Kalau  demikian  halnya, berarti tidak ada perhatian masyarakat setempat 
terhadap lingkungan mereka karena dibiarkan pabrik-pabrik itu berdiri tanpa 
ada peraturan ataupun tempat pembersihan air yang dikeluarkan dari pabrik 
dan juga dari penduduk sendiri, akibatnya air yang mengandung berbagai zat 
kimia maupun bakteria yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan  binatang 
masuk ke sungai dan/atau ke ground water [bahasa Indonesia?], akibatnya 
membahayakan kesehatan masyarakat setempat sendiri.

----- Original Message ----- 
From: "A Nizami" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <ppiindia@yahoogroups.com>
Sent: Monday, September 19, 2005 5:31 AM
Subject: Re: [ppiindia] Ratusan Santri Keracunan Air Minum


> Kemarin ketika ke Citarik, saya melewati daerah
> Sukabumi di mana banyak pesantren di bangun. Setahu
> saya Sukabumi adalah satu sumber dari air isi
> ulang/air minum lainnya.
>
> Yang aneh, di situ juga banyak berdiri pabrik2 besar
> yang kemungkinan limbah kimianya dibuang melalui
> kali/sungai yang ada di situ.
>
> Nah ada tidak kemungkinan racunnya bukan dari alatnya,
> tapi rembesan dari limbah kimia pabrik di sekitarnya?
>
> --- irwank <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>> Pada tanggal 9/19/05, Ambon <[EMAIL PROTECTED]>
>> menulis:
>> >
>> > REFLEKSI: Kalau santri keracunan, lalu bagaimana
>> dengan mereka yang bukan
>> > santri?
>>
>>
>> Emangnya kenapa yang bukan santri, bos? :-p
>> Bukannya kesalahan itu dari alat (sekedar) penjernih
>> (dan bukan pengolahan)
>> air yang
>> higienis?
>>
>> Belajar dari pengalaman yang sudah" di Indonesia,
>> biasanya pengadaan alat
>> baru
>> sering dimanfaatkan para calo (baik yang modal cekak
>> maupun yang kelas
>> atas),
>> untuk mengambil keuntungan tanpa memikirkan resiko
>> yang mungkin timbul.
>> Rumus yang dipake, 'pokoknya'.. gak peduli ada
>> mark-up biaya atau bahkan
>> kegagalan alat sampai resiko kematian
>> konsumen/pengguna.
>>
>> Atau seperti pupuk (bagi pertanian).. Ada cerita
>> soal petani yang tidak
>> menggunakan
>> pupuk (yang sudah dibelinya - dengan harga yang
>> mahal) semata" agar hasil
>> pertaniannya
>> kembali normal. Karena selama menggunakan pupuk
>> bukannya hasil meningkat
>> malah
>> kian merosot. Sayangnya saya hanya mendapat info ini
>> verbal.
>> Andaikan cerita ini benar, maka pola pengadaan
>> barang (seperti di atas)
>> semakin jelas.
>>
>> CMIIW..
>>
>> Wassalam,
>>
>> Irwan.K
>>
>>
> http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0905/19/0104.htm
>> >
>> > Satu Siswa Pontren Ummul Quro Meninggal
>> > Ratusan Santri Keracunan Air Minum
>> > Bogor, (PR).-
>> > Aris Munandar (11), siswa kelas 1 Tsanawiyah (SMP)
>> Ummul Quro meninggal
>> > dunia diduga akibat wabah muntah berak (muntaber)
>> yang terjadi di Pondok
>> > Pesantren (Pontren) Ummul Quro Al-Islami, Kampung
>> Lalamping, Desa Luwimekar,
>> > Kec. Leuwiliang, Kab. Bogor, Minggu (18/9).
>> Jenazah Aris langsung dibawa
>> > pihak keluarga ke kampung halamannya di daerah
>> Serang Banten. Sementara 115
>> > santri lainnya dalam kondisi kritis.
>> >
>> > Penyebab wabah muntaber para santri tersebut
>> diduga berawal dari air minum
>> > yang dihasilkan alat penjernih air di kompleks
>> Pontren Ummul Quro. Sejak
>> > sebulan lalu, para santri tidak lagi memasak air
>> dengan alat masak yang
>> > biasa digunakan.
>> >
>> > Dengan pertimbangan agar lebih praktis, mereka
>> menggunakan alat penjernih
>> > air baru. Merasa aman dan tidak ada gangguan,
>> sejak itulah para santri
>> > mengonsumsi air yang disterilkan dari alat
>> penjernih air tersebut. Semula,
>> > alat penjernih air itu berfungsi normal.
>> >
>> > Dalam perkembangannya, air yang keluar dari alat
>> itu lambat laun mulai
>> > keruh. Tapi para korban masih menggunakannya. Maka
>> para santri yang
>> > mengonsumsi air tersebut mulai jatuh sakit.
>> Mengetahui hal itu, pengurus
>> > Pondok Pesantren Ummul Quro segera membawa mereka
>> ke puskesmas terdekat dan
>> > Rumah Sakit Marzoeki Mahdi (RSMM), Kel. Cilendek,
>> Kec. Bogor Barat, Kota
>> > Bogor untuk mendapatkan pertolongan medis.
>> >
>> > Untuk membuktikan jenis bakteri, pihak RS Marzoeki
>> Mahdi Bogor telah
>> > mengirimkan sampel air minum tersebut ke
>> Laboratorium Kesehatan Daerah
>> > (Labkesda) Bogor untuk diteliti. Sedangkan para
>> korban dilarikan ke RSMM
>> > Bogor.
>> >
>> > Menurut Kepala Puskesmas UPTD Leuwiliang dr. Sri
>> Murawati, korban
>> > meninggal ini sudah masuk dalam kejadian luar
>> biasa (KLB). "Kami sudah
>> > berusaha maksimal dengan memberikan pertolongan
>> pada korban, namun jiwa Aris
>> > tidak tertolong karena sudah kehabisan cairan,"
>> katanya.
>> >
>> > Sri mengaku, dengan begitu banyaknya jumlah pasien
>> muntaber dengan kondisi
>> > ruangan perawatan di Puskesmas Leuwiliang yang
>> sangat terbatas, terpaksa
>> > sebagian pasien dirujuk ke tempat lain. Bahkan
>> dari pantauan di lokasi,
>> > sebagian pasien terpaksa dirawat di bagian
>> lorong-lorong puskesmas
>> > Leuwiliang. Kondisi serupa juga terlihat terjadi
>> di sekolah (pontren) tempat
>> > merawat para korban.
>> >
>> > Jumlah sebanyak 37 siswa dan siswi yang mengalami
>> muntaber masih
>> > ditempatkan di dua buah ruangan kelas sekolah,
>> sebagian dari mereka terlihat
>> > sudah ditemani keluarga masing-masing. "Kami terus
>> terang sempat kewalahan,
>> > karena pasien terus bertambah. Akan tetapi saat
>> ini kami sudah menerima
>> > bantuan obat-obatan dalam jumlah cukup. Bantuan
>> itu kami terima dari
>> > puskesmas lain di sekitar wilayah ini dan juga
>> bantuan obat-obatan maupun
>> > tenaga medis, mobil ambulans dari Dinas Kesehatan
>> Kabupaten Bogor,"
>> > ungkapnya.
>> >
>> > Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit dan Kesehatan
>> Lingkungan (P2KL)
>> > Kabupaten Bogor Dr. Sudadi ketika dihubungi
>> melalui handphone-nya, Sabtu
>> > (18/9) petang mengatakan, dengan melihat begitu
>> banyaknya jumlah korban dan
>> > satu orang telah meninggal, pihaknya dapat
>> menetapkan wilayah Leuwiliang
>> > untuk saat ini telah masuk kategori KLB muntaber.
>> Untuk itu, pihaknya akan
>> > terus melakukan pemantauan di lokasi. "Kami sudah
>> kirim petugas ke lokasi.
>> > Saya besok pagi berencana bersama-sama petugas
>> dari Dinas Kesehatan akan
>> > melihat langsung ke lokasi guna menentukan langkah
>> dan penanganan
>> > selanjutnya," katanya.
>> >
>> > Sudadi khawatir, jika kasus nuntaber yang terjadi
>> di Leuwiliang itu tidak
>> > segera cepat ditangani akan dapat menyebar dan
>> menambah jumlah korban.
>> >
>> > Terasa Jumat
>> >
>> > Sementara itu, menurut pengakuan dari salah satu
>> korban, Desi Hariani
>> > (18), siswa kelas 2 Madrasah Aliyah (SMA) Ummul
>> Quro mengaku, dirinya sudah
>> > mulai merasakan sakit perut dengan rasa mulas dan
>> mual sejak Senin (12/9).
>> > Namun sakit itu terkadang hilang dengan
>> sendirinya.
>> >
>> > Dia bersama teman-temannya mengalami derita sakit
>> perut yang luar biasa
>> > dibarengi rasa mual dan muntah, dan buang air
>> besar beberapa kali sejak
>> > Jumat (16/9) malam. Desi sempat pingsan dan baru
>> sadar ketika sudah dirawat
>> > di puskesmas. "Saya dan beberapa teman mulai
>> merasakan sakit sejak hari
>> > Senin (12/9), kemudian pada Jumat (16/9) malam
>> rasa sakit ini semakin
>> > bertambah. Sabtu (17/9) paginya saya sudah tidak
>> tahu lagi. Tahu-tahu di
>> > sini (puskesmas-red.)," tuturnya.
>> >
>> > Sementara Pimpinan Sekolah (Pontren) Ummul Quro
>> Al-Islami K.H. Helmi Abdul
>> > Mubin mengatakan, pihaknya terpaksa menghentikan
>> proses belajar-mengajar di
>> > sekolah sekaligus Pontren itu. Pihak sekolah juga
>> langsung memulangkan
>> > seluruh siswa dan santri ke rumah masing-masing.
>> Hal itu dimaksudkan untuk
>> > menghindari wabah penyakit dan menghilangkan
>> trauma pada santri. "Para siswa
>> > di sini sudah kami izinkan pulang, bahkan sebagian
>> sudah dijemput
>> > keluarganya masing-masing," katanya.
>> >
>> > Sementara itu, hingga Minggu (18/9) petang,
>> sebanyak 12 santri yang
>> > dirujuk ke RSMM Bogor masih dalam perawatan pihak
>> dokter. Kondisi 12 santri
>> > tersebut belum menunjukkan perkembangan yang
>> berarti. Bahkan dua santri,
>> > yaitu Maman (14), dan Samsul (14) dalam kondisi
>> sangat kritis.
>> >
>> > Menurut Dr. Khaerul Kalam dari RSMM Bogor,
>> keduanya dalam kondisi kritis
>> > dan harus mendapatkan penanganan yang ekstra.
>> Karena banyak cairan tubuh
>> > yang terkuras akibat muntaber
>> tersebut.(D-26/D-32/B-65)***
>>
>>
>> [Non-text portions of this message have been
>> removed]
>>
>>
>
>
> Ingin belajar Islam? Mari bergabung milis Media Dakwah
> Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
>
>
>
> __________________________________
> Yahoo! Mail - PC Magazine Editors' Choice 2005
> http://mail.yahoo.com
>
>
>
> ***************************************************************************
> Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia 
> yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
> ***************************************************************************
> __________________________________________________________________________
> Mohon Perhatian:
>
> 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
> 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
> 3. Reading only, http://dear.to/ppi
> 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
> 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
> 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
>
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
> 



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Make a difference. Find and fund world-changing projects at GlobalGiving.
http://us.click.yahoo.com/j2WM0C/PbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Reply via email to