Tidak habis-habisnya peristiwa semacam ini terjadi. Dalam Islam 
disebutkan bhw 'tidak boleh ada paksaan' dalam menjalankan syariatnya 
(atau memeluk Islam).
Kisah spt di bawah ini kan sama saja dgn daerah lain, yang 
memanfaatkan kebodohan orang setempat. Sehingga mudah diprovokasi oleh 
seorang 'dalang'. Mereka yg di lapangan itu hanya 'pion' saja, bukan 
dalang. Selalu isu SARA ini ditiupkan agar terjadi kerusuhan. Di 
Jakarta dulu pernah juga terjadi di Yayasan Doulos (di Jakarta Timur), 
dng menyebut nama Allahu Akbar membakar gedungnya. Tapi krn penduduk 
sekitar tidak bodoh, maka kerusuhan akibat provokasi itu tidak terjadi 
(orang-orang sekitar bersaksi bhw yg membakar adalah bukan penduduk 
sekitar atau dari luar daerah itu, dan suara para pelaku terdengar 
aneh (tidak baik penyebutannya atau tidak fasih) ketika menyebutkan 
lafadz 'Allahu Akbar'. Kalau masalahnya hanya adzan, maka hrs 
dipertanyakan lagi apakah benar2 suara adzannya mengganggu orang lain? 
(adzan memang ditujukan utk memanggil orang Islam utk shalat). Jika 
mengganggu, maka sewajarnya lah pihak mesjid tidak mengganggu penduduk 
sekitar dgn suara yg dari loud-speakernya.
Tapi ingat lah jangan termakan provokasi oleh 'dalang' sebenarnya yg 
tidak kelihatan yg menginginkan negara ini tetap terbelakang dan tidak 
maju.
Demikian...


--- In ppiindia@yahoogroups.com, "Co_lapar" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
> 
> 
> Aneh yach, kalo pelakunya etnis jawa dan beragama islam, pasti 
> dikatakan Orang Tak Dikenal.
> 
> Memang susah negara ini.
> 
> 
> 
> 
> --- In ppiindia@yahoogroups.com, "Ambon" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > http://www.kompas.com/kompas-cetak/0501/22/daerah/1512421.htm
> > 
> >  Sabtu, 22 Januari 2005 
> > 
> > Enam Pura Dirusak Orang Tak Dikenal 
> > 
> > 
> > Denpasar, Kompas - Dalam tiga hari berturut-turut sedikitnya enam 
> pura-tempat persembahyangan umat Hindu-yang berada di wilayah Desa 
> Adat Kuta, Legian, dan Tuban serta Kedonganan, Kabupaten Badung, 
> Bali, dirusak oleh orang tak dikenal.
> > 
> > Hingga kini jajaran Kepolisian Daerah Bali masih menyelidiki 
> peristiwa yang meresahkan warga desa setempat tersebut. Peristiwa 
ini 
> cukup meresahkan, dan tidak mustahil akan menimbulkan sikap saling 
> curiga antara penganut agama-agama yang ada di Bali.
> > 
> > Peristiwa perusakan itu dilaporkan pertama kali Senin (17/1). 
> Sebuah pura di wilayah Desa Adat Legian, Kuta, yaitu Pura Dalem 
> Kahyangan, ditemukan dirusak pada bagian candi, patung, dan 
pengangge 
> (hiasan pura).
> > 
> > Esoknya, Selasa (18/1), peristiwa serupa dilaporkan menimpa tiga 
> pura sekaligus, yaitu Pura Dalem Penataran Kedonganan, Pura Kati 
> Gajah, dan Pura Pesambyangan Ratu Gede Dalem Ped di Desa Adat Kelan, 
> Tuban.
> > 
> > Rabu (19/1) aparat Kepolisian Sektor (Polsek) Kuta kembali 
menerima 
> laporan terjadinya perusakan terhadap dua pura keluarga di sekitar 
> Jalan Majapahit, Kuta. Pura keluarga yang dirusak itu adalah Pura 
> Pengorengan dan Pura Lobong. Kejadian-kejadian perusakan itu 
> menimbulkan keresahan warga desa setempat.
> > 
> > "Sejak kejadian pertama (di Legian), kami sudah berusaha 
> mengantisipasinya. Konsentrasi kami memang baru di pura-pura milik 
> desa adat. Ternyata, pelakunya menyasar ke pura-pura milik keluarga, 
> seperti Pura Pengorengan," kata Bendesa (pimpinan) Adat Desa Adat 
> Kuta, I Gusti Ketut Sudira, Jumat (21/1).
> > 
> > Langkah antisipasi yang dimaksud adalah mewajibkan warga desa adat 
> secara bergiliran berjaga di tujuh pura milik Desa Adat Kuta, di 
> antaranya Pura Prajapati, Pura Segara, dan Pura Penataran, serta 
Pura 
> Puseh Desa Adat Kuta. "Kami berharap polisi dapat menemukan 
> pelakunya. Tiang (saya) sudah meminta masyarakat jangan menuduh 
> pelakunya (adalah) orang dari agama atau suku lain. Herannya, kenapa 
> pura yang dirusak?" ujar Sudira.
> > 
> > Diselidiki
> > 
> > Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah (Polda) Bali Komisaris Besar 
> AS Reniban yang dihubungi kemarin mengaku telah menerima laporan 
> kasus perusakan di enam pura tersebut. Menurut dia, Kepala Polda 
Bali 
> melalui Kepala Kepolisian Kota Besar (Poltabes) Denpasar telah 
> menginstruksikan jajarannya agar menyelidiki kasus tersebut.
> > 
> > "Kami juga sudah mengintensifkan jajaran Babinkamtibmas dan 
meminta 
> mereka bekerja sama dengan pecalang (satuan pengamanan desa adat). 
> Yang pasti, kami telah menyelidiki kasus yang meresahkan warga ini," 
> kata Reniban.(cok)
> > 
> > 
> > [Non-text portions of this message have been removed]





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Give the gift of life to a sick child. 
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Reply via email to