http://www.suarapembaruan.com/News/2005/09/08/index.html
SUARA PEMBARUAN DAILY Pemerintah Harus Perbaiki Kesalahan Tangani Papua JAKARTA - Perkumpulan Masyarakat Jakarta Peduli Papua (Pokja Papua) mendesak Pemerintah Indonesia untuk segera memperbaiki kesalahannya baik dalam bidang pemerintahan maupun berkaitan dengan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang terjadi di Papua. Pengakuan dan memperbaiki kesalahan itu penting dalam menyelesaikan masalah Papua terutama karena dunia internasional sedang menyoroti Indonesia dalam menangani masalah wilayah tersebut. "Indonesia tidak boleh lagi plintat-plintut dalam menjalankan Otsus (otonomi khusus) Papua. Seluruh ketentuan dalam UU No 21/2001 tentang Otsus, perlu diimplementasikan dan pemerintah semestinya melakukan supervisi dalam membenahi pemerintahan Papua. Salah satu lembaga terpenting untuk diwujudkan segera adalah MRP (Majelis Rakyat Papua)," demikian antara lain hasil kajian Pokja Papua seperti tertuang dalam Kertas Strategis Nomor 4 yang ditulis Patra M Zen dan Amiruddin Al Rahab. Hasil Kajian Pokja Papua itu dibahas dalam diskusi bertajuk "Pembangunan di Papua; Problem Korupsi" yang diselenggarakan Radio 68H di Jakarta, Rabu (7/9). Pembicara dalam diskusi itu adalah peneliti Center for Strategic and International Studies (CSIS) yang juga menjadi salah satu anggota Pokja Papua Indra J Piliang. Menurut kajian Pokja Papua, selama ini diskriminasi sangat jelas terlihat di Papua. Dari jumlah penduduk Papua saja 2.352.518 orang, 1,5 juta orangnya adalah warga Papua asli. Tetapi 86 persen dari mereka hidup di pedalaman dengan 40 persen masih buta huruf. Sedangkan penduduk di kota-kota di Papua mayoritas pendatang. Orang Papua asli tidak lebih dari 10 persen. Lebih ironis lagi pendatang-pendatang itulah yang menguasai perekonomian di kota-kota di Papua seperti Jayapura, Abepura, Timika dan kota-kota di Pantai Utara Papua. "Kalau kita jalan-jalan di pasar-pasar tradisional di Papua dan di toko-toko yang menguasai pasar adalah para pendatang. Sedangkan masyarakat asli Papua hanya menjadi penjual sirih pinang," kata Indra J Piliang dalam diskusi tersebut. Diskriminasi Dalam bidang pemerintahan juga terjadi diskriminasi. Selama bertahun-tahun hanya sedikit orang Papua asli yang duduk dalam pemerintahan. Selebihnya, pemerintahan dikuasai para pendatang. Sehingga orang-orang Papua tidak menjadi tuan di tanah mereka sendiri. Di mata orang Papua, menurut kajian Pokja Papua, MRP sangat strategis karena lebih merepresentasikan kepentingan orang asli Papua. Apalagi yang duduk dalam MRP itu hanyalah orang asli Papua. Peran MRP ke depan juga sangat sentral. Karena legitimasi DPR Papua dan Pemerintahan Daerah Papua bersandar pada MRP ini. Sehingga pembentukan lembaga MRP itu semakin mendesak guna menyelesaikan masalah Papua secara menyeluruh. "Keluarnya Perdasi (Peraturan Daerah Provinsi) pembentukan MRP di Papua pantas untuk disambut karena sejalan dengan komitmen Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang pernah menyatakan Otsus Papua adalah pilar utama penyelesaian masalah Papua. Pembentukan MRP merupakan indikator utama dari kesungguhan (good will) pemerintah mengimplementasikan UU Otsus di Papua. Sebagai representasi kultural orang asli Papua. MRP akan mampu menjadi dinamisator dan mediator antara Jakarta dengan seluruh komponen masyarakat Papua," demikian Patra M Zen dalam kajian tersebut. Masyarakat Papua, demikian hasil penelitian Pokja Papua, menerima MRP itu dengan sangat antusias. Mereka berharap MRP sebagai solusi bagi keinginan masyarakat Papua untuk mengekspresikan budaya asli, melindungi mereka dari eksploitasi alam yang semena-mena serta melindungi mereka dari tindakan sewenang-wenang aparat keamanan. "Intinya adalah MRP dipercaya bisa menjadi tempat berlindung dan sekaligus mencegah terjadinya kekerasan terhadap orang asli Papua," tulis Patra. (A-21) Last modified: 8/9/05 [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> DonorsChoose.org helps at-risk students succeed. Fund a student project today! http://us.click.yahoo.com/O4u7KD/FpQLAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/