http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/6/28/n5.htm


Buku Pelajaran Sejarah 2004 Ditarik 
Jakarta (Bali Post) -
Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo mengakui pemerintah 
telah menarik buku pelajaran sejarah yang beredar di masyarakat. Untuk itu, 
pemerintah telah melarang peredaran buku pelajaran sejarah yang mengacu pada 
Kurikulum 2004.

''Pemerintah melarang buku sejarah di sekolah yang mengacu pada Kurikulum 2004. 
Kita kembali kepada Kurikulum 1994,'' kata Mendiknas usai rapat kerja dengan 
Komisi X DPR di Jakarta, Senin (27/6) kemarin.

Ia menjelaskan, penemuan kesalahan pembuatan buku sejarah ini diketahui 
pemerintah setelah dilakukan uji coba Kurikulum 2004 dari semua buku pelajaran 
yang ada di sejumlah sekolah yang ditentukan. Setelah uji coba itu, pihaknya 
banyak menerima pengaduan bahwa untuk buku pelajaran sejarah, ternyata tidak 
memenuhi standar kompetensi mata pelajaran sejarah.  Setelah dicermati, 
menurutnya, mata pelajaran sejarah yang mengacu pada Kurikulum 2004 tidak 
memuat fakta sejarah bangsa tentang peristiwa pemberontakan PKI di Madiun tahun 
1948. Selain itu, kesalahan lain buku sejarah ini menyangkut peristiwa 
pemberontakan G-30-S/PKI tahun 1965 tanpa memuat keterlibatan PKI. Sementara 
keterlibatan pemberontakan lain seperti PRRI, DI/TII dan Permesta, dimuat 
secara eksplisit.

Menyikapi masalah itu, Menko Kesra mengadakan rapat koordinasi tanggal 23 Juni 
2005 yang dihadiri oleh Menko Kesra, Mendiknas, Menag, Menbudpar, Menkominfo, 
Wakil Kantor Menkum dan HAM, Sesmen Polkam dan Wakil dari BIN. Keputusannya, 
pemerintah menarik buku sejarah yang mengacu pada Kurikulum 2004 dan 
memberlakukan kembali Kurikulum 1994, khusus untuk mata pelajaran sejarah.  

Dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR kemarin, persoalan ini menjadi 
perdebatan. Komisi X DPR meminta pemerintah meminta maaf kepada rakyat. Desakan 
para wakil rakyat itu ditolak Mendiknas. ''Untuk permintaan maaf ini, akan saya 
sampaikan dulu ke Presiden,'' katanya.

Namun, akhirnya tuntutan itu gagal ditetapkan karena mayoritas anggota Komisi X 
bersikap melunak dengan meminta cukup Mendiknas saja yang meminta maaf kepada 
rakyat. Anggota Dewan pun mencecar Mendiknas dengan menuntut agar pemerintah 
segera mencari pelaku dan dalang masalah ini, mengapa buku pelajaran ini bisa 
lolos ke masyarakat.

Tentang siapa pelakunya dan mengapa hal itu bisa terjadi, Bambang mengatakan 
pihaknya tidak bisa menetapkan siapa pelaku kesalahan ini. Sebab, kesalahan ini 
dirumuskan dan dilakukan pada masa pemerintahan sebelumnya.

Selain mengkritisi masalah tersebut, anggota Komisi X juga meminta pemerintah 
mengakomodasi sejarah lokal di tiap daerah untuk dimasukkan dalam Kurikulum 
2004. Terhadap persoalan itu, Mendiknas mengatakan akan memperhatikannya. (kmb4)


[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke