udahlah omdo utopis khilaf. impian-mustahil, bisa ubah keadaan ?
tekan saja pemerintah agar mau ganyang korupsi.
sudah berbuat apa kita bagi negeri ini, kok bekoar ?
jangan duduk terus, kalau tak mau didikte orang lain.

NKRI final-dinamis itu sekaitan sistem ideologis. ibarat tata 
molekular dinamis, tapi makro gak perlu digeser bendanya. kalau 
hukum tegak, koruptor ditindak, keterpurukan niscaya makin hilang. 
kalau tidak, impian sistem apapun nonsens saja.

salam




--- In ppiindia@yahoogroups.com, "Samudjo" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Sebenarnya setuju dengan Pak Boy,
> Tapi kita tidak boleh berhenti berusaha melepaskan diri dari 
dominasi bangsa
> lain
> kalo kita puas dengan NKRI final seperti ini hanya akan 
mengokohkan posisi
> kita sebagai republik TKW dan koruptor
> Dari dahulu Indonesia terus menerus dipengaruhi oleh bangsa lain 
karena
> berbagai alasan terutama karena tidak adanya halangan geografis 
yang
> mencegah pengaruh tersebut sehingga budaya korupsi memang benar-
benar sudah
> berurat berakar.
> Khilafah Islam mungkin bisa berhasil apabila masing-masing 
anggotanya sudah
> bisa independent berdiri sendiri, lalu sedikit demi sedikit 
tataniaga dan
> tatanegara nya diatur contohnya EEC.
> Kalau yang dipersatukan itu negara-negara bobrok hanya akan 
berakhir seperti
> blok eropa timur tempo hari
> Maka yang harus jadi prioritas kita sekarang, bagaimana sesegera 
mungkin
> mengentaskan Indonesia dari dominasi bangsa asing dengan penegakan 
hukum dan
> mempromosikan hidup sederhana.
> Khilafah Islam ? Memang sedikit utopis, cuma sedih amat kalo 
sekedar mimpi
> aja sudah dilarang,
> Wassalam,
> samudjo
> ----- Original Message -----
> From: ". Pradana Boy Ztf" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <ppiindia@yahoogroups.com>
> Sent: Tuesday, April 05, 2005 2:17 PM
> Subject: [ppiindia] Utopisme dan Irasionalitas Khilafah Islam
> 
> 
> >
> > Dear all,
> >
> > Tidak ada yang bisa diharapkan dari Khilafah Islamiyah. Inilah 
salah satu
> > jawaban kenapa umat Islam sulit berjaya kembali. Karena terlalu 
suka
> > menengok masa lalu dan memikirkan sesuatu yang utopis.
> > -----------------------------------------------------------------
---------
> -
> >
> > Utopisme dan Irasionalitas Khilafah Islam
> > Oleh: Pradana Boy ZTF*)
> >
> > PROLIFERASI gerakan Islam berideologi kanan di Indonesia 
beberapa tahun
> > belakangan ini, telah membuka kembali perdebatan tentang 
khilafah Islam.
> > Ini terjadi karena Hizbut Tahrir, salah satu eksponen gerakan 
Islam
> > ideologis di Indonesia, mengusung gagasan tentang perlunya 
kembali kepada
> > sistem khilafah sebagai solusi dari semua problem yang dihadapi 
oleh
> > bangsa-bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Tulisan ini 
bermaksud mengkaji
> > utopisme dan irasionalitas adopsi sistem khilafah Islam dalam 
konteks
> > modernitas.
> >
> > Irasionalitas mengadopsi sistem khilafah dalam konteks masa kini
> > sebenarnya juga bisa diidentifikasi melalui pelacakan social 
setting and
> > social structure suatu masyarakat tertentu. Kajian mendalam 
tentang
> > sejarah pembentukan dan evolusi bentuk pemerintahan di negara-
negara Arab
> > yang dilakukan oleh Nazih al-Ayubi (1995) dalam Overstating Arab 
States
> > bisa dijadikan sebagai salah satu contoh. Al-Ayubi menggunakan 
kerangka
> > teori Marxisme tentang mode of production untuk menganalisis 
evolusi
> > sistem kenegaraan di dunia Arab. Apa yang terjadi kemudian adalah
> > kegagalan menggunakan kerangka teori ini untuk menjelaskan 
fenomena yang
> > terjadi di Arab. Kerangka teori Marxisme mengidentifikasi bahwa
> > suprastuktur negara sangat ditentukan oleh basis masyarakat. 
Oleh Marx,
> > basis itu tidak lain adalah mode of production dan relasi 
antarpara
> > pemilik sarana-sarana produksi itu.
> >
> > Sementara dalam masyarakat Barat di mana Marx menelurkan 
gagasannya,
> > sarana produksi lebih bersifat modern, dalam masyarakat Arab pra-
Islam,
> > mode of production seperti yang diandaikan oleh Marx itu 
tidaklah ada.
> > Yang berlangsung adalah apa yang disebut dengan Asiatic mode of 
production
> > di mana pemilik unsur-unsur produksi adalah tribe (suku), dan 
tidak lain
> > yang dimiliki adalah tanah. Sehingga penguasaan unsur produksi 
sebenarnya
> > ditentukan oleh pemilikan tanah. Tetapi dalam hal bahwa basis 
menentukan
> > suprastruktur, pendekatan Marxian bisa diterapkan di sini. 
Karena dominasi
> > pemilikan tanah ada di tangan suku, maka proses penentuan 
suprastruktur
> > negara sangat ditentukan oleh ikatan-ikatan primordial yang 
kemudian
> > dikenal melalui teori Ibn Khaldun sebagai ashabiyyah.
> >
> > Dalam konteks inilah, Ibn Khaldun kemudian mengintrodusir 
gagasan bahwa
> > satu-satunya jalan untuk mengontrol negara adalah dengan 
peperangan,
> > sehingga terjadilah pergeseran dari Asiatic mode of production 
kepada
> > tributary atau military atau conquest mode of production. Maka 
lahirnya
> > imperium Islam, sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari mode ini. 
Jika
> > dilihat secara kasar, tributary mode of production ini 
sebenarnya terjadi
> > dalam satu sistem pemerintahan yang bernama khilafah.
> >
> > Dalam konteks inilah, maka simplifikasi khilafah sebagai sistem
> > pemerintahan yang terbaik menjadi sangat ahistoris. Dengan 
melihat kepada
> > social structure di atas, khilafah sama sekali bukan sistem 
Islam, ia
> > adalah produk zaman, di mana pada awalnya sistem kenegaraan yang
> > didasarkan tribe sangat mendominasi. Lahirnya sistem khilafah 
adalah
> > evolusi dari sistem dan mekanisme yang berkembang dalam tradisi 
masyarakat
> > Arab pra-Islam itu dan dengan demikian mengandung unsur-unsur
> > partikularistik yang tidak bisa diadopsi begitu dalam konteks 
masyarakat
> > yang memiliki sistem sosial yang berbeda.
> >
> > Maka jika khilafah adalah sistem Islam yang universal, 
sesungguhnya dengan
> > sangat mudah akan kita temukan sistem khilafah bertebaran di 
seantero
> > negara Arab yang memiliki hubungan genealogis sangat erat dengan 
sejarah
> > kelahiran khilafah. Tetapi yang terjadi adalah, bahwa hampir 
tidak ada
> > negara-negara Timur Tengah yang mengadopsi sistem khilafah 
sebagai sistem
> > negaranya. Tidak sedikit yang justru sekarang ini beralih 
mengadopsi
> > republik atau republik demokratis sebagai sistem negaranya. Ini
> > menunjukkan bahwa sistem negara adalah sesuatu yang evolutif dan 
ia
> > merupakan human construction yang tidak melibatkan Tuhan terlalu 
jauh di
> > dalamnya.
> >
> > Dengan menjadikan negara-negara di Arab sebagai objek 
pengamatan, Ibn
> > Khaldun lalu sampai pada suatu kesimpulan bahwa terdapat lima 
tahapan di
> > mana negara mengalami masa perkembangan dan keruntuhan: 
konsolidasi,
> > tirani, eksploitasi hak-hak istimewa, perdamaian serta desolusi 
dan
> > pembusukan (Fakhry, 2003: 342). Pada tahapan yang terakhir ini, 
kekuasaan
> > mengalami pembusukan karena, menurut Ibn Khaldun, terjadinya
> > penyalahgunaan hak milik publik untuk kesenangan penguasa 
(monarch). Apa
> > yang diidentifikasi oleh Khaldun ini, tentu terjadi dalam sebuah 
konteks
> > di mana khilafah menjadi sistem dominan bagi bangsa-bangsa Arab 
pada masa
> > itu. Karena potensi penyimpangan dalam sistem khilafah yang luar 
biasa
> > itu, menjadi bisa dimaklumi ketika negara-negara Arab belakangan 
ini,
> > demikian kesaksian Richard N. Hass (2003), mulai melirik 
demokrasi sebagai
> > sistem alternatif.
> >
> > Demokrasi memang tidak sepenuhnya baik, tapi sampai dengan hari 
ini,
> > demokrasi selalu dirujuk sistem pemerintahan terbaik. Dibanding 
dengan
> > sistem pemerintahan lainnya demokrasilah yang paling reliable. 
Satu hal
> > yang patut disadari bersama adalah bahwa dalam demokrasi 
sendiri, terdapat
> > varian-varian yang beragam. Tetapi beragamnya varian itu adalah 
sah
> > sepanjang nilai-nilai dasar demokrasi diberlakukan.
> >
> > Penolakan sementara kelompok terhadap demokrasi adalah 
didasarkan pada
> > keyakinan bahwa hukum Tuhan adalah hukum terbaik. Gagasan ini 
sangat
> > utopis dan terlampau abstrak. Bagaimana hukum Tuhan yang abstrak 
itu akan
> > diberlakukan untuk menangani persoalan-persoalan kemanusiaan, 
tanpa campur
> > tangan manusia di dalamnya. Sementara pada awal pewahyuan saja,
> > hukum-hukum Tuhan itu masih memerlukan penjelasan teoretik dan 
praksis
> > dari Nabi, bagaimana dengan kita yang hidup di alam yang jauh 
dari Nabi,
> > maka penafsiran hukum Tuhan itu menjadi tidak bisa dielakkan. 
Demokrasi,
> > adalah kreasi manusia untuk mengaktualisasi hukum Tuhan dalam 
konteks
> > profanitas kehidupan manusia. Sehingga, demokrasi tidak bermakna
> > menghilangkan suara Tuhan.
> >
> > Maka dalam konteks ini, Islam sebagai sistem terbaik, tidak ada 
satu
> > orangpun yang bisa membantahnya. Tapi apakah yang dimaksud 
dengan sistem
> > itu adalah sistem negara, terlalu terburu-buru menyimpulkan 
Islam punya
> > sistem kenegaraan. Maka, poinnya adalah justru Islam memiliki 
potensi yang
> > paling baik untuk mengadopsi nilai-nilai demokrasi yang tidak 
destruktif.
> > Di luar persoalan dari manakah demokrasi itu berasal, nilai-nilai
> > demokrasi sebenarnya sangat kompatibel dengan nilai Islam. Maka 
yang
> > diperlukan adalah bukan semata-mata mengadopsi demokrasi yang 
ala Barat
> > dan destruktif itu, melainkan melakukan "ekstraksi" sehingga 
nilai-nilai
> > demokrasi yang pada dasarnya sudah universal itu, bisa bertemu 
dengan
> > gagasan Islam yang memang bisa menjadi rahmatan li al-alamin. 
Para filosof
> > muslim telah memberikan teladan, bagaimana melakukan akselerasi 
warisan
> > filsafat Yunani dengan nilai-nilai yang genuine Islam, sehingga 
lahirlah
> > filsafat Islam yang sangat kaya dan sangat syarat dengan nilai-
nilai
> > Islam, dan pada saat bersamaan tidak menafikan perujukan 
terhadap filsafat
> > Yunani sebagai sumber inspirasi. Tidakkah hal seperti ini bisa
> > diberlakukan pada demokrasi? Sehingga pilihan untuk 
menganggalkan khilafah
> > dan menggantinya dengan demokrasi justru menunjukkan kekayaan 
Islam dan
> > fleksibilitas agama ini dalam melakukan akselerasi dengan 
perubahan.
> >
> > *)Dosen UMM dan aktivis JIMM, tengah studi di The Australian 
National
> > University (ANU), Canberra, Australia.
> >
> >
> >
> >
> >
> 
*********************************************************************
******
> > Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju 
Indonesia
> yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
> >
> 
*********************************************************************
******
> > 
_____________________________________________________________________
_____
> > Mohon Perhatian:
> >
> > 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg 
otokritik)
> > 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan 
dikomentari.
> > 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;
> > 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
> > 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
> > 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
> >
> > Yahoo! Groups Links
> >
> >
> >
> >
> >
> 
> DISCLAIMER: The information contained in this communication is 
intended solely for the use of the individual or entity to whom it 
is addressed and others authorized to receive it. It may contain 
confidential, legally privileged information or otherwise protected 
by law from disclosure and is intended solely for the use of the 
addressee. If you are not the intended recipient you are hereby 
notified that any disclosure, copying, distribution or taking any 
action in reliance on the contents of this information is strictly 
prohibited and may be unlawful. Unless otherwise specifically stated 
by the sender, any documents or views presented are solely those of 
the sender and do not constitute official documents or views of  PT 
Apexindo Pratama Duta Tbk. If you received this email in error, 
please immediately notify the sender or our email administrator at 
[EMAIL PROTECTED] and delete it from your system. Thank you.





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Give underprivileged students the materials they need to learn. 
Bring education to life by funding a specific classroom project.
http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke