http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail_c&id=173844

Rabu, 01 Juni 2005,


Soekarno Menggugat Sejarah
Oleh Asvi Warman Adam 


Kumpulan pidato Bung Karno sebanyak 103 buah pada 1965-1967 merupakan dokumen 
sejarah yang penting dan otentik. Naskah yang berasal dari ANRI (Arsip Nasional 
Republik Indonesia) itu memberi sumbangan signifikan untuk pelurusan sejarah 
awal Orde Baru. Buku tersebut diterbitkan oleh Mesiass, Semarang (Budi Setiyono 
dan Bonnie Triyana sebagai editor) dengan hanya memuat 61 pidato karena 
keterbatasan waktu dan dana. 

Pidato pertama disampaikan pada 30 September 1965 malam (di depan Musyawarah 
Nasional Teknik di Istora Senayan, Jakarta) dan diakhiri dengan pidato 15 
Februari 1967 (pelantikan beberapa duta besar RI). 

Dari pidato itu juga tergambar betapa sengitnya peralihan kekuasaan dari 
Soekarno kepada Soeharto. Namun, di pihak lain, terlihat pula kegetiran seorang 
presiden yang ucapannya tidak didengar lagi, bahkan dipelintir. 

Tiga aspek yang diluruskan oleh Soekarno dalam pidato-pidatonya itu bahwa: (1) 
G 30 S didukung tiga faktor: a) elite PKI, b) nekolim, dan c) "oknum" yang 
tidak bertanggung jawab; (2) Surat perintah 11 Maret (Supersemar) 1966 bukanlah 
pengalihan kekuasaan; (3) Tahun 1965 terjadi pembantaian atau sembelihan antara 
sesama bangsa. 

Namun, penerbitan pidato Bung Karno bukan semata soal pelurusan sejarah. Itu 
menyegarkan ingatan bangsa kepada pesan Soekarno kepada banyak pihak. Termasuk 
kepada putrinya, Megawati, yang dengan akrab dipanggilnya Dis: 

"Dis, engkau harus bantu usaha rakyat mendatangkan sosialisme Indonesia yang 
cukup sandang, cukup pangan, gemah ripah loh jinawi, tata tentrem kerta 
raharja". 

Wasiat Bung Karno ini relevan dengan situasi sekarang ketika sangat banyak 
rakyat yang miskin: kekurangan pangan serta mengalami pengangguran dan 
penggusuran.

Pada pidato pemberian bintang jasa kepada Suska (Sutan Usman Karim) dan LN 
Palar -yang tidak termuat dalam buku ini-, BK mengatakan perjuangan bangsa itu 
harus dilakukan terus-menerus tanpa henti. 

"Di Minahasa itu ada gunung, namanya Gunung Klabat. Hati kita kepingin mencapai 
puncaknya Gunung Klabat. Puncak Gunung Klabat yang hendak kita tuju. Kita 
mendaki, mendaki, mendaki, yah apa boleh buat, tetapi kaki kita membawa kita 
hanya sampai ke Airmadidi, di lerengnya Gunung Klabat. Meskipun kita mandeg 
sampai di Airmadidi, tetapi kita harus terus berjalan sesudah mencapai kekuatan 
kembali."

"Marilah kita meneruskan perjalanan ini. For a fighting nation there is no 
journey's end. Kita berjalan terus. Insya Allah Tuhan beserta kita." Inti 
pernyataan Bung Karno di atas terkandung pada judul buku ini, Revolusi Belum 
Selesai. 



Peralihan Kekuasaan 

Periode 1965-1967 dapat dilihat sebagai masa peralihan kekuasaan dari Soekarno 
kepada Soeharto. Dari segi ekonomi, memang keadaan itu sangat buruk. Harga 
membubung tinggi, inflasi ratusan persen. 

Perlawanan atau resistensi dari kelompok pendukung Bung Karno bukannya tidak 
ada, sebagaimana terlihat dari pernyataan para menteri dan kebulatan tekad 
beberapa partai. Namun, manuver kelompok Soeharto lebih efektif. 

Setelah mendapatkan Supersemar (Surat Perintah 11 Maret 1966), Soeharto dalam 
hitungan jam, membubarkan dan melarang PKI. Pada minggu yang sama, Soeharto 
meng-"aman"-kan 15 menteri pendukung Soekarno dan membubarkan pasukan pengawal 
Presiden Cakrabirawa yang beranggota lima ribu orang. Upaya melumpuhkan 
Soekarno tinggal selangkah lagi.

Sebetulnya Soekarno lebih dulu curiga kepada Soeharto yang dianggap berupaya 
mendongkelnya. Dalam pidato 20 November 1965 di depan keempat panglima angkatan 
di Istana Bogor, BK mengatakan bahwa ada "perwira yang bergudul. Bergudul itu 
apa? Hei, Bung, apa itu bergudul? Ya, kepala batu."

Tampaknya, ucapan itu ditujukan kepada Soeharto. Pada kesempatan yang sama 
Soekarno menegaskan: "Saya yang ditunjuk MPRS menjadi Panglima Besar Revolusi. 
Terus terang bukan Soebandrio. Bukan Leimena.. Bukan engkau Soeharto, bukan 
engkau Soeharto," dst. (Berbeda dengan nama tokoh lain, Soeharto disebut dua 
kali dan secara berturut-turut).

Mengapa Soekarno tidak mau membubarkan PKI? Padahal, ini alasan utama kelompok 
Soeharto untuk menjatuhkannya dari kursi kepresidenan. Pertama, dia konsisten 
dengan pandangan sejak 1925 tentang Nas (nasionalisme), A (agama), dan Kom 
(komunisme). 

Dalam sebuah pidato dia menegaskan, yang dimaksudkan dengan kom tersebut 
bukanlah komunisme dalam pengertian sempit, melainkan Marxisme atau lebih tepat 
sosialisme. Meskipun demikian, Soekarno bersaksi "Saya bukan komunis". 

Kedua, kudeta itu bukanlah dilakukan PKI sebagai organisasi politik. BK tahu 
bahwa ada oknum PKI yang bersalah. Soekarno mengakui bahwa "Perbuatan Untung 
salah". Tetapi, kalau ada tikus yang memakan kue di dalam rumah, jangan sampai 
rumah itu yang dibakar. 

Selain menyerukan agar rakyat dan tentara tetap bersatu, Bung Karno 
mengungkapkan keterlibatan pihak asing yang memberikan kepada orang Indonesia 
uang Rp 150 juta untuk mengembangkan "the free world ideology". 

Dalam pidato yang lain dia menyebut langsung nama Dubes Amerika Serikat Howard 
Jones. Soekarno juga mengatakan memiliki surat Kartosuwiryo yang menyuruh 
pengikutnya terus berjuang karena "Amerika di belakang kita". Dalam kesempatan 
lain, BK mengutuk Nekolim dan CIA. Dia berseru di depan diplomat asing di 
Jakarta, "Ambassador jangan subversi".

Pada 12 Desember 1965 ketika berpidato dalam rangka ulang tahun Kantor Berita 
Antara di Bogor, presiden mengatakan tidak ada kemaluan yang dipotong dalam 
peristiwa di Lubang Buaya. Demikian pula tidak ada mata yang dicungkil seperti 
ditulis pers. 

Peristiwa pembantaian di Jawa Timur diungkapkan Soekarno dalam pidato di depan 
HMI 
di Bogor 18 Desember 1965. Soekarno mengatakan, pembunuhan itu dilakukan dengan 
sadis. Orang bahkan tidak berani menguburkan korban.

"Awas, kalau kau berani ngrumat jenazah, engkau akan dibunuh. Jenazah itu 
diklelerkan begitu saja, di bawah pohon, di pinggir sungai, dilempar bagai 
bangkai anjing yang sudah mati". 

Gaya bahasa Soekarno memang khas. Dia tidak segan memakai kata yang kasar, 
tetapi 
spontan. Berbeda sekali dengan Soeharto yang memakai bahasa halus, tetapi 
tindakannya sangat keras. 

Di tengah sidang kabinet, di depan para menteri, Presiden Soekarno tak segan 
mengatakan bahwa dia ingin ke belakang, "Mau kencing dulu". Ketika perintahnya 
tidak diindahkan, dia berteriak, "Saya merasa dikentuti". 

Pernah pula dia mengutip cerita Sayuti Melik tentang "kontole ketembak". Namun, 
di pihak lain dia mahir juga menggunakan kata-kata yang bernilai sastra. "Kami 
menggoyangkan langit, menggempakan darat dan menggelorakan samudera, agar tidak 
jadi bangsa yang hidup hanya 2 ½ sen sehari. Bangsa yang kerja keras, bukan 
bangsa tempe, bukan bangsa kuli. Bangsa yang rela menderita demi pembelian 
cita-cita." 

Dalam beberapa pidatonya terdengar keluhan. Sebetulnya seberapa drastiskah 
merosotnya kekuasaan yang dipegangnya? Presiden Soekarno masih didukung paling 
sedikit angkatan udara, marinir, dan sebagian besar tentara Kodam Brawijaya. 

Mengapa dia tidak memerintahkan tentara yang loyal kepadanya untuk melawan 
pihak yang ingin menjatuhkannya? Soekarno tidak ingin terjadi pertumpahan darah 
sesama bangsa. Dalam skala tertentu, yang tidak diharapkan Bung Karno itu 
akhirnya terjadi setelah dia meninggal. 

Pembelaan terhadap proyek mercu suar 

Pidato-pidato Soekarno sebagian juga menjawab kecaman terhadap kebijakan 
ekonomi 
pemerintah pada masa itu, termasuk soal kelangkaan pangan. BK mengatakan bahwa 
"1.000 dewa kayangan tidak bisa pecahkan masalah ini dalam satu hari". 

Presiden Soekarno tidak suka megaproyeknya dikritik. Dia mengungkapkan bahwa 
Tugu Nasional (kini dikenal sebagai Monas, Monumen Nasional) dibangun bukanlah 
dengan bujet negara, melainkan dari sumbangan pengusaha, sumbangan dari ekspor 
kopra, dan sumbangan pada karcis bioskop. Kepada mahasiswa yang mengecam, 
"Tidak perlu monumen, yang perlu beras", Soekarno membalas, "Monumen itu 
celana. Celana bagi bangsa yang sedang melakukan revolusi. Makanan jiwa agar 
rakyat berkobar semangatnya. Manusia tidak hidup dari roti dan nasi thok." 

Soekarno juga membela diri dalam hal pembangunan toko serba ada Sarinah. 
Menurut dia, Sarinah dapat berperan sebagai stabilisator harga. Demikian pula 
planetorium yang terdapat di TIM sekarang (waktu itu masih Kebun Binatang) 
berasal dari sumbangan pengusaha Aslam sebanyak 600 ribu dolar AS. Sebagai 
imbalan, sang pengusaha diberi deferred payment. 

Mei 1966, dalam peringatan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei, dia tidak mau 
berbicara. Pada pelantikan Omar Senoadji sebagai menteri kehakiman, Juni 1966, 
dia hanya berpidato sangat singkat. Ketika kemudian dia berpidato lagi, 
suaranya sudah semakin lemah. Kekalahan sudah di depan mata. Soekarno merasa 
berdiri di atas bara api yang menyala-nyala. "Saudara tidak merasakan apa yang 
saya rasakan". Maka yang datang berkunjung ke Istana Bogor tinggallah para 
eksponen 45 dengan tokohnya antara lain Bung Tomo. 

* Dr Asvi Warman Adam, ahli Peneliti Utama LIPI.



[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Dying to be thin?
Anorexia. Narrated by Julianne Moore .
http://us.click.yahoo.com/FLQ_sC/gsnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke