 
pihak lain, dan sebagai tuan rumah di tanah sendiri (Bali) justru 
kami yang lebih sering disakiti.

Saya pernah menulis tentang penghadangan dan pembakaran Arca Dewa 
Indra di kampung Jawa (nama daerah di Bali), itu sudah hampir kami 
lupakan karena kejadiannya delapan tahun yang lalu dan di zaman rezim 
Soeharto lagi. Tapi yang paling menyakitkan adalah kejadian baru-baru 
ini, dimana di awal pemerintahan SBY yang berusaha memberantas SARA 
ini, justru kejadian yang sangat memalukan dan memilukan ini terjadi.

Kejadian tersebut diekpos semua koran lokal di Bali dan saya harapkan 
koran yang di Jakarta juga meliputnya.

Peristiwanya sebagai berikut, pada minggu lalu masyarakat Jawa di 
Bali membeli sebidang tanah kosong di wilayah Adat Kuta, dimana 
wilayah tersebut adalah tempat sakral bagi kami orang Bali karena 
merupakan pusat pemujaan Dewa Brahma di Kuta dan Bali khususnya. 

Tanah yang dibeli di Legian tersebut akan didirikan sebuah mesjid 
yang dikoordnasi oleh FPBM (Front Pengislaman Bali Madani). Dan tentu 
saja masyarakat setempat agak keberatan karena disamping daerah 
tersebut tidak ada Muslimnya karena merupakan tempat tinggalnya orang 
Bali dan sekaligus obyek wisata.

Mereka yang menamakan dirinya FPBM (Front Pengislaman Bali Madani) 
yang menjadi sumber kericuhan.Tanpa mengindahkan peraturan yang 
berlaku dan perasaan masyarakat sekitar dengan membangun mesjid 
tersebut, dan dalam masa pembangunan saja, suara azan di kumandangkan 
dengan loudspeaker yang keras sekali, sehingga menggangu kenyamanan 
turis dan juga masayarakat Bali yang tinggal di Legian. Sewaktu para 
penatua-penatua Hindu Bali meminta kepada pengurus mesjid tersebut 
supaya tidak berlebihan dalam menyuarakan azan dan juga menanyakan 
apakah pendirian bangunan ibadah tersebut telah ada izinnya. Maka 
pengurus mesjid tersebut mengatakan, bahwa peraturan pendirian tempat 
ibadah yang berdasarkan SKB 3 menteri, yang syaratnya adalah adanya 
80 keluarga pemeluk agama tersebut dan juga izin dari warga tetangga 
di sekitar tempat ibadah itu berlaku untuk agama diluar Islam, dan 
orang Muslim berhak mendirikan tempat ibadah berupa mesjid dimana 
saja di tanah Indonesia termasuk Bali tanpa harus ada
 ijin apapun. Karena SKB tersebut diberlakukan untuk orang kafir 
dalam mendirikan tempat ibadah mereka. Yang lebih parahnya lagi, 
bahwa mereka menantang para penatua itu, apakah pura yang ada di 
Legian telah mendapatkan ijin dari Menteri agama dan telah 
berdasarkan SKB 3 menteri, jika tidak maka pura yang ada di Legian 
yang akan di runtuhkan seperti yang telah mereka lakukan terhadap 
gereja di tanah Jawa.

Hal tersebut tentu saja membuat para penatua tersebut tersinggung. 
Sebagai masyarakat yang cinta damai, penatua-penatua masih bersabar 
dan bernegoisasi agar suara azan tersebut tidak mengganggu warga 
sekitar. Pernyataan dari penatua tersebut dianggap perang oleh 
pengurus mesjid, dan mereka berteriak bahwa Berhala dan patung di 
Bali akan dihancurkan satu demi satu sampai habis seperti yang telah 
dilakukan oleh Taliban di Afghanistan jika syariat Islam diberlakukan 
di Indonesia.

Belum puas atas tindakannya tersebut, pada besoknya, maka FPBM 
tersebut malah mendatangkan kira-kira 10 truk orang-orang (Jawa) yang 
dikoordinasi dari beberapa kampung di Jawa, mereka berdatangan dengan 
mengikatkan kain di kepala dengan tulisan FPBM, dan membawa poster 
bertuliskan "Mesjid Yes, Pura go to Hell" sambil poster-poster 
tersebut dibentangkan dan ditunjukkan kepada turis-turis yang sedang 
berliburan di Legian. Tentu saja hal tersebut membuat sebagian 
masyarakat Bali tersinggung dan terprovokasi, dan sewaktu hampir 
terjadi kerusuhan, maka Polisi Anti Hura Hara datang ke lokasi 
kejadian dan membubarkan semua orang yang ada disana. 10 Truk 
tersebut beserta orang-orang yang diorganisir tersebut dikawal keluar 
dari Legian. Tetapi sebelum mereka pergi, mereka melontarkan ancaman 
akan menghancurkan pura yang ada di Legian dan menjadikan Legian 
sebagai tempat yang steril dari Pura.

Pada tanggal 17 Januari, pada malam harinya, datang lagi segerombolan 
orang yang mengenakan ikat kepala putih dan langsung menuju ke Pura 
Dalem Kahyangan dengan teriakan allahu akbar dan menuju ke lokasi 
dengan segala peralatan seperti palu, cangkul dan sebagainya, semua 
arca, tempat sembahyang dan lukisan dinding yang bernilai sejarah 
tersebut dihancurkan.

Pada tanggal 18 Januari, orang-orang tersebut mendatangi lagi tiga 
pura yang ada di Legian, yaitu Pura Dalem Penataran Kedonganan, Pura 
Kati Gadjah dan Pura Pesambyangan dihancurkan pula, kejadian tersebut 
dilakukan tengah malanm dan berlangsung cepat.

Tidak puas atas pengrusakan yang dilakukan selama 2 malam berturut-
turut pada tanggal 19 Januari mereka beraksi lagi, dan kali ini 
mereka melakukan pengrusakan terhadap dua pura, yaitu Pura 
Pengorengan dan Pura Lobong. Yang paling mengenaskan, ialah dua pura 
ini adalah pura pemujaan keluarga. Artinya pura tersebut didirikan 
oleh keluarga untuk berterima kasih kepada Dewa, dan pura Keluarga 
ini, seperti namanya, bukanlah merupakan pura umum yang bisa 
didatangi oleh orang lain, karena pura keluarga adlaah tempat 
pemujaan yang bersifat privacy.

Masyarat Bali sangat tersesak akan kejadian tersebut, karena 
pengrusakan dilakukan hanya karena masalah yang sangat sepele saja 
dan juga yang melakukan tersebut adalah pendatang-pendatang dari Jawa 
yang pada umumnya mencari sesuap nasi di Bali.

Dari pihak Polda Bali sendiri mengeluarkan instruksi (yang 
notabenenya adalah instruksi dari Jakarta) yang kira-kira bunyinya, 
bahwa pengrusakan tersebut akan diusut, dan menghimbau penduduk Bali 
tidak menyalahkan atau menuduh pelakunya dari agama atau suku 
tertentu, karena akan merusak harmonisasi yang telah dibina sekian 
lama di Bali, dan sambil mengingatkan bahwa masayarakat Bali adalah 
masyarakat cinta damai dan juga jika terjadi kerusuhan di bali, tentu 
yang rugi adalah masyarakat Bali sendiri karena tentu wisatawan tidak 
akan datang kemari.

Sebenarnya untuk mengusut peristiwa ini sangat mudah sekali, dimana 
saksinya banyak, dan biang dibalik kerusuhan tersebut adalah FPBM 
yang mengerahkan massa dan melakukan pengrusakan Tapi polisi tidak 
melakukannya, dan seolah-olah polisi menjadi sangat bodoh sekali 
dalam mengusut peristiwa ini. Masyarakat Bali sudah tahu, bahwa kasus 
ini hanya akan menjadi "dark number" sekian yang tidak akan diusut.

Seperti pada pengrusakan yang terjadi di Pura Buleleng, maka 
pengrusakan Pura tersebut yang dilakukan oleh rekan Muslim sangat 
menyesakkan dada setuiap insan masyarakat Bali. Sebenarnya masyarakat 
Bali telah sangat toleran menerima warga pendatang, bahkan memberikan 
sumber kerjaan bagi pendatang tersebut. Tetapi memang air susu di 
balas air tuba. Dan tentu masyarakat Bali cukup bijaksana dalam 
menghadpai kasus ini, tetapi yang perlu diperhatikan ialah, bahwa 
masyarakat Bali juga mempunyai batas toleransi kesabaran. Dan banyak 
pendatang lupa bahwa Bali bukanlah Jawa, kalau di Jawa mereka bisa 
semena-mena terhadap pemeluk agama lain, bukan berarti di Bali mereka 
berbuat sama. 

Untuk rekan Muslim yang di milis, kadang saya juga sangat sedih 
melihat tulisan kalian, yang selalu menyalahkan pihak lain. Karena 
anda sangat menjunjung agama anda, tentu orang lain demikian juga, 
mengapa selalu berusaha menyudutkan dan menjelek-jelekkan agama orang 
lain.

Kalau rekan Muslim percaya bahwa nanti setelah meninggal, maka ada 
Surga menanti kalian, demikian juga agama lain. Mengapa sering sekali 
sumpah serapah mengatakan orang lain yang bukan Islam akan masuk 
Neraka Jahanam. Dan pandangan agama lain juga sama saja, kalian yang 
akan di masukkan ke samsaka (neraka).

Jadi jika hidup di bumi Nusantara, antar umat beragama saling rukun, 
bukankah alangkah baiknya ?



---------------------------------
  Yahoo! Messenger - Communicate instantly..."Ping" your friends 
today! Download Messenger Now
--- End forwarded message ---






------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help save the life of a child.  Support St. Jude Children's Research Hospital's
'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke