"..
> "Masalah indikator  yang menunjukkan kemiskinan ini penting, tetapi
belum ada kesepakatan tentang mana yang harus dipakai. Setiap kali
kita meluncurkan program baru pasti harus diawali dengan perdebatan
data mana yang harus digunakan," ujar Mulyani saat menjadi pembicara
dalam seminar "Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Dalam
Mencapai Sasaran MDGs" di Jakarta, Sabtu.     
.."

Sebagai pihak yang diberi amanah kekuasaan, mestinya pendapat
di atas tidak perlu muncul. Soal besaran bisa didiskusikan nanti.
Kenapa mesti dipersoalkan mengenai perdebatan data mana yang
harus digunakan sih; padahal masih banyak yang lebih signifikan. :-(

Rakyat di Afrika yang hidupnya (kalau gak salah) di bawah US $ 1 sehari,
diperhatikan lewat 'Live8 concert'. Saya sedih karena tidak bisa berbuat
banyak melihat rakyat Indonesia yang ternyata memiliki penghasilan 
di bawah US $ 0.6 - 1 (sehari) sedang dalam tahap dihitung 
kuantitasnya.. Ini baru penghasilan perhari.. belum biaya hidupnya.. 
Kalau satu keluarga ada 3 orang.. berarti biaya hidupnya cuma 
US $ 0.2 - 0.33 sehari. Gimana untuk kesehatan, sekolah? :-~

--------
Terkait dengan tulisan di bawah, toh kalaupun dibiarkan saja, 
jumlah rakyat miskin akan berkurang (drastis) dengan sendirinya. 
Mirip tulisan yang belum lama ini muncul di milis ini soal kenaikan 
harga BBM.. :-p

Ironisnya, pengintaian terhadap masyarakat justru akan ditingkatkan..
dengan irama musik yang dimaikan penguasa asing.. :-(
Sudah hidupnya dihimpit beban kenaikan harga akibat subsidi yang
(mulai) dicabut/dikurangi.. masih juga dicurigai terus menerus..

Pantas saja mereka yang pikirannya 'rawan untuk terbuka' 
(baca: kuliah) di dalam/luar negeri ditempeli perangko.. 
eh maksudnya merk 'big brother'.. :-P

Wallahu a'lam.. CMIIW..
Wassalam,

Irwan.K

=======
--- In ppiindia@yahoogroups.com, "Ambon" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=203899&kat_id=23
> Sabtu, 02 Juli 2005  21:15:00
> 
> "Jika dihitung menggunakan indikator BPS maka kategori miskin adalah
orang yang berpenghasilan di bawah sekitar Rp180.000 per bulan,
sedangkan jika menggunakan indikator internasional maka yang termasuk
miskin adalah orang yang berpenghasilan di bawah Rp300.000 per bulan.
Wajar saja jika data BPS jadi jauh lebih rendah. Jika kita menganut
indikator internasional maka angka itu pasti akan melonjak," jelas
Mulyani.
> 
> 
> ++++
> 
> http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=203898&kat_id=23
> 
>                         Sabtu, 02 Juli 2005  21:10:00
>                         Indonesia Berusaha Kurangi Setengah Penduduk
Miskin
> 
> 
>                         Jakarta-RoL-- Untuk memenuhi target
Millenium Development Goals (MDGs) berkuranganya setengah jumlah
penduduk miskin pada 2015, Indonesia berupaya mengurangi angka
kemiskinan dari 16,6 persen dari jumlah penduduk pada 2004 menjadi
hanya 8,2 persen pada 2009.




***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Reply via email to