http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/6/1/n3.htm
Rabu Wage, 1 Juni 2005 
 Nusantara


Pelaku Bom Tentena -- Kelompok Solo dan Jawa Barat 

Jakarta (Bali Post) -
Polisi sudah berani mengidentifikasi pelaku peledakan bom di Tentena, Poso. 
Pelakunya sama dengan penembakan pos Brimob. Mereka adalah berasal dari 
Kelompok Solo, Jawa Tengah. Sementara sebagian anggotanya datang dari Jawa 
Barat. Demikian penegasan Kapolda Maluku Brigjen Pol. Adityawarman, Selasa 
(31/5) kemarin.

Polisi menduga, tambahnya, pelaku pengeboman di Pasar Tentena, Poso dan pelaku 
penyerangan pos Brimob di Seram, Maluku berasal dari kelompok yang sama. Dugaan 
itu diperoleh dari keterangan yang diberikan seorang tersangka kasus 
penyerangan pos Brimob yang bernama Asep Jaja alias Dahlan. ''Diduga kuat, ada 
keterkaitan jaringan dan pelaku antara penyerangan di Seram dengan pelaku 
peledakan di Tentena. Mereka ditengarai berasal dari kelompok yang sama, yaitu 
kelompok Asep dan Ajengan,' katanya.

Dugaan polisi itu, kata Adityawarman yang didampingi Kepala Divisi Humas Polri 
Irjen Pol. Aryanto Boedihardjo, berdasarkan tiga petunjuk, yaitu para pelaku 
penyerangan pos Brimob yang sudah ditangkap berasal dari Poso. Petunjuk kedua, 
para pelaku yang masih buron, yaitu Jodi, Andi dan Muchlis, sering bergerak di 
Ambon, Maluku dan Poso. Ketiga, ada jalur-jalur yang menghubungkan antara Ambon 
dan Poso secara tradisional dengan menggunakan jalur darat atau laut. ''Belum 
lagi bahan yang digunakan terlihat dari serpihan bom dan black powder (bubuk 
mesiu) sama dengan yang digunakan di Ambon,'' kata Adityawarman.

Kelompok pengacau itu, kata jenderal polisi berbintang satu ini, berasal dari 
Solo, Jawa Tengah, meskipun sebagian anggotanya seperti Asep datang dari Jawa 
Barat. ''Anda tahu sendiri kan, dari kelompok mana mereka berasal,'' kata 
Adityawarman.

Sementara itu, Aryanto menambahkan, saat ini polisi terus mengintensifkan 
pencarian barang-barang bukti di lokasi ledakan. Polisi juga terus memeriksa 
beberapa ''calon tersangka'' di antaranya Kepala Lembaga Pemasyarakatan (LP) 
Poso Hasman, dua narapidana LP Poso Jufri dan Supratman dan seorang wanita 
bernama Tanri Firna (keempatnya dijaring dalam sebuah razia pascaperistiwa 
peledakan-red). ''Selain mereka, tiga narapidana LP Poso masing-masing Achmad 
Laparigi, Andi Makasau, dan Abdul Kadir, juga akan diperiksa,'' kata Aryanto.

Secara terpisah, Kepala Bidang Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol. 
Zainuri Lubis mengatakan, polisi telah memeriksa 19 orang saksi, baik saksi 
korban maupun orang-orang yang berada di sekitar lokasi ledakan. Polisi juga 
telah berhasil mengidentifikasi korban ke-21 (terakhir), yang ternyata seorang 
pedagang di Pasar Tentena. ''Awalnya, polisi kesulitan mengidentifikasi karena 
yang bersangkutan tidak membawa dokumen. Akhirnya sudah diketahui, pedagang itu 
bernama Syamsu,'' kata Zainuri. 

Secara terpisah, Wapres Jusuf Kalla mengatakan penyelidikan polisi sudah 
mengarah kepada pelaku peledakan bom di Tentena. Kalla memastikan, 
tertangkapnya pelaku akan dapat menjelaskan hubungan yang erat dengan peristiwa 
di Poso, Ambon, dan Mamasa. ''Tertangkapnya pelaku dapat menjelaskan bahwa 
pelakunya memiliki hubungan yang erat antara Poso, Ambon, dan Mamasa,'' kata 
Kalla.

Wapres tidak yakin peledakan bom di Tentena terkait dengan masalah korupsi dana 
kemanusiaan pengungsi Poso. Menurut Kalla, seorang koruptor itu ingin menikmati 
hasil korupsinya tidak ingin membunuh, mereka malah lari, sembunyi. ''Bagaimana 
mungkin itu menutupi, malah dia makin terhukum, logikanya tidak ada itu. Itu 
ada suatu kelompok keras yang berbuat,'' jelas Wapres.

Menanggapi kemungkinan adanya keterlibatan kelompok Jamaah Islamiyah, Kalla 
menyatakan, tentang siapa kelompok itu nanti baru dijelaskan setelah ditangkap. 
Tetapi yang pasti, ada pemain lama dan baru yang sudah tidak memiliki lahan 
untuk saling menghancurkan, dan mungkin mereka sakit hati, mungkin juga karena 
ideologi.

Mengenai pergantian Kapolri Jenderal (Pol) Da'i Bachtiar akibat bom di Tentena, 
Wapres mengatakan, hal itu bisa saja dilakukan. ''Bisa saja terjadi dan 
keputusannya berada di tangan Presiden,'' papar Kalla. (kmb5/010/kmb7)

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
In low income neighborhoods, 84% do not own computers.
At Network for Good, help bridge the Digital Divide!
http://us.click.yahoo.com/HO7EnA/3MnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke