Perkataan PKI memang utk yg diIndonesia masih tabu, tetapi perkataan ini pun diUSA masih merupakan tabu. Memang didalam jaman perang dingin kaum kommunis kalah - tetapi meskipun theory2 kommunis ini sudah lewat jaman - beberapa inti pikiran mereka tetap dipakai diseluruh dunia untuk menciptakan harapan hidup untuk mereka yg dilupakan masyarakat. Selama keadaan ini tidak berubah inti filosofi kaum kommunis tidak akan hilang . Jikalau keadaan social diIndonesia makin lama makin memburuk dan unemployment bersama dgn disguised unemployment meningkat - suatu waktu ketidak adilan akan meledak kembali. Mungkin nanti mereka tidak sebut kommunis tetapi analog dgn diChina Maoist atau dgn diPeru the shining path atau diCuba castroism.diberikan nama lain. untuk menghilangkan filosofi kommunism caranya bukan dgn melarang tetapi dgn menghilangkan unsur2 masyarakat yg menciptakan ketidak adilan. Meskipun Indonesia tidak ada kasta2 seperti diIndia yg berdasarkan agama - Indonesia tetap ada kasta2 masyarakat menurut pendidikan dan penghasilan. Tetap untuk masyarakat diIndonesia ada kasta pengemis yg sama dgn untouchable diIndia. dan kasta kaum butahuruf. Jikalau diantara kaum pengemis ini ada seorang yg setengah intelek yg dapat menarik hati masyarakat - PKI akan kembali. Andreas
irwank2k2 <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Logikanya hingga sekarang.. yang mencoba menghilangkan nama PKI dalam penulisan sejarah bisa dipastikan (99.99%) akan dicap sebagai/ dari kalangan (pro) PKI.. Apakah ini artinya (semangat) 'PKI' akan kembali bangkit di Indonesia? Seperti yang didengung"kan siMbah (dan para pembantunya) semasa masih berkuasa (dan kuat)? Yang jelas nama 'PKI', 'Komunis' selama ini telah dikesankan sebagai MOMOK dan seperti 'kusta' (yang harus dijauhi karena beresiko menular & berbahaya) .. khususnya di wilayah RI. Termasuk di lingkungan kedubes RI.. ;-) CMIIW.. Wassalam, Irwan.K Nb: Ups.. jangan" tulisan semacam ini juga dikategorikan dalam 'kelompok' tersebut.. :-P ======= --- In ppiindia@yahoogroups.com, Boni Triyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Bung, > > Aku setuju dengan Ibu Djuli. Jelas penggunaan embel-embel PKI pada G.30.S 1965 adalah sebuah penghakiman. Karena peristiwa itu sendiri masih diliputi banyak teori yang belum bisa diambil kesimpulan tentang siapa penyebabnya. > > Kita harus adil dan cermat dalam memandang sejarah. Kalau belum ada fakta yang sahih, jangan prejudice dulu. > > Bonnie > > Ambon <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > http://www.suaramerdeka.com/harian/0507/02/nas21.htm > > > G30S Tanpa PKI Hindarkan Bias Sejarah > SEMARANG - Tidak dicantumkannya kata Partai Komunis Indonesia (PKI) di belakang Gerakan 30 September (G30S) dalam buku pelajaran Sejarah yang diberlakukan Depdiknas saat ini bukan pengaburan sejarah. Sebaliknya, hal itu justru sebuah upaya menghindarkan bias yang selama ini terjadi dalam penulisan sejarah Indonesia. Demikian dikatakan Guru Besar Sejarah Undip Prof Dr AM Djuliati Soerojo baru-baru ini menanggapi pernyataan anggota Komisi E DPRD Jateng Masruhan Samsurie. > > Sejauh ini, jelas Djuliati, fakta sejarah yang terkait dengan peristiwa 1965 masih bersifat lunak. Belum ada bukti kuat yang menyatakan PKI sebagai pelaku tunggal upaya kudeta melalui penculikan dan pembunuhan para jenderal Angkatan Darat tersebut. Dengan demikian, penyebutan kata PKI di belakang G30S dinilainya sebagai bentuk stigmatisasi dan bertentangan dengan fakta historis yang ada. > > Bersifat Kompleks > > "Peristiwa 1965 itu bersifat kompleks dan tidak bisa disederhanakan. Banyak pihak yang bermain dalam peristiwa kelabu tersebut. Saat ini terdapat beberapa versi tentang dalang di balik peristiwa itu. Ada yang mengatakan angkatan bersenjata, Soeharto, Soekarno, PKI, CIA, dan tidak ada pelaku tunggal." > > Buku pelajaran Sejarah yang disusun berdasarkan acuan standar kompetensi kurikulum 2004 oleh sebuah tim ahli yang beranggotakan para sejarawan kapabel dengan menggunakan perangkat metodologi sejarah. Meski belum sempurna, karya tersebut harus tetap dihormati. Karena itu Djuliati secara tegas menolak pernyataan Masruhan yang menyebut buku tersebut tidak ilmiah dan lebih menggunakan pendekatan politis. Lebih lanjut, dia juga menyayangkan imbauan Masruhan menarik buku tersebut dari peredaran. > > Guru Besar Sejarah Unnes yang juga Rektor Unimus Prof Dr Abu Suud tak mempersoalkan ada atau tidaknya kata PKI di belakang G30S. Yang terpenting, kata dia, buku tersebut tidak menghilangkan data dan fakta yang terjadi di seputar peristiwa 1965. Keragaman tafsir di dalamnya harus tetap disampaikan. "Di situ guru punya peranan besar untuk menjelaskan data-data sejarah yang ada. Sayangnya, guru-guru Sejarah kita masih banyak yang berpatron pada tafsir tunggal penguasa." (H6-46d) > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > *************************************************************************** > Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org > *************************************************************************** > __________________________________________________________________________ > Mohon Perhatian: > > 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) > 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. > 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; > 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] > 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] > 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] > > > > > --------------------------------- > YAHOO! GROUPS LINKS > > > Visit your group "ppiindia" on the web. > > To unsubscribe from this group, send an email to: > [EMAIL PROTECTED] > > Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. > > > --------------------------------- > > > > Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com > > [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] --------------------------------- YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "ppiindia" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. --------------------------------- [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/