Mengapa tersangka korupsi bisa lolos bisa bermacam2
sebabnya.

Pertama bisa disengaja.

Kedua memang sistem informasinya tidak canggih.
Sebagai contoh, untuk memeriksa apakah seseorang
dicekal atau tidak petugas imigrasi hanya memeriksa
nama serta tempat tanggal lahir. Begitu nama atau
tempat tanggal lahir dirubah, mereka tidak bisa apa2.

Seharusnya orang yang dicekal, langsung identitas
berikut 2 sidik jarinya direkam dengan finger-print
scanner. Datanya bisa disentralisasi online atau
disebar di tiap titik imigrasi.

Nah begitu ada yang mau berangkat, mereka harus
menempelkan sidik jari mereka ke finger-print scanner.
Jika match dgn database sidik jari orang yang dicekal,
mereka bisa ditahan.

--- Ambon <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

>
http://www.suarapembaruan.com/News/2005/07/14/index.html
> 
> SUARA PEMBARUAN DAILY 
> Tajuk Rencana
> 
> Mengapa Tersangka Korupsi Lolos Cekal?
> 
> 
> SERIUSKAH pemerintah memberantas korupsi? Presiden
> Susilo Bambang Yudhoyono berkali-kali dalam berbagai
> kesempatan mengeluarkan pernyataan yang serius untuk
> membasmi korupsi di Indonesia. Bahkan beberapa kali
> dia menyebutkan ada pihak-pihak yang dengan sengaja
> menghalang-halangi upaya memberantas kejahatan yang
> telah membuat negara ini terpuruk. 
> 
> Kembali ke pertanyaan di atas, keseriusan itu
> ternyata masih dalam lingkup yang kecil pemerintah,
> bahkan mungkin hanya pada presiden dan beberapa
> orang di jajaran pemerintah yang lain. Buktinya
> adalah lolosnya Achmad Djunaidi ke luar negeri yang
> disebut-sebut untuk menjalankan ibadah umroh. 
> 
> Achmad Djunaidi adalah mantan Direktur Utama PT
> Jamsostek yang oleh Kejaksaan Agung dinyatakan
> sebagai tersangka kasus korupsi pada perusahaan
> tersebut sebesar Rp 250 miliar. Karena statusnya itu
> Kejaksaan Agung telah meminta instansi lain yang
> berwenang untuk mencegah dan menangkal (cekal) yang
> bersangkutan ke luar negeri pada Senin (4/7) lalu,
> tetapi sehari setelah itu yang bersangkutan bisa
> dengan tenang ke luar negeri. Meskipun kemudian yang
> bersangkutan ditangkap dan ditahan. 
> 
> TAK pelak jika akhirnya Kejaksaan Agung terlihat
> kesal terhadap kinerja Ditjen Imigrasi Departemen
> Hukum dan Hak Asasi Manusia. Dan, buru-buru, sebagai
> menteri, Hamid Awaluddin mengatakan bahwa pihaknya
> mempersilakan Kejagung untuk memproses pejabat di
> departemennya yang bertanggung jawab atas lolosnya
> Achmad Djunaidi. 
> 
> Kasus seperti ini bukan yang pertama di mana
> tersangka kasus korupsi bisa lolos ke luar negeri
> dan tidak kembali, sehingga kasus itu tak bisa
> diselesaikan. Akhirnya negara tetap menanggung
> kerugian akibat kejahatan itu. Jangankan terhadap
> orang yang berstatus tersangka kasus korupsi, yang
> sudah dipidana seperti Eddy Tansil saja mash bisa
> lolos. 
> 
> Dalam kasus ini, tampaknya memang kita harus melihat
> bahwa koruptor-koruptor yang bersembunyi di luar
> negeri bukan semata-mata karena ada negara yang
> nyaman sebagai perlindungan para koruptor. Tetapi
> juga fakta bahwa ada orang-orang di Indonesia
> sendiri, bahkan di pemerintahan yang memberi
> kesempatan koruptor bersembunyi di luar. Hal ini
> yang membuat pemberantasan korupsi dengan cara lama
> tidak mudah dilakukan. 
> 
> Presiden sudah saatnya melihat secara proporsional
> persoalan korupsi yang terjadi saat ini, yang sudah
> merupakan komitmen utama pemerintahan yang
> dipimpinnya. Koruptor dan jaringan koruptor di
> pemerintah sendiri harus menjadi fokus utama.
> Korupsi terbesar ada di birokrasi, bahkan presiden
> pernah menyebutkan yang menghalang-halangi
> pemberantasan korupsi ada di birokrasi. Pemerintah
> yang hendak memberantas korupsi sebenarnya seperti
> "jeruk minum jeruk." Tanda-tanda bahwa orang
> tertentu, kasus tertentu seperti tidak disentuh
> sudah mulai terasa, karena mentalitas ini.
> Mengharapkan birokrasi pemerintahan membersihkan
> diri seperti "teriakan di padang pasir." 
> 
> OLEH karena itu, adanya kasus-kasus yang menghambat
> dan merusak proses menangkap dan mengadili koruptor,
> sudah cukup bagi presiden untuk mengambil tindakan
> yang tegas membersihkan pemerintahan dari
> pejabat-pejabat tidak profesional. Sebab, sangatlah
> menjengkelkan tersangka korupsi bisa lolos ke luar
> negeri dengan begitu mudah, seperti tidak ada
> mekanisme cekal sama sekali. 
> 
> Kegagalan memperbaiki disiplin dan profesional
> birokrasi, dengan mengganti orang atau memperbaiki
> moral kerja, akan menjadi awal kegagalan pemerintah
> ini memberantas korupsi. Bahkan kegagalan ini bisa
> menjadi masalah politis yang serius bagi pemerintah
> yang dipilih langsung oleh rakyat. 
> 
> 
> Last modified: 14/7/05 
> 
> [Non-text portions of this message have been
> removed]
> 
> 


Ingin belajar Islam? Mari bergabung milis Media Dakwah
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]


                
____________________________________________________
Start your day with Yahoo! - make it your home page 
http://www.yahoo.com/r/hs 
 


***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke