Mang Ucup,
Apa yang dikatakan Tertullianus, Thomas dari Aquino, etc..pemikir-
pemikir Barat lainnya tentang pemisahan ilmu pengetahuan (akal) dari 
agama (kepercayaan/keyakinan) itu terjadi karena para pemuka agama 
(Kristen) Barat di masa lalu tidak mampu menjawab berbagai fenomena 
yang ada. Ketika bumi dikatakan tidak bulat dimana seorang ilmuwan 
harus dieksekusi oleh gereja, para ilmuwan barat lalu memisahkan 
diri dari pusat-pusat agama. Sejak itu berpisahlah akal dengan 
agama. Sekarang, banyak orang mengikuti prinsip itu. Sangat 
disayangkan...Saya pribadi tidak berharap umat Muslim mengikuti 
prinsip ini.

Adalah orang yang bathil yang memisahkan akal dari keyakinan. Mereka 
dianggap, oleh AlQur'an, orang yang tidak mau mempergunakan akal.
Bukankah Allah telah mengatakan bahwa manusia itu menjadi sempurna 
karena akalnya? Mengapa kita harus meninggalkan akal sehingga 
menjadi mahluk yang tidak sempurna?

Faktor kesadaran adalah faktor utama dalam belajar agama. Kokohnya 
kesadaran berada di dua akar yaitu BERPIKIR (dgn akal) dan PRAKTEK 
(dgn dzikir, sholat, puasa, berdarma, etc). Keduanya bermuara pada 
ilmu. Ilmu yang mendalam disebut MENJIWAI. Kalau sudah menjiwai akan 
tampil dua prilaku yaitu RENDAH HATI dan TEGUH PENDIRIAN. Orang 
berilmu tidak pernah menyerah, mereka dapat menerima pendapat orang 
lain. Bila salah mereka wajib memperbaiki. Ini yang dimaksud menuju 
kesempurnaan akal. Orang beriman dan berimulah yang diangkat 
derajatnya oleh Allah melebihi para malaikat.

Inilah orang-orang yang cerdas menurut pandangan Allah: Orang yang 
mampu menggunakan akalnya mencari hidayah Allah dan mendekati Allah 
dengan akal. Kalau kecerdasan hanya diarahkan kepada urusan dunia, 
maka pengertian tsb akan menjadi sempit dan sangat sederhana, karena 
diukurnya hanya menurut pandangan manusia. Pandangan manusia penuh 
dengan jebakan karena keterbatasan DAYA TANGKAP/INDERA (bukan akal). 
Contoh, bila kita melihat rel KA. Bila kita berdiri diantara dua 
rel, dari kejauhan kita akan melihat dua rel tsb bertemu. Akal kita 
mungkin akan menyimpulkan (hal yg terbatas) dari penglihatan indera 
yang terbatas bahwa kedua rel tsb pada akhirnya bertemu. Namun 
ketika kita mendekati/mengikuti rel tsb, tidak terdapat pertemuan 
kedua rel tsb. Dgn demikian tidak terdpt bukti. Begitu juga bila 
kita mau mencari batasnya laut or batasnya langit.

Inilah kenapa kita suka mendengar, gunakanlah "pandangan/kaca mata 
Allah" karena pandangan kita sangat terbatas meski sduah dilengkapi 
dengan teknologi canggih. Teknologi itupun akhirnya menyatakan suatu 
nilai yang tak terhingga atau ujung-ujungnya tak terdefinisikan atau 
masih mistery. PandanganNya akan diberikanNya kepada orang yang 
beriman dan berilmu.

Setidaknya, saya bisa sependapat dengan judul diatas bahwa "Orang 
percaya itu Orang Geblek"..kalau percayanya gak pake akal.

Soal ilmu pengetahuan dan agama, saya sangat optimis mereka bisa 
bergandengan tangan, karena Ilmu Pengetahuan yang benar-benar-benar 
akan bersatu dengan agama yang benar-benar-benar.

wassalam,


--- In ppiindia@yahoogroups.com, "mangucup88" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> Walaupun demikian tidak bisa dipungkiri, bahwa kepercayaan sering 
> kali bentrok dgn ilmu pengetahuan, bahkan demi kepercayaan kita 
> harus kompromi dgn mengorbankan akal budi, sebagai contoh Bunda 
> Maria bisa hamil dlm status masih perawan, karena ia belum pernah 
> dijamah oleh siapapun juga, untuk dapat mempercayai ini, kita 
harus 
> bersedia mengorbankan/mengosongkan ilmu pengetahukan atau pikiran 
> logika kita, dlm bhs Sunda nya ini disebut „Secrificium 
intellectus > = pengorbanan akal budi".
> 
> Oleh sebab itulah Tertullianus berpendapat, bahwa kepercayaan itu 
> meniadakan ilmu pengetahuan atau menurut Thomas dari Aquino, 
> sebaiknya kepercayaan itu dipisahkan jauh2 dari ilmu pengetahuan. 
> 
> Konflik antara kepercayaan dan ilmu pengetahuan sering sekali 
> terjadi umpamanya dlm bidang biologi yg satu menyatakan bahwa kita 
> ini keturunan dari monyet (Darwin) sedangkan menurut kepercayaan 
> kita ini diciptakan oleh Allah. Bahkan sering sekali saya 
mendengar 
> kalho kita mau percaya, kita harus berusaha untuk melupakan nalar 
> kita, karena perkataan „kepercayaan" itu tidak ada di dlm kamusnya 
> ilmu pengetahuan! Inilah yg dibilang doktrin comberan ato „Kebo 
> duduk" ato dlm bhs Londonya Bull Sit!
> 
> Tanpa adanya kepercayaan tidak akan ada ilmu pengetahuan! Ilmu 
> Pengetahuan bukannya timbul secara kebetulan! Mereka bisa 
> menyelidiki dan menemukan sesuatu, karena diawali dgn adanya 
> kepercayaan pada suatu hipotesis. Untuk meraih ini pada awalnya 
> mereka harus bersedia mengorbankan „akal budi" atau nalar mereka, 
> kalau hanya berdasarkan akal budi saja, manusia tidak akan dapat 
> melakukan perjalanan ke bulan! Untuk kepercayaan ini negara2 
> adikuasa seperti AS, Rusia telah mengeluarkan dana ratusan milyar 
> AS$.
> 
> Kepercayaan adalah ufuk (=horison) dari ilmu pengetahuan atau 
> akarnya dari setiap ilmu pengetahuan, tanpa adanya kepercayaan 
tidak 
> akan ada ilmu pengetahuan!
> 
> Begitu juga apabila ilmu pengetahuan sudah buntu, maka 
kepercayanlah 
> akan timbul, sebagai contoh: Para ilmuwan percaya (Inggris = 
> believe) bahwa usia bumi kita ini kurang lebih 500 juta th yg 
> lampau, mereka disini menggunakan perkataan percaya, karena mereka 
> tidak dapat memastikannya atau lebih tepatnya karena mereka „teu 
> nyaho" alias „tidak tahu"!
> 
> Kita percaya untuk hal2 yg kita tidak ketahui atau yg tidak bisa 
> kita pastikan, sebab rumusan2 kepercayaan selalu melebihi logika 
dan 
> belum dapat di chek, sedangkan rumusan2 ilmiah selalu logis dan 
> dapat segera di cek! 
> 
> Apakah orang yg percaya akan Allah itu bisa disebut sebagai  orang 
> Geblek yg tidak punya otak? Tidak! 
> 
> Bahkan para pembimbing agama yg menganjurkan umatnya untuk 
> mempercayai Allah dgn tanpa menggunakan otak ato akal budi; ia itu 
> adalah seorang Penipu! Karena dgn demikian ia sendiri menyatakan 
> ketidak percayaannya kepada Allah yg ia sembah! Emangnya kita 
harus 
> percaya kepada Allah hanya dgn hati dan pantat saja!
> 
> Perlu diketahui bahwa kita umat manusia ini sudah dari dahulu 
> ditantang oleh Sang Pencipta dimana Ia sendiri telah 
> berfirman: "Kasihilah Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan 
> segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap 
> kekuatanmu!"
> 
> Oleh karena itu hanya pembimbing agama yg Koplok dan O´on azah yg 
> menyarankan umatnya untuk mengasihi Allah hanya dgn sebagian saja 
> dari apa yg kita miliki! 
> 
> Walaupun demikian hingga kapanpun juga; ilmu pengetahuan maupun 
> kepercayaan tidak akan dapat mencapai penyingkapan total dari 
> rahasia2 Allah, manusia, dan universum, maka dari itu sebaiknya 
kita 
> berendah hati dan waspada, agar supaya jangan ada penilaian diri 
> secara berlebih dan yg tidak halal!
> 
> Mang Ucup – The Drunken Priest
> Email: [EMAIL PROTECTED]
> Homepage: www.mangucup.net




***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke