http://www.padangekspres.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=3650
Ironis, Warga Mampu Kurang Gizi * Tiga Bulan, 106 Anak Alami Gizi Buruk Oleh admin padek 1 Kamis, 28-Juli-2005, 15:52:49 0 Limapuluh Kota, Padek-Dari 35.772 orang Balita di Kabupaten Limapuluh Kota, diperkirakan 1.073 orang balita atau 3,9 persen mengalami kekurangan gizi. Ironisnya 56 persen berasal dari keluarga mampu dan sisanya dari ekonomi lemah. Sementara berdasarkan tang dilaporkan Puskesmas yang ada di Kabupaten Limapuluh Kota dalam kurun waktu tiga bulan terakhir ini tercatat 106 orang anak Balita mengalami gizi buruk dan kekurangan gizi. "Dengan banyaknya Balita mengalami kekurangan gizi dari keluarga mampu, dapat diketahui bahwa persoalan kekurangan gizi bukan masalah ketiadaan makanan. Melainkan disebabkan pola asuh, misalnya anak yang seharusnya diberi makan, tapi karena kesibukan atau anak masih bermain sering terlambat makan, akibatnya anak mengalami kekurangan gizi," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Limapuluh Kota yang diwakili Kasubdin Bina Sumber Daya Manusia, Gusdian Nora SKm seusai acara Peringatan Hari Anak Nasional sekaligus Sosialisasi penimbangan massal dan status gizi anak Balita, kemarin. Dikatakannya, saat ini banyak keluarga yang memanfaatkan makanan tambahan pemulihan (MTP) untuk kepentingan seluruh anggota keluarga. Padahal makanan tersebut diperuntukkan hanya bagi anak Balita yang mengalami kekurangan gizi. Akibatnya program peningkatan status gizi tidak mencapai sasaran, sekaligus merupakan kendala dalam meningkatkan status gizi anak-anak yang mengalami kekurangan gizi di Kabupaten Limapuluh Kota bila dilihat di tahun-tahun lalu. Ia juga mengatakan, melihat kenyataan di tengah-tengah masyarakat, maka pihak sosial bekerjasama dengan Dinas Kesehatan melakukan koordinasi untuk mencarikan solusi nya. Sehingga MTP benar-benar sampai ke Balita. "Sekarang sedang dilakukan pendataan anak kurang gizi dan jumlah anggota keluarga, setelah terhimpun data tersebut akan dikirim ke provinsi, bagi anak kurang gizi akan tetap diberikan bantuan makanan tambahan pemulihan oleh Dinas Kesehatan, sedangkan bagi anggota keluarga akan dibantu beras," ucap Gusdian Nora SKm. Sementara itu, Gusdian menambahkan, sebenarnya kekurangan gizi akan dialami seorang anak prosesnya sangat panjang, bukan seperti penyakit lain misalnya diare yang tidak bisa diketahui sebelumnya. Karena kurang gizi pada anak tenggang waktu sangat lama maka seandainya orang tua rajin membawa anak-anaknya ke Posyandu untuk melakukan penimbangan diyakini anak tidak akan mengalami kekurangan gizi. "Kita akan mengetahui dengan cepat perkembangan berat badan anak, bila kurang, langsung bisa diatasi," tambahnya. Mengingat hal itu, direncanakan bulan Agustus mendatang akan dilaksanakan penimbangan Balita secara massal, untuk mengetahui seberapa banyak jumlah anak Balita yang mengalami kekurangan berat badan yang identiknya dengan kurang gizi. Kecuali itu untuk mengurangi kekurangan gizi bagi Balita di Kabupaten Limapuluh Kota harus dicari terlebih dahulu penyebab sebenarnya, baru bisa dicarikan jalan keluarnya, karena penyebab gizi buruk ini ada beberapa faktor seperti penyakit, pendidikan orang tua, ekonomi dan faktor kebiasaan. Dalam waktu dekat Dinas Kesehatan akan turun ke lapangan, mencari penyebab kurang gizi yang dijumpai di masyarakat. "Di tahun 2005 ini, sebanyak 40 anak yang mengalami gizi akut dan kronis memperoleh tambahan makanan pemulihan selama 90 hari," tambahnya. Menanggapi kondisi tersebut, Pemda Kabupaten Limapuluh Kota yang disampaikan Sekdakab Drs H Bachtar Bahar mewakili bupati mengatakan, pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota berupaya untuk membantu biaya pendidikan masyarakat apalagi bagi keluarga kurang mampu, namun sesuai dengan dana yang tersedia, Pemkab baru bisa sebatas mensubsidi, belum lagi tanggungjawab secara penuh. "Untuk itu kepada anak-anak agar selalu berusaha meningkatkan prestasi, mudah-mudahan Pemkab bisa mengratiskan pendidikan sampai perguruan tinggi, seperti salah seorang mahasiswa di ITB yang berprestasi," jelasnya Bachtar ketika menjawab pertanyaan salah seorang murid SD 02, Siti Fadila, yang menginginkan baju seragam dan buku-buku dibantu oleh Pemkab Limapuluh Kota. "Yang terpenting, anak-anak harus sekolah, apalagi saat ini pemerintah sudah mengratiskan sekolah bagi wajib belajar sembilan tahun. Tanpa pendidikan, kalian takkan bisa jadi Kapolres, ketua DPRD, dan Sekda," ucap Bachtar. (slr) [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/