Mba Wi (Dewi maksud nye) doyan produk luar neh...huehehehe...

--- In ppiindia@yahoogroups.com, Mas Bagong <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Makanyo kawin aja sama bangsa sendiri... mereka juga PAKDHE lho ...
> Tahu khan PAKDHE? PAnjang Kuat dan geDHE (awas jangan ngeres nanti
> viktor mubarok lagi...)
> Huehehe...
> 
> On 6/22/05, sawi dewi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > 
> > alamak jang, repot kali jadi orang Indonesia ini
> > aku juga berencana kawin dengan orang luar
> > waduh cek mana ini..
> > bah bisa kacau juga...
> > 
> > ini benar-benar pelanggaran HAm berat atas nama hukum dalam 
negeri yang birokratis dan penuh dengan semak belukar penuh uang.
> > ampun deh..
> > 
> > 
> > Ambon <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > http://www.indomedia.com/bpost/062005/22/depan/utama10.htm
> > 
> > 
> > 
> > 
> > Derita Perempuan Bersuami Bule
> > Tahu Begini, Mending Tak Menikah
> > 
> > 
> > MENIKAH dengan pria/wanita bule yang selama ini menjadi trend di 
kota Metropolitan, khususunya di kalangan artis, ternyata tak seindah 
yang dibayangkan. Banyak kendala hukum yang akan menghadang dalam 
perjalanan berumah tangga beda negara ini.
> > 
> > Sedemikian ruwetnya, seorang Marcellina Tanuhandaru (32), pelaku 
kawin campur antar bangsa ini, akhirnya menyimpulkan lebih baik tak 
menikah dari pada menikah dengan bule. "Kalau tahu ruwet begini, 
mending dulu tak menikah," cetusnya jengkel.
> > 
> > Perempuan berkulit putih kelahiran Surabaya ini ditemui saat 
membagikan selebaran pamflet advokasi untuk perubahan RUU 
Kewarganegaraan di teras depan ruang Rapat Paripurna Gedung DPR/MPR, 
kemarin (21/6).
> > 
> > Rambutnya dicat kuning, pakaiannya berupa rok terusan berwarna 
ungu, dipadu selendang warna merah menyala tampak seperti perempuan 
bule. Marcellina berkebangsaan Indonesia menikah dengan pria warga 
Amerika Serikat, Tom Mustric, Juni 2001 silam di Colombus, Ohia, 
Amerika Serikat.
> > 
> > "Kita bertemu di sana saat sedang ada konferensi pendidikan. 
Kebetulan kita sama-sama pengajar," ujar perempuan yang jadi pemilik 
sekaligus pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIM) Labora, 
Jakarta ini.
> > 
> > Meski berbeda bangsa dan berselisih usia hampir 30 tahun, toh 
perkenalan terus berlanjut pada jenjang pernikahan. Pasangan berbeda 
kewarganegaraan ini untuk sementara waktu menetap di negeri Paman 
Sam. Mereka pun dikaruniai dua anak, masing-masing bernama Sonya dan 
Julian. Marcellina mengaku happy saat kedua anaknya lahir. Tak pernah 
sedikit pun terlintas dalam benaknya bakal ada segunung permasalahan 
menghadangnya kelak.
> > 
> > Akhirnya, prahara terjadi di rumah tangganya. Pada 29 Maret 2003, 
dengan memboyong kedua anaknya, ia kabur meninggalkan sang suami dari 
rumah mereka di Colombus. Pangkalnya, adanya kekerasaan rumah tangga 
(domestik violence).
> > 
> > Selama dua bulan ia berlindung di shelter perlindungan di 
Colombus Ohio. Niatnya untuk pulang ke tanah air semakin menguat 
dengan memboyong kedua putri tercinta. Dengan akta lahir WNA, kedua 
anaknya sulit untuk bisa dibawa serta ke Indonesia. Terlebih ia bisa 
terkait tuduhan penculikan anak.
> > 
> > Berkat bantuan KBRI Washington, ia mendapat Surat Perjalanan 
Laksana Paspor (SPLP) yang membawa dirinya dan dua anaknya ke tanah 
air. Surat khusus itu bertajuk "alasan kemanusiaan yang diberikan 
Deplu RI melalui Kedubes Indonesia di Amerika".
> > 
> > Akhir Juli 2003, Marcel dan kedua anaknya tiba di tanah air. 
Dikira permasalah kawin dengan bule berakhir. Permasalahan belum 
selesai, rambu-rambu hukum terus menelikungi hidupnya. Sesuai UU 
no.62 tahun 1958 tentang kewarganegaraan, Sonya dan Julian, otomatis 
mengikuti kewarganegaraan ayahnya.
> > 
> > Dengan kata lain, Marcel tak bisa memberikan status WNI bagi 
kedua darah dagingnya tersebut. Selain itu, sesuai peraturan untuk 
mendapatkan hak mengasuh darah dagingnya di Indonesia, ia harus 
meminta ijin dari sejumlah menteri terkait. Setiap tahun, ia pun 
harus mengurus visa tinggal untuk Sonya dan Yulian.
> > 
> > "Birokrasinya panjang banget Mas, selain itu mahal," ujar 
perempuan yang kerap bicara dengan nada cepat ini.
> > 
> > Birokrasi yang harus ditempuhnya adalah Marcel harus melapor ke 
kepolisian, kelurahan, kecamatan, kabupaten, serta ke dinas 
kependudukan propinsi. Terakhir, ia resah dengan masa depan kedua 
anaknya. Baik Sonya maupun Yulian tak bisa menempuh pendidikan di 
sekolah negeri. Saat ini, tuturnya, Sonya sudah masuk Play Group (Pra 
Taman kanak-kanak). "Nantinya, secara tak langsung oleh dinas 
terkait, ia disarankan masuk sekolah internasional. Itu biayanya 
mahal sekali Mas," keluhnya.
> > 
> > Kedua anak blasteran inipun tak mempunyai hak waris tanah 
(properti) milik ibunya. "Setelah lewat usia 18 tahun, kedua anak 
saya baru bisa memilih kewarganegaraan. Tapi, apa jadinya kalau saya 
meninggal sebelum mereka dewasa? Siapa yang akan mengurus mereka," 
ujarnya dengan mata sendu.JBP/den/bie
> > 
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> > 
> > 
> > 
> > 
**********************************************************************
*****
> > Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju 
Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-
india.org
> > 
**********************************************************************
*****
> > 
______________________________________________________________________
____
> > Mohon Perhatian:
> > 
> > 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg 
otokritik)
> > 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan 
dikomentari.
> > 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;
> > 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
> > 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
> > 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
> > 
> > 
> > 
> > 
> > ---------------------------------
> > Yahoo! Groups Links
> > 
> >   To visit your group on the web, go to:
> > http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/
> > 
> >   To unsubscribe from this group, send an email to:
> > [EMAIL PROTECTED]
> > 
> >   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of 
Service.
> > 
> > 
> > __________________________________________________
> > Do You Yahoo!?
> > Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
> > http://mail.yahoo.com
> > 
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
**********************************************************************
*****
> > Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju 
Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-
india.org
> > 
**********************************************************************
*****
> > 
______________________________________________________________________
____
> > Mohon Perhatian:
> > 
> > 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg 
otokritik)
> > 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan 
dikomentari.
> > 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;
> > 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
> > 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
> > 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
> > 
> > Yahoo! Groups Links
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> 
> 
> -- 
> Dafit Goenito




***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke