siapa sangka mulyana ada juga di sana... siapa tau kamu kamu kamu ikut kecipratan juga! cilaka! =====000======= http://www.jawapos.com/index.php?act=detail&id=4975 Selasa, 17 Mei 2005,
Semua Menolak Kembalikan Honor Yang Diduga dari Dana Siluman JAKARTA - Para anggota KPU, pejabat kesekjenan, dan seluruh staf lembaga penyelenggara pemilu itu kompak menolak mengembalikan semua honor dan fasilitas di luar uang kehormatan serta gaji yang mereka terima sepanjang 2003 dan 2004 yang diduga kuat bersumber dari dana siluman alias dana taktis KPU. Anggota KPU Anas Urbaningrum menyatakan, dirinya tidak yakin semua honor keanggotaan pokja maupun kepanitiaan yang pernah dibentuk KPU pada masa persiapan dan pelaksanaan Pemilu 2004 lalu dimodali para rekanan proyek logistik. Seperti pernah dikatakan Hamid Awaluddin dan Ketua KPU Nazaruddin Sjamsuddin, semua honor tersebut diterima dan ditandatangani secara resmi oleh anggota KPU dalam kuitansi yang juga diteken Kepala Biro Keuangan KPU Hamdani Amin dan bendaharawan operasional KPU. Lengkap dengan stempel dan kop KPU. "Jadi, tidak ada dana gelap yang diterima. Semuanya dana terang. Kalau dibayarkan Biro Keuangan, ya mestinya resmi. Mosok ora resmi? Jadi, jangan tanya itu halal atau haram," ujarnya dalam jumpa pers di Media Center KPU kemarin. Anas ditemani anggota KPU Chusnul Mar’iyah. Kalau pun akhirnya ternyata dana itu disebut uang haram, kata Anas, pihaknya bakal menyerahkan sepenuhnya kepada proses hukum di KPK. Dia menjamin, para anggota KPU sama sekali tidak mengetahui asal muasal berbagai honor itu. Apalagi bila dikatakan dananya adalah "uang terima kasih" dari rekanan. Anas pun mengaku tidak ingat apakah jumlah honor yang pernah diterimanya saat itu mencapai ratusan juta rupiah atau tidak. "Kami sih, pribadi masing-masing punya standar dalam penerimaan uang. Saya sendiri memeriksa dulu meskipun itu bersifat pembayaran resmi. Prinsipnya 5D. Diperiksa, ditanyakan supaya tahu halal atau tidak halal, lantas diteken kuitansinya, diterima, lalu disumbangkan," paparnya. Apa pernah menerima honor pokja atau kepanitiaan dalam mata uang dolar? "Lho, ini kan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jadi, mata uangnya ya dalam rupiah dong. Bukan dolar," jawabnya tegas. Sementara itu, Wakil Kepala Biro Perencanaan KPU Edi Suhaedi dan Wakil Kepala Biro Huparmas KPU Sjafriadi kemarin mendesak agar KPK memberikan bukti bahwa berbagai honor dan bonus yang diterima para pejabat hingga pegawai rendahan KPU sepanjang 2003-2004 berasal dari patungan para rekanan proyek. "Para pegawai KPU tidah tahu-menahu soal itu. Tidak pernah ada rapat pleno KPU yang membahas dana aktis. Yang kami tahu, memang benar pernah ada pemberian uang di luar gaji, tunjangan, dan honorarium pokja. Tapi, itu kan sebagai kompensasi lembur kami ketika penyelenggaraan pemilu lalu," tegas Sjafriadi. Dia menerangkan, pada saat sibuk-sibuknya persiapan pemilu, sebagian besar pegawai KPU terpaksa tiap hari pulang tengah malam. Mereka tak jarang pula bekerja hingga dini hari. Sabtu Minggu pun diwajibkan ngantor. Sementara itu, Edi mengatakan, para pegawai KPU menerima uang bantuan operasional, uang lelah, atau upah lembur dalam empat tahap selama dua tahun. Pertama, pada masa verifikasi parpol, masa pencalegan, penghitungan suara pemilu legislatif, dan penghitungan suara pilpres. Pembayaran terakhir dimasukkan dalam pos THR karena berdekatan dengan Lebaran. Dana yang dialokasikan untuk uang lelah pegawai KPU mencapai Rp 1,2 miliar. Sepuluh orang kepala biro masing-masing mendapat Rp 14,5 juta. Sepuluh Wakabiro mendapat Rp 8,75 juta per orang. Sebanyak 32 kepala bagian mendapat jatah Rp 5,5 juta per orang. Sementara itu, 75 orang Kasubag masing-masing menerima Rp 3,8 juta. Seratus orang pelaksana golongan III masing-masing mendapat Rp 2,75 juta. Sementara itu, 80 orang pelaksana golongan II menerima Rp 2,25 juta per orang. Sebanyak 60 tenaga harian mendapat Rp 1,6 juta per orang. "Terus terang, kami tidak sampai mengecek bagaimana administratifnya. Tapi, karena kerjanya kerja resmi, ya duitnya tentu duit resmi dong. Kami beranggapan, semuanya dari APBN karena yang kami kerjakan bagian dari tahapan pemilu," urainya. Blangkonya pun resmi seperti saat menerima gaji. Menurut Edi, semua pegawai KPU resah karena banyak yang mempertanyakan uang yang mereka terima. "Sungguh tdiak enak rasanya kalau ada keluarga kita atau teman yang menanyakan apakah uang kita berasal dari korupsi atau bukan," ungkapya. Kabiro Pengawasan KPU Soeharso Setyodarmodjo mengatakan, kabar bahwa semua dana di luar gaji yang diterima para pegawai KPU harus dikembalikan diterima dari Bendaharawan Operasional KPU Sri Ampimi setelah diperiksa KPK. (arm) __________________________________________________ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Does he tell you he loves you when he's hitting you? Abuse. Narrated by Halle Berry. http://us.click.yahoo.com/aFQ_rC/isnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/