-----Original Message-----
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On
Behalf Of agus
Sent: Wednesday, 22 June 2005 7:42 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [Minaret] Kematian Hati 

Kematian Hati
Oleh: Alm. K.H. Rahmat Abdullah 

Banyak orang tertawa tanpa (mau) menyadari sang maut
sedang mengintainya. Banyak orang cepat datang ke shaf
shalat laiknya orang yang amat merindukan kekasih.
Banyak orang cepat datang ke shaf shalat laiknya orang
yang amat merindukan kekasih. Sayang ternyata ia
datang tergesa-gesa hanya agar dapat segera pergi.
Seperti penagih hutang yang kejam ia perlakukan
tuhannya. Dari jahil engkau disuruh berilmu dan tak
ada idzin untuk berhenti hanya pada ilmu. Engkau
dituntut beramal dengan ilmu yang Allah berikan. Tanpa
itu alangkah besar kemurkaan Allah atasmu.

Tersanjungkah engkau yang pandai bercakap tentang
keheningan senyap ditingkah rintih istighfar, kecupak
air wudlu di dingin malam, lapar perut karena shiam
atau kedalaman munajat dalam rakaat-rakaat panjang.

Tersanjungkah engkau dengan licin lidahmu bertutur,
sementara dalam hatimu tak ada apa-apa. Kau kunyah
mitos pemberian masyarakat dan sangka baik orang-orang
berhati jernih, bahwa engkau adalah seorang saleh,
alim, abid lagi mujahid, lalu puas meyakini itu tanpa
rasa ngeri.

As-shiddiq Abu Bakar Ra. Selalu gemetar saat dipuji
orang. 

"Ya ALLAH, jadikan diriku lebih baik daripada sangkaan
mereka, janganlah Engkau hukum aku karena ucapan
mereka dan ampunilah daku lantaran ketidaktahuan
mereka," ucapnya lirih. 

Ada orang bekerja keras dengan mengorbankan begitu
banyak harta dan dana, lalu ia lupakan semua itu dan
tak pernah mengenangnya lagi. Ada orang beramal besar
dan selalu mengingat-ingatnya, bahkan sebagian
menyebut-nyebutnya kepada khalayak. Ada orang beramal
sedikit dan mengklaim amalnya sangat banyak. Dan ada
orang yang sama sekali tak pernah beramal, lalu merasa
banyak amal dan menyalahkan banyak orang karena
kekurangan atau ketidaksesuaian amal mereka dengan
ambisi pribadinya, atau tidak mau kalah atau
tertinggal di belakang para pejuang. Mereka telah
menukar kerja dan kata.

Dimana kau letakkan dirimu? Saat kecil, engkau begitu
takut gelap, suara dan segala yang asing. Begitu kerap
engkau bergetar dan takut, sampai sesudah pengalaman
dan ilmu makin bertambah, engkaupun berani tampil di
depan seorang kaisar tanpa rasa gentar. Telah berapa
hari engkau hidup dalam lumpur yang membunuh hatimu
sehingga getarannya tak terasa lagi saat obyek ma'siat
menggodamu dan engkau menikmatinya? Malu kepada Allah
dan hati nurani tak ada lagi. 

Malam-malam berharga berlalu tanpa satu rakaatpun kau
kerjakan. Usia berkurang banyak tanpa jenjang
kedewasaan ruhani bertambah tinggi. Rasa malu kepada
Allah, dimana kau kubur dia? 

Di luar sana rasa malu tak punya harga. Mereka jual
diri secara terbuka lewat layar kaca, sampul majalah
atau bahkan melalui penawaran langsung. 228.000 remaja
mengidap putau. Dari 1500 responden usia SMP & SMU 25%
mengaku telah berzina dan hampir separuhnya setuju
remaja berhubungan seks di luar nikah asal jangan
perkosaan, walaupun pada saatnya mereka memperkosa.

Dan masyarakat memanjakan mereka, karena "mereka masih
dibawah usia." 

Mungkin engkau mulai berfikir, 
"Jamaklah, bila aku main mata dengan aktifis perempuan
--bila engkau laki-laki atau sebaliknya (akhi dan
ukhti)-- dicelah-celah rapat atau berdialog dalam
jarak sangat dekat atau bertelepon dengan menambah
waktu sekedar melepas kejenuhan dengan canda jarak
jauh." 

Betapa jamaknya 'dosa kecil' itu dalam hatimu. Kemana
getarannya yang gelisah dan terluka dulu, saat "TV
Thaghut" menyiarkan segala "kesombongan jahiliyah dan
maksiat?"

Saat engkau mau muntah melihat laki-laki berpakaian
perempuan, karena kau sangat percaya kepada ustadzmu
yang mengatakan,

"Jika Allah melaknat laki-laki berbusana perempuan dan
perempuan berpakaian laki-laki, apa tertawa riang
menonton akting mereka tidak dilaknat?"

Ataukah taqwa berlaku saat berkumpul bersama dan yang
paling tinggi berteriak "Ini tidak islami" berarti ia
paling islami, lalu sesudah itu urusan kesendirian
tinggallah antara engkau dengan lamunanmu, tak ada
Allah disana?

Sekarang kau telah jadi kader hebat. Tidak lagi
malu-malu tampil. Justeru engkau sangat malu untuk
menahan tanganmu dari jabatan tangan lembut lawan
jenismu yang muda dan segar. Kau yang tak mampu
melawan berontak hatimu untuk tidak makan berdiri di
tengah suatu resepsi mewah. 

Berbisiklah syaithanmu: 

"Jika kau duduk di lantai atau di kursi malam ini
citra da'wah akan ternoda."

Seakan engkau-lah pemilik da'wah ini.

Lupakah kau, jika bidikanmu ke sasaran tembak meleset
1 milimeter, maka pada jarak 300 meter dia tidak
melenceng 1 milimeter. Begitu jauhnya inhiraf di
kalangan awam, tak lain karena para elitenya telah
salah melangkah lebih dulu. 

Siapa yang mau menghormati ummat yang "kiayi"-nya
membayar beberapa ratus ribu kepada seorang perempuan
yang beberapa menit sebelumnya ia setubuhi, lalu
dengan enteng mengatakan,

"Itu maharku, Allah waliku dan malaikat itu saksiku,"
dan sesudah itu segalanya selesai, berlalu tanpa rasa
bersalah? 

Siapa yang akan memandang ummat yang da'inya berpose
lekat dengan seorang perempuan muda artis penyanyi
lalu mengatakan, 

"Ini anakku, karena kedudukan guru dalam Islam seperti
ayah, bahkan lebih dekat lagi." 

Akankah engkau juga menambah barisan kebingungan ummat
lalu mendaftar diri sebagai 'alimullisan (alim di
lidah)? Apa kau fikir sesudah semua kedangkalan ini
kau masih aman dari kemungkinan jatuh ke lembah yang
sama? 

Apa beda seorang remaja yang menzinai teman sekolahnya
dengan seorang alim yang merayu rekan perempuan dalam
organisasinya? Kau andalkan penghormatan masyarakat
awam karena statusmu lalu kau serang maksiat
masyarakat awam? Bukankah ini mengkomersilkan
kekurangan masyarakat? Koruptor macam apa engkau ini? 

Semoga ini tak terjadi pada dirimu, karena kafilah
yang pernah berlalu tak sunyi dari peruntuh bangunan
yang dibina dengan susah payah.

Pernah kau lihat sepasang mami dan papi dengan anak
remaja mereka. Tengoklah langkah mereka di mal. Betapa
besar sumbangan mereka kepada Amerika dan Zionis
dengan banyak-banyak mengkonsumsi produk makanan
mereka, semata-mata karena nuansa "westernnya."

Engkau akan menjadi faqih pedebat yang tangguh saat
engkau tenggak minuman halal itu, dengan perasaan
"lihatlah, betapa Amerikanya aku". 

Memang, soalnya bukan Amerika atau bukan Amerika,
melainkan apakah engkau punya harga diri. 

Mahatma Ghandi memimpin perjuangan kemerdekaan India
dengan kain tenunan bangsa sendiri atau terompah lokal
yang tak bermerk. Namun setiap ia menoleh kekanan,
maka 300 juta rakyat India menoleh ke kanan. Bila ia
tidur di rel kereta api, maka 300 juta rakyat India
akan ikut tidur disana. Bila ia minta bangsanya
mendongakkan kepala dengan bangga, maka 300 juta
bangsa India akan tegak, walau-pun tulang punggung
mereka tak kuat lagi bnerdiri karena lapar dan kurang
gizi.

Kini datang "pemimpin" ummat, ingin mengatrol harga
diri dan gengsi ummat dengan pameran mobil dan rumah
mewah serta hidup di tengah gemerlap kehidupan
selebritis. Saat fatwa digenderangkan, ummat tak lagi
punya kemauan untuk mendengar. 

"Engkau adalah penyanyi bayaranku dengan uang yang
kukumpulkan susah payah. Bila aku bosan aku bisa
panggil penyanyi lain yang kicaunya lebih memenuhi seleraku?"



_______________________________________________
Minaret mailing list
[EMAIL PROTECTED]
http://mailman.anu.edu.au/mailman/listinfo/minaret



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Reply via email to