heri latief <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
 
baca opininya lidle saya jadi ketawa, kerna permainan
politik militer bukan sekedar mengganti strategi, tapi
juga selalu punya ilmuwan sewaan dari dalam/luar
negeri, yang naifnya gak ketulungan!

logikanya lidle gak pas, di satu pihak bilang
kejahatan militer belum diselesaikan di pengadilan, di
lain pihak ikut2an sedih dgn keadaan peralatan militer
indonesia, dgn alasan militer yg kuat utk menghadapi
"musuh" dari luar, lha buktinya sampai saat ini
"musuh" dari luar itu siapa?

pemutarbalikan kenyataan riil yang sangat membahayakan
alam demokrasi di indonesia. 

salam, hl

===00===

Kolom R. William Lidlle

TNI, Demokrasi, dan Peran Amerika
Senin, 23 Mei 2005 | 12:27 WIB

TEMPO Interaktif, : Dalam perjalanannya ke Washington
minggu depan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
dijadwalkan akan bertemu dengan Menteri Pertahanan
Donald Rumsfeld. Topik pembicaraannya tentu kerjasama
militer Amerika-Indonesia yang sedang pulih setelah
dibekukan selama lebih dari sepuluh tahun.

Langkah pertama sudah diambil, Februari lalu, ketika
Menteri Luar Negeri Condoleeza Rice memberi
sertifikasi kepada Kongres bahwa Indonesia sudah layak
menerima bantuan militer. Rice juga mencanangkan bahwa
program IMET (Latihan dan Pendidikan Militer
Internasional), yang dihentikan pada 1992, akan
dihidupkan kembali.

Anggaran IMET untuk Indonesia tidak besar, hanya
sekitar $600,000 untuk tahun pertama. Tetapi pembukaan
kembali keran IMET melambangkan bahwa seluruh "dosa"
TNI sudah mulai diampuni. Ke depan, Indonesia bisa
mengharapkan bahwa pembelian suku cadang, senjata, dan
perlengkapan militer lain tidak akan diembargo lagi.

Oleh karena itu, saya tidak heran bahwa penguluran
tangan pemerintahan Bush kepada TNI dilawan oleh
sejumlah orang Amerika. Misalnya, Senator Patrick
Leahy, Demokrat dari Vermont, menuduh bahwa "anggota
TNI yang melakukan kejahatan belum dituntut untuk
mempertanggungjawabkan perbuatan keji mereka."

Menurut John Miller, aktivis East Timor Action
Network, "sertifikasi Departemen Luar Negeri Amerika
adalah tindakan palsu dan berbohong?yang tidak
dimaksudkan untuk menggalakkan reformasi demokratis."

Apakah Miller benar? Sejauh mana reformasi demokratis
akan dihambat oleh kerjasama militer yang sedang
dijalin oleh Bush dan Yudhoyono? Terus terang saja,
bagi saya masalah ini termasuk problem "pembangunan
politik" Indonesia kini yang paling memprihatinkan.

Namun saya berpendapat bahwa masyarakat Amerika dan
Indonesia sebaiknya bersikap supportive but watchful,
mendukung sambil mengamati terus.

Alasan saya untuk bersikap mendukung adalah bahwa
Indonesia, seperti semua negara modern, memerlukan
tentara yang modern pula. Tugas utamanya adalah untuk
membela negara dan bangsa dari ancaman asing.

Kadang-kadang jasanya juga diperlukan di dalam negeri
kalau ada konflik yang tak teratasi oleh polisi. Tentu
dengan syarat supremasi sipil, yaitu bahwa tentara dan
polisi dikuasai oleh pemerintahan demokratis. Bantuan
dari Amerika bisa dimanfaatkan untuk menciptakan
sebuah tentara yang kuat dan sekaligus menghormati
asas supremasi sipil.

Tetapi saya tegaskan bahwa mendukung harus diimbangi
dengan mengamati. Pertama, komitmen Amerika kepada
demokrasi di Indonesia harus dipertanyakan terus.
Selama Perang Dingin, Amerika berkali-kali
mengkhianati cita-citanya sendiri.

Selama Perang Terhadap Teror yang berlaku kini,
pemerintahan Bush mendukung tanpa merasa ragu atau
malu seorang diktator militer di Pakistan. Tak sulit
untuk membayangkan suatu pemerintahan Amerika yang
bersedia mengorbankan demokrasi di Indonesia demi
stabilitas yang dijamin (atau djanjikan akan dijamin)
oleh sebuah pemerintahan militer.

Kedua, hambatan yang terbesar kepada konsolidasi
demokrasi di Indonesia adalah kedudukan dan sikap
perwira TNI sendiri serta sikap banyak orang sipil
yang terlalu lunak terhadap peran politik TNI. Para
perwira pada umumnya masih membanggakan sejarah mereka
sebagai kekuatan politik sambil meremehkan kemampuan
kaum sipil.

Sebagian besar dari anggaran TNI masih diperoleh dari
luar anggaran negara, yang berarti bahwa para perwira
sulit dikendalikan oleh pemerintah. Lagipula, sistem
komando teritorial TNI setiap waktu bisa digerakkan
untuk keperluan politik perwira.

Di Amerika Latin dulu, politisi sipil yang suka
bersekongkol dengan oknum tentara merupakan salah satu
alasan penting yang menjelaskan kenapa pemerintahan
sipil sering dikudeta.

Di Indonesia pasca-Soeharto, Presiden Habibie
menggantungkan nasibnya kepada Jenderal Wiranto, yang
untungnya mendukung demokratisasi. Gus Dur mencoba
menyelamatkan diri a la Sukarno, tetapi untungnya TNI
masih mendukung pemerintahan konstitusional. Megawati
juga memberi kesan bahwa dia mencari dukungan politik
dari tentara.

Akhirulkata, saya mengucapkan selamat datang kepada
Presiden Yudhoyono. Mudah-mudahan beliau akan berhasil
di Washington. Tetapi sekaligus saya mengimbau kepada
masyarakat Amerika dan Indonesia untuk memantau terus
perbuatan semua politisi, sipil dan militer, di dua
negara kita. Jangan-jangan cita-cita luhur kita bakal
dikorbankan untuk keperluan sesaat atau segelintir
orang.

R. William Liddle
Profesor Ilmu Politik The Ohio State University,
Columbus, Ohio, AS 

http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2005/05/23/brk,20050523-61362,id.html


        


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Dying to be thin?
Anorexia. Narrated by Julianne Moore .
http://us.click.yahoo.com/FLQ_sC/gsnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke