Bung DG yth, Beliau ini memang salah satu aktivis yg sudah "menumpang di tanah air orang" (USA) dan setiap bulan Mei tidak pernah lupa untuk mengingatkan dunia (jadi jangan khwawatir, bukan hanya Indonesia, semua yg bisa "disentuhnya" kebagian koq) tentang peristiwa Mei 1998. Saya juga baru tahu dari milis tetangga yg saya ikuti ( http://groups.yahoo.com/group/tionghoa-net ) bahwa kegiatan ini sudah bagaikan ritual tahunan yg dilakukan oleh ybs disana, nggak tahu bagaimna disini karena saya juga termasuk cukup baru disini. Saya kira tidak ada salahnya kita biarkan ybs melampiaskan dendam membaranya sesuka hatinya dan biarkan publik yg menilai. Toh dewasa ini, publik di Indonesia, apalagi yg sudah ngerti berinternet sehingga bisa "kecipratan ludah" ybs, sudah jauh lebih pintar dan luas pandangannya sehingga jelas tidak mudah untuk terpancing, apalagi tersulut oleh upaya propaganda murahan seperti ini. Jadi saya kira lebih baik didiamkan (dicueki) saja seperti arang yg membara, toh akhirnya apinya akan mati dgn sendirinya. Kalau dikipas ntar malah menjadi-jadi kan???
Sebagai seorang Warga Negara Indonesia ASLI yg bangga untuk kebetulan dilahirkan kedalam keluarga keturunan Tionghua tulen, sampai detik ini saya tidak habis pikir bagaimana sebenarnya cara berpikir yg ada dalam otak sebagian masyarakat Indonesia yg seharusnya, atau setidaknya itulah harapan para pendahulu kita, berlandaskan salah satunya: Bhinneka Tunggal Ika. Dari jauh sebelum Indonesia merebut (bukan "dihadiahkan" seperti negara2 persemakmuran) kemerdekaannya, negeri kita tidak/belum pernah lepas dari berbagai upaya perpecah-belahan baik itu internal, eksternal, maupun kolaborasi keduanya. Singkat kata, saya sama sekali tidak bermaksud untuk berceramah atau ber-tele2, tapi lebih kepada memberi himbauan dan mengingatkan bahwa tidak akan ada "kemeriahan" yg akan tercipta jika semua peserta pestanya hanya "bertepuk sebelah tangan." Hitam atau putih, keriting atau lurus, pesek atau mancung, sipit atau buesar, pendekar (pendek kekar) atau jangkung, dll dsb, perbedaan itu ada dimana-mana. Jangan membiarkan perbedaan itu menciptakan jurang pemisah diantas sesama Warga Negara Indonesia. Sebagai WNI keturunan Tionghua, saya juga sama jengkelnya melihat ulah segelintir orang2 Cina yg oleh rekan2 saya yg sama2 berasal dari warga keturunan Tionghua disebut warga Ling Cin Sia (Lingkungan Cina Sialan). Sama jengkelnya ketika melihat segelintir oknum2 yg mungkin kalau ditimbang, otaknya tidak lebih dari 66,6 gr saja, sehingga dengan memejamkan mata pun mereka dengan penuh kebencian dan kedengkian terhadap orang lain yg tidak serupa dengannya, merasa bahwa Indonesia ini hanyalah milik mereka saja. Kedepannya adalah terserah kepada kita2 yg masih muda ini kemana arahnya Negara kita tercinta ini hendak kita bawa. Saya kira, salah satu cara yg paling manjur adalah mulai dari kita dengan tidak mewariskan konflik, kebencian dan/atau dendam yg mungkin sudah terlanjur diwariskan kepada kita oleh generasi sebelumnya, kepada generasi penerus kita. Last but not least, buat Bung DG, if I may share just a little bit of wisdom with you: don't fight fire with fire. Wassalam, Wilson Kusumo --- In ppiindia@yahoogroups.com, Mas Bagong wrote: > Wueleh...wueleh.... > Berita 'sampah' macam begini masih dipercaya? ck..ck..ck... > Kalau mau lihat 'holocaust' sana pergi ke papua! lihat aja berapa > banyak orang mati karena keserakahan cukong-cukong di Papua sana! > Orang cina mati saat kerusuhan mei? berapa banyak sih? Berapa banyak > bila dibandingkan dengan Tiananmen? Berapa banyak dibandingkan > dengan yang dibunuh PKI sejak 48 hingga 65 sebelum mereka ditumpes > kelor? Atau berapa banyak bila dibandingkan dengan yang dibunuh > Westerling di tahun 40-an? > Diperkosa? Ternyata gambar-gambar itu 'fake' yang diambil dari filem > porno amoi itu sendiri! Coba aja browsing ke Internet... > DG > > > On 5/5/05, jonathangoeij wrote: > > Modern holocaust in Indonesia > > > > = = = c u t = = = > > but if you would prefer to waste your valuable time to read > > the article in full, feel free to follow this link: > > > > http://www.fica.org/prototype/may-riots/korban/thumb.html > > ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> What would our lives be like without music, dance, and theater? Donate or volunteer in the arts today at Network for Good! http://us.click.yahoo.com/MCfFmA/SOnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/