http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/7/25/n5.htm


Anak Indonesia Deklarasikan Tujuh Tuntutan 


DUA pelajar -- Andra Septian, siswa kelas III SMP Ampek Angke, Kabupaten Agam 
Sumbar dan Rustio Riskandaru, siswi kelas II SMA di Bandung -- nekat membacakan 
deklarasi dengan mengajukan sebanyak tujuh tuntutan dari anak-anak Indonesia di 
depan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Deklarasi itu dibacakan bertepatan 
dengan Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) di Sasono Langen Budoyo, Taman Mini 
Indonesia Indah Jakarta, Minggu (24/7) kemarin.  

Deklarasi hasil Kongres Anak pada 19-22 Juli di Jakarta, berisi tujuh tuntutan 
antara lain mendesak pemerintah secepatnya merealisasikan menteri khusus yang 
menangani masalah anak, mendesak pemerintah dan semua pihak mensosialisasikan 
dan merealisasikan UU Perlindungan Anak No. 23/2002.  

Selain itu, mendesak pemerintah memberikan pemenuhan gizi dan menyediakan 
pelayanan kesehatan cuma-cuma secara merata, mendesak pemerintah menyediakan 
pelayanan gratis yang berkualitas dan memberikan akte kelahiran gratis. 
Tuntutan lainnya, mendesak pemerintah agar mengganti nama lembaga pemasyaratan 
anak menjadi nama yang lebih mencerminkan keberpihakan dan perlindungan kepada 
anak, memberikan tambahan remisi khusus bagi anak yang berhubungan dengan 
hukum. Juga mendesak semua pihak memberikan kesempatan kepada anak untuk 
berpartisipasi dalam pengambilan kebijakan yang menyangkut kepentingan terbaik 
bagi anak, serta mendesak semua pihak khususnya media cetak dan elektronik 
untuk menayangkan program yang lebih mendidik, bebas dari pornografi, 
pornoaksi, kekerasan dan mistis. 

Mendengar tuntutan anak-anak Indonesia, Presiden hanya tersenyum, bahkan sempat 
melontarkan gurauan karena tuntutan anak-anak Indonesia itu bukan lagi sekadar 
imbauan, permohonan, saran atau permintaan, namun sudah bersifat lebih keras 
lagi dengan kata-kata mendesak. ''Ini berarti ya... harus segera dilaksanakan, 
karena penyataannya bernada keras yakni mendesak pemerintah. Jadi sudah bukan 
sekadar imbauan, meminta atau mengharapkan. Meski demikian, apa yang 
dilontarkan anak-anak Indonesia itu, oke-oke saja,'' ucap Presiden dengan nada 
bergurau. 

Dari tuntutan anak-anak Indonesia itu, lanjut Presiden, pemerintah bersama DPR 
sudah merealisasikan soal program biaya pendidikan dan kesehatan bagi 
masyarakat tak mampu melalui dana kompensasi BBM. ''Bagi pelajar tingkat SD dan 
madrasah yang sederajat akan diberikan biaya pendidikan gratis, untuk SLTP yang 
sederajat serta tingkat SMU sederajat dapat bantuan operasional.  

Sementara masalah kesehatan, DPR telah menyetujui tambahan anggaran untuk 
pelayanan kesehatan di puskesmas-puskemas serta peningkatan pelayanan di 
posyandu,'' ungkap Kepala Negara.  

Dengan dua program prioritas itu, Presiden berpesan agar anak-anak lebih rajin 
belajar, hormat pada guru dan orangtua serta menjaga kesehatan. ''Terus terang, 
saya prihatin dengan adanya wabah busung lapar dan polio. Wabah ini sebagai 
kendala bagi masa depan anak-anak. Karena itu, pemerintah serius menangani 
wabah penyakit ini,'' tandasnya.  

Di samping itu, Presiden mengajak seluruh orangtua agar menjaga anak-anaknya 
dari bahaya narkotika dan obat-obatan terlarang. Juga anak-anak harus dijauhkan 
dari pornografi dan pornoaksi. ''Narkoba, pornografi dan pornoaksi merupakan 
ancaman bagi tumbuh kembang anak-anak Indonesia,'' pesannya.  

Diakuinya, sebagian besar yang menjadi korban narkotik dan obat-obatan 
terlarang di Indonesia andalah anak-anak. Bahkan, anak sudah bukan lagi menjadi 
korban, malah terlibat dalam perdagangan narkoba. Sementara pornografi dan 
pornoaksi juga menjadi ancaman yang serius bagi perkembangan moral bangsa.  
"Saya tidak henti-hentinya meminta semua pihak menghentikan tayangan-tayangan 
televisi yang menjurus pornografi, pornoaksi. Apalagi saat ini tayangan yang 
menjurus pornografi dan pornoaksi mudah diakses dengan berbagai cara, misalnya 
melalui VCD maupun situs-situs internet,'' tegasnya serius.  

Menurutnya, pencegahan pornografi dan pornoaksi sangat sulit dilakukan jika 
hanya dengan upaya hukum semata-mata.  Karena itu, perlu kesadaran para 
orangtua dan anak-anak Indonesia sendiri untuk terus dibentengi dengan moral 
keagamaan yang kuat. 

Berdialog 

Presiden juga memberi kesempatan kepada anak-anak Indonesia untuk melakukan 
dialog keluhan yang dialaminya. Rahyana, pelajar SD Meulaboh, Aceh, menanyakan 
soal nasib gedung sekolahnya yang tertimpa musibah. ''Saya minta pembangunannya 
dipercepat agar saya bisa sekolah lagi,'' katanya dengan lugu.   

Presiden menjelaskan saat ini pemerintah sedang memperbaiki sarana pendidikan 
dan lainnya setelah Aceh yang terlibat musibah tsunami. "Aceh kita bangun 
kembali termasuk gedung sekolah yang tadi nanda sampaikan. Dan, anak-anakku 
dari Aceh yang mengalami musibah kehilangan sanak saudara, kami juga turut 
berduka, tetapi masa anak-anak di Aceh adalah masa depan yang baik," jawabnya.  

Memang, lanjut Presiden, rehabilitasi pembangunan gedung sekolah di Aceh 
menjadi prioritas utama, di samping infrastruktur lainnya seperti jalan, 
jembatan. ''Dan, saya berjanji akan memulangkan dengan biaya gratis anak-anak 
Aceh yang kini berada di Jakarta dan kota lainnya yang ingin belajar di kampung 
halamannya,'' tandasnya.

* endy


[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke