dear kresnowati,
Mungkin email mas Farid Gaban yang di posting di milis jurnalisme ini
bisa membantu. Mas Farid menawarkan hasil foto digitlnya secara
cuma-cuma. Aku copykan
postingannya, dan kalau mau jelasnya bisa menghubungi langsung mas farid gaban: 
<[EMAIL PROTECTED]>,



Salam,
Eko Bambang S
www.jurnalperempuan.com

======================================================================

Link foto Calang dan sebagian Banda Aceh bisa diakses di:

http://photobucket.com/albums/v300/fgaban/

Foto ini disebarluaskan cuma-cuma untuk dimuat di situs internet atau dicetak 
di suratkabar/majalah.

Jika Anda menginginkan foto high resolution, kabari kami via fgaban (@) 
penaindonesia.com untuk mengirimkannya secara pribadi (besar
file 1,2 MB per foto).

PENJELASAN DAN PENGGUNAAN FOTO

Jumlah foto: 66 foto
Tanggal Pemotretan: 12-15 Januari 2005
Nama Pemotret: Farid Gaban (Kantor Berita Pena Indonesia)

Disclaimer:

Foto-foto ini disebarluaskan secara cuma-cuma, dan BOLEH dimuat di situs 
internet, dicetak di koran atau majalah dan dicetak pada
brosur/leaflet. Anda hanya perlu menyertakan sumbernya: Kantor Berita Pena 
Indonesia.

Resolusi:

Compressed
Ukuran rata-rata foto dalam paket yang sudah dimampatkan: 
72 dpi 25 x 32 cm (200 – 300 kB)

Original
Ukuran asli foto-foto ini:
200 dpi 25 x 32 cm (1,1 – 1,5 MB)

Catatan: Saya tidak bisa mengirimkan seluruh foto dengan resolusi original 
(terlalu besar). Jika menginginkan resolusi original, Anda
perlu memilih foto yang Anda kehendaki dan beritahu saya untuk mengirimkannya. 
(Ingat: satu file mencapai 1,2 MB)

File/Folder:

Foto-foto saya kirimkan berdasarkan folder/kategori

1.      Kerusakan di Calang (14 foto) – 4,6 MB
2.      Calang dari Sebuah Titik (8 foto) – 2,4 MB
3.      Anak Calang (11 foto) – 3 MB
4.      Sekolah di Calang (8 foto) – 2,5 MB
5.      Ekonomi – Beranjak dari Nol (2 foto) – 0,7 MB
6.      Gubuk Pengungsi Calang (5 foto) – 2,3 MB
7.      Kanibalisme Sepeda (2 foto) – 0,9 MB
8.      Keindahan Alam Aceh Barat (6 foto) – 1,2 MB
9.      Kerusakan di Lampulo (10 foto) – 2,7 MB

Untuk Panduan Lokasi Pemotretan:
•       Peta-Peta Aceh (3 file) – 0,2 MB


Keterangan Foto

Saya tidak sempat membuat caption (keterangan foto) untuk masing-masing foto. 
Yang bisa saya lakukan adalah memberikan keterangan
secara umum di bawah ini:

Pesisir Barat Aceh

Pesisir barat Aceh adalah kawasan yang paling parah menderita gempuran tsunami. 
Kawasan ini terdiri atas empat kabupaten dengan
penduduk total 450.000 orang. Diperkirakan 100.000 orang lebih tewas di kawasan 
ini saja, dan ratusan ribu orang kini hidup tanpa
rumah.

Empat kabupaten tersebut adalah: Kabupaten Aceh Besar (Banda Aceh), Kabupaten 
Jaya (ibukota Calang), Kabupaten Aceh Barat (Meulaboh)
dan Kabupaten Nagan Raya (Suka Makmur).

Hampir semua pantai empat kabupaten tadi rusak parah, kampung-kampung nelayan 
sirna. Kabupaten Aceh Jaya (berpenduduk 110.000 orang)
paling parah menderita. Kota-kota kecamatan yang terletak di pesisir seperti 
Teunom, Lamno, Panga. Lageun, dan Lhok Kruet rusak parah.

Tapi, tidak ada yang lebih parah ketimbang Calang, ibukota kabupaten, yang 
hampir 100% bangunan di situ rontok diterjang tsunami.

Calang adalah kota pertengahan antara Meulaboh dan Banda Aceh. Sebelum bencana, 
Meulaboh – Banda Aceh bisa ditempuh enam jam dengan
mobil; sementara Calang – Banda Aceh memerlukan 3,5 jam. Kini jalan pesisir 
barat putus-putus dan tidak bisa dilalui. Calang hanya
bisa dicapai dengan helikopter atau kapal lewat laut.

Calang, berpenduduk 8.500 jiwa, merupakan salah satu kota yang pesat 
pertumbuhannya dalam dua tahun terakhir (sejak Kabupaten Aceh
Jaya berdiri sebagai pecahan dari Kabupaten Aceh Barattiga tahun lalu). Tsunami 
melahap tiga perempat penduduknya. Mereka yang
selamat, sekitar 2.000 orang, kini menjadi pengungsi di Bukit Curik, sedikit di 
atas kota. Sampai pekan keempat ini, pengungsi masih
tinggal di gubuk-gubuk darurat, mirip perkampungan pengemis, tanpa jamban dan 
pasokan air bersih. Diare sudah mulai menyebar.

Calang adalah kota pantai dengan tiga teluk: Teluk Rigah, Teluk Calang, dan 
Teluk Lhok Lubu. Tsunami datang menyerbu kota ini dari
tiga jurusan (tiga teluk) tadi, membuat kota ini seperti diperas remuk-redam.

Kerusakan total di alang bisa dilihat pada dua file pertama

Kerusakan di Calang (14 foto) – 4,6 MB

Beberapa sudut kota Calang – mobil dan truk ringsek, nampak rata tanah dilihat 
dari perbukitan, seorang ibu sedang shalat di atas
batu karena masjid besar hancur (masjid yang dibuat Yayasan Amal Bakti Muslim 
Pancasila) dan seorang marinir sedang membersihkan
reruntuh tanpa alat berat.

Calang dari Sebuah Titik (8 foto) – 2,4 MB

Dari sebuah titik (kuning, bekas lampu merah pertigaan jalan utama), saya 
menjepretkan kamera ke delapan penjuru angin untuk
memperlihatkan kerusakan yang total itu.

Anak Calang (11 foto) – 3 MB

Hampir setiap orang kehilangan keluarga. Perempuan dan anak-anak adalah korban 
utama tsunami. Foto-foto pada bagian ini menunjukkan
anak-anak Calang yang tersisa.

Sekolah di Calang (8 foto) – 2,5 MB

Sekolah sudah mulai dibuka, secara darurat, pada 10 Januari lalu. Sekolah 
dibuat dari empat tenda besar yang didirikan oleh pasukan
marinir Angkatan Laut Republik Indonesia di atas lantai bekas Masjid Besar 
Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila yang hancur. 

Ada sekitar 250 anak yang sekolah pada tingkat SD. Mereka diajar oleh siswa 
calon bintara (Pendidikan Calon Bintara) Angkatan Laut,
Surabaya, yang bersenjata lengkap. Para “guru darurat” ini mengajar dongeng, 
hapalan Pancasila, sejarah, berhitung, mengaji. Anak-anak
SMP-SMA belum memiliki guru, mereka diajari baris-berbaris.

Ekonomi – Beranjak dari Nol (2 foto) – 0,7 MB

Tsunami membuat orang kaya menjadi miskin seketika, dan yang miskin bertambah 
miskin. Nasabah kehilangan tabungan yang mereka simpan
antara lain di Bank Pembangunan Daerah cabang setempat. Brankas bank itu, 
berisi uang Rp 6 milyar, dibobol orang tak dikenal.

Namun, perlahan embrio ekonomi mulai lahir. Satu dua orang mulai menjual ikan 
asin, telor dan sayur. Beberapa barang dibeli dari
Banda Aceh, lewat kapal nelayan yang datang dua kali sehari di Calang.

Gubuk Pengungsi Calang (5 foto) – 2,3 MB

Ada sekitar 500-an gubuk pengungsi yang memenuhi Bukit Curik, sedikit di atas 
kota Calang. Satu gubuk bisa dihuni 5-20 orang. 
Kondisinya tidak sehat. Pengungsi membangun gubug darurat dari apa saja yang 
tersisa. Tiada pasokan air bersih, tiada jamban—membuat
bau kencing dan tinja menjadi aroma keseharian.

Kanibalisme Sepeda (2 foto) – 0,9 MB

Sepeda motor, atau bahkan sepeda, menjadi kendaraan yang mewah. Orang-orang 
mencoba mengangkat sepeda dari reruntuh kota. Suku cadang
dicocok-cocokkan dari satu sepeda dengan sepeda lain.

Keindahan Alam Aceh Barat (6 foto) – 1,2 MB

Pantai barat Aceh sebenarnya memiliki panorama yang indah, laut biru, nyiur 
melambai dan pulau-pulau kecil di lepas pantai. Konflik
antara TNI dan GAM lah yang nampaknya membuat daerah ini kurang diminati 
wisatawan alam (TNI menyebut pesisir barat Aceh sebagai
sarang GAM).

Banyak pula terbelah akibat tsunami. Lautan memakan daratan. Dan sepanjang 
pesisir barat, tebing tinggi terkelupas menampakkan tanah
akibat tsunami, seperti tercukur 20-30 meter dari muka air. Dataran landai, 
yang dulu berisi kampung-kampung nelayan, tidak nampak ada
tanda kehidupan. Hancur sepanjang pesisir.

Kerusakan di Lampulo (10 foto) – 2,7 MB

Lampulo, salah satu muara dan pelabuhan Banda Aceh, rusak total. 
Kampung-kampung nelayan rata dengan tanah. Pertokoan/rumah di
kawasan lebih hulu masih menyimpan jenazah yang belum dievakuasi hingga pekan 
ketiga. Kapal-kapal terdampar hingga satu-dua kilometer
ke daratan, termasuk salah satunya di halaman Hotel Medan dan di jalan besar 
depan dealer motor Suzuki.

Tsunami menghancurkan dan menenggelamkan ratusan kapal nelayan (pukat) yang 
sedang berlabuh di Lampulo pada 26 Desember 2004. Kini
hanya ada belasan kapal saja yang tersisa, ironisnya adalah kapal yang tengah 
berada di laut pada hari bencana itu.

Kini kapal-kapal yang tersisa menjadi salah satu jenis angkutan bantaun dari 
banda Aceh ke kota-kota lain di pantai barat: Teunom,
Calang, Panga, Meulaboh. 

Perjalanan laut dari Banda Aceh ke Calang memakan waktu 10 jam. Para nahkoda 
harus berhati-hati keluar dari muara karena ada banyak
bangkai kapal yang ternggelam an juga tumpukan sampah.


















------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for
anyone who cares about public education!
http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke