http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail_c&id=197711 Rabu, 16 Nov 2005,
"The Sour Grapes" Aburizal Oleh Jeffrie Geovanie * Kepada lawan-lawan politiknya, terutama mereka yang getol mengkritik dan membandingkan keberhasilan bidang ekonomi antara kabinet sekarang dengan yang sebelumnya, Aburizal Bakrie melontarkan kritik balik yang cukup menukik dan mengena. Menurut menteri koordinator (Menko) perekonomian itu, lawan-lawan politiknya yang gemar mengkritik itu seperti pemetik anggur. Alkisah, katanya, hiduplah seorang pemetik anggur. Sayang, karena pokok anggur begitu tinggi, dia mengalami kesulitan memetik buahnya. Bulir-bilir anggur itu hanya dipandanginya. Sejak itu, sang pemetik anggur berkesimpulan, anggur panenannya tahun ini tak seperti tahun lalu. "Kali ini pasti masam," kata si pemetik itu (Tempo, 13 November 2005). Kritik balik Aburizal bisa saja benar. Sebab, kita tahu, kritik antarsesama politisi sulit dikatakan tulus untuk memperbaiki keadaan. Kritik acap dilontarkan atas dasar ketidaksukaan dan asumsi "pokoknya". Pokoknya, dia salah, pokoknya harus begini, dan seterusnya. Karena memakai asumsi "pokoknya", kritik-kritik yang dilontarkan itu sejatinya mengenai dirinya sendiri. Misalnya, pada saat sang pemegang kursi pemerintahan berasal dari partainya atau mitra koalisinya, dia mendukung kebijakan politik apa pun yang ditempuh pemerintah. Namun, pada saat yang memegang kursi pemerintahan bukan lagi dari partai atau mitra koalisinya, dia mengkritik kebijakan apa pun yang ditempuh pemerintah. Padahal, dua periode kebijakan yang dimaksud belum tentu berbeda atau malah ada yang sama sekali sama. Toh, meskipun sindiran (perumpamaan) yang disampaikan Aburizal itu belum tentu salah, soal anggur masam itu mungkin kurang tepat disampaikan pejabat negara seperti dirinya yang senantiasa dituntut untuk meningkatkan kualitas perekonomian nasional. Bagi pejabat negara, jawaban paling elegan untuk kritik-kritik yang dilontarkan kepada dirinya bukan kritik balik, melainkan tekad untuk terus meningkatkan kinerja. Sebab, pada faktanya, semakian baik kinerja seorang pejabat negara akan semakin sulit bagi lawan politik mengkritiknya. Hal yang perlu dipahami, kritik yang disampaikan kepada pejabat negara, setajam apa pun kritik itu, secara normatif, tak bisa dianggap semuanya salah. Sama dengan kebijakan-kebijakan politik yang ditempuh pejabat negara, secara normatif juga tak bisa dikatakan semua benar. Baik sang pengkritik maupun yang dikritik sama-sama relatif: masing-masing memiliki kebenaran dan kesalahan sekaligus. Jawaban Elegan Selain berupaya menaikkan kualitas kinerja, jawaban elegan atas kritik yang dilontarkan kepada pejabat negara adalah memaparkan bukti-bukti konkret, terutama dampak positif setiap kebijakan yang telah ditempuhnya. Ada banyak indikator yang bisa disampaikan kepada publik bahwa Aburizal yakin dengan kebenaran langkah-langkah politik yang ditempuh pemerintah. Di bidang ekonomi, misalnya, menurunnya inflasi dan atau menguatnya nilai tukar rupiah terhadap USD, meningkatnya nilai ekspor, fiskal, dan investasi serta -yang lebih penting-menurunnya angka pengangguran dan kemiskinan. Jika indikator-indikator ini menunjukkan sinyal yang positif, tak ada alasan bagi lawan politik -atau siapa pun- untuk tidak mengakui keberhasilan permerintah di bidang ekonomi. Sebaliknya, jika negatif, tak ada alasan pula bagi pemerintah untuk terlalu yakin sehingga menolak kritik-kritik yang dilontarkan pada dirinya. Selain itu, jawaban yang mungkin juga elegan adalah mengajak semua komponen masyarakat untuk ikut ambil bagian dalam upaya memperbaiki perekonomian nasional. Perbaikan ekonomi tak bisa hanya ditentukan seorang Menko Perekonomian. Tugas Menko adalah mengoordinasi kementerian bidang ekonomi dalam menjalankan tugas-tugas kenegaraan yang telah ditetapkan secara bersama-sama. Kebijakan-kebijakan politik bidang ekonomi (seperti penetapan harga BBM dan lain-lain) adalah keputusan bersama yang dalam prosesnya melibatkan presiden, wakil presiden, menteri-menteri nonekonomi, dan bahkan (dalam banyak kasus) melibatkan lembaga legislatif. Jadi, kurang tepat jika semua kesalahan -terutama yang menyangkut kebijakan-kebijakan bidang ekonomi- ditimpakan pada Menko Perekonomian. Ada Udang di Balik Batu? Sebagaimana diakui presiden, setiap kebijakan politik -bidang apa pun- senantiasa diambil secara kolektif melalui musyawarah (terutama dalam sidang kabinet). Namun, mengapa Aburizal sepertinya dianggap sebagai biang kerok munculnya setiap kebijakan ekonomi pemerintahan yang dinilai tidak berpihak pada rakyat banyak? Di tengah para demonstran anti kenaikan harga BBM, misalnya, foto, gambar, atau patung Aburizal senantiasa diperlakukan layaknya penjahat, dihitamkan matanya, diberi tanda silang, diinjak-injak, atau bahkan dibakar. Tulisan atau ungkapan kata-kata yang dilontarkan pada dirinya pun terasa begitu menghujat: dituduh sebagai agen kapitalisme, neo-lib, dan antek Amerika. Pokoknya, di mata demonstran, tak ada sedikit pun nilai positif bagi seorang Aburizal Bakrie. Di tengah pusaran isu panas reshuffle kabinet, tentu, di mata lawan-lawan politiknya -juga para demonstran anti kenaikan BBM- Aburizal termasuk yang paling banyak diusulkan agar diganti. Alasannya macam-macam. Antara lain, dianggap tidak kompeten, sarat conflict of interest, dan dianggap kurang bersih -karena pengusaha-, dan terlalu propasar. Selain itu, selama satu tahun pemerinmtahan SBY-Kalla, rapor Aburizal dianggap merah. Ada apa di balik itu semua? Benarkah semua sangkaan dan penilaian terhadap Aburizal Bakrie itu sehingga dia layak diganti? Wallahu a'lam! *. Jeffrie Geovanie, direktur eksekutif The Indonesian Institute di Jakarta [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/