MEDIA INDONESIA
Kamis, 15 September 2005

Kelaparan Tersembunyi masih Dialami 50% Penduduk Indonesia



JAKARTA (Media): Sekitar 50% penduduk Indonesia saat ini mengalami masalah gizi 
mikro atau biasa disebut kelaparan tersembunyi (hidden hunger) akibat 
kekurangan vitamin dan mineral.

''Masalah gizi mikro yang paling banyak dialami masyarakat Indonesia adalah 
kekurangan zat besi, kekurangan yodium, asam folat, dan vitamin A,'' kata 
Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari kepada wartawan, kemarin di Jakarta.

Didampingi Perwakilan World Food Programme (WFP) Indonesia, Mohammed Soleheen, 
Siti Fadilah menjelaskan kekurangan gizi mikro merupakan masalah serius. 
Kelompok berisiko tinggi yang mengalami kelaparan tersembunyi ini ialah ibu 
serta anak-anak.

Untuk menanggulangi kelaparan tersembunyi itu, lanjut Menkes, pemerintah 
melakukan program jangka pendek dan panjang. ''Untuk jangka pendek, saat ini 
Depkes sudah memberikan suplementasi besi, kapsul vitamin A, dan kapsul yodium. 
Sedangkan program jangka panjang dilakukan melalui pendekatan gizi seimbang,'' 
jelasnya.

Lebih lanjut, Menkes mengatakan pemberian kapsul vitamin A pada balita dan ibu 
nifas dilakukan setiap enam bulan sekali, yaitu Februari dan Agustus. Sedangkan 
pemberian tablet besi pada ibu hamil, sirup besi pada balita, dan pemberian 
kapsul yodium pada wanita usia subur (WUS) hanya di daerah endemik berat.

Di Indonesia, hingga saat ini baru 70% garam beryodium yang beredar di 
masyarakat sehingga pemberantasan penyakit kekurangan yodium belum tuntas 
sepenuhnya.

Fortifikasi

Penanganan kekurangan gizi mikro tersebut, kata Dirjen Bina Kesehatan 
Masyarakat Sri Astuti Suparmanto, akan dimasukkan dalam program revitalisasi 
posyandu.

''Mulai Februari lalu hingga sekarang aktivitas posyandu mulai meningkat. Ini 
berkat bantuan para ibu PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) yang langsung 
terjun membenahi posyandu,'' tambah Sri.

Di tempat yang sama, Mohammed Soleheen dari WFP mengatakan persoalan kekurangan 
gizi mikro juga dialami negara-negara lain di kawasan Asia. ''Munculnya 
kekurangan gizi mikro akibat makanan yang dikonsumsi masyarakat belum sesuai 
standar gizi yang ditentukan,'' katanya.

Untuk mengatasinya, lanjut Soleheen, diperlukan makanan yang telah 
difortifikasi agar asupan gizi mikro terpenuhi. Target lainnya bagaimana 
memberikan edukasi gizi kepada masyarakat melalui posyandu,'' jelas Soleheen 
lagi.

Kebijakan tersebut, lanjutnya, sesuai dengan Deklarasi Delhi 2004 yang 
memfokuskan nutrisi pada anak dan ibu. ''Ini sesuai dengan komitmen setiap 
negara untuk mencapai Millenium Development Goals (MDG), antara lain penurunan 
masalah gizi 50% dari kondisi 1990-2015.''

Merujuk data Bank Dunia, Soleheen mengatakan penanggulangan masalah gizi mikro 
melalui fortifikasi cukup efektif dan efisien. Saat ini, lanjutnya, telah 
banyak perusahaan makanan yang mulai menggunakan fortifikasi gizi mikro ke 
dalam produknya, seperti fortifikasi tepung terigu dengan zat besi dan vitamin 
lain.

Untuk membahas masalah kekurangan gizi mikro di Asia, pada 20-22 September 
mendatang Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan Regional Ministerial 
Consultation on Maternal and Child Nutrition in Asian Countries Ke-2.

Acara bertemakan Food Based Approach itu diikuti 26 negara dari Asia, Amerika 
Serikat, dan Australia. Hadir pula LSM internasional, lokal, dan agen donor 
lain.

Menkes menjelaskan tujuan konsultasi ke-2 itu untuk mengevaluasi program setiap 
negara, dan juga membahas lebih lanjut strategi yang lebih efektif serta 
komprehensif dalam menurunkan masalah gizi ibu dan anak di Asia.

''Pokok bahasan kali ini adalah vitamin dan mineral yang merupakan bagian dari 
gizi mikro. Ini sejalan dengan misi Indonesia untuk mencapai keluarga sadar 
gizi,'' tambah Menkes. (Nda/H-1).

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital.
http://us.click.yahoo.com/ons1pC/lbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Reply via email to