http://www.indomedia.com/poskup/2006/04/15/edisi15/1504flo1.htm
Dokter enggan operasi pasien gakin Ruteng, PK Oknum dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ruteng, Kabupaten Manggarai enggan mengoperasi pasien hernia dari keluarga miskin (Gakin) di rumah sakit setempat. Pasalnya, pasien tersebut tidak mampu menyiapkan dana Rp 600 ribu untuk membayar mes (benang). Namun, hal ini dibantah Direktur RSUD Ruteng, dr. Yulianus Weng, M.Kes, saat dihubungi Pos Kupang melalui telepon di kediamannya. Menurut dr.Yulianus Weng, dokter yang akan melakukan operasi sedang mengalami masalah keluarga sehingga belum siap melakukan operasi pasien tersebut. Dokter akan melakukan operasi pada hari Selasa (18/4) mendatang. Soal uang sebesar Rp 600 ribu, tidak benar. Seorang anggota kelurga pasien kepada Pos Kupang di Ruteng, Selasa (11/4), menuturkan, dirinya bersama anggota kelurga mengantar pasien dari Sambi Rampas menuju Ruteng. Sore hari dilakukan konsultasi dan berobat pada salah seorang dokter di tempat prakteknya. Berdasarkan diagnosa, dokter menyimpulkan pasien dapat dioperasi asalkan keluarga menyiapkan dana Rp 600 ribu untuk membeli benang atau mes. Namun keluarga pasien mengaku mereka adalah pasien tidak mampu sehingga menggunakan jasa gakin untuk berobat. Saat itu, jelas kakak pasien ini, terjadi negosiasi harga benang operasi namun gagal. Oleh dokter merekomendasikan masuk ke RSUD Ruteng, Jumat (7/4). Hasil pemeriksaan dokter menjanjikan untuk operasi, Selasa (11/4), namun tidak dilaksanakan. "Sampai saat ini belum dioperasi padahal kami sudah hampir seminggu di rumah sakit," ujarnya. Menurutnya, diduga dokter enggan operasi terkait kemampuan keluarga yang tidak sanggup menyiapkan uang untuk membayar mes. Sebab, dokter yang melakukan operasi adalah dokter yang pernah meminta uang seharga benang sebesar Rp 600 ribu kepada keluarga pasien. "Kami menilai keengganan operasi karena ada hubungan dengan biaya mes yang tidak kami sanggup," katanya. Direktur RSUD Ruteng, dr. Yulianus Weng, menegaskan pasien gakin tidak dipungut biaya. Semua pembiayaan pasien gakin dapat diklaim ke PT Askes untuk membayarannya. "Saya sudah panggil dokter bedah minta klarifikasi, namun tidak ada pungut uang Rp 600 ribu dari pasien gakin. Uang yang diminta untuk operasi dengan sistem mes. Itu salah satu alternatif tapi karena menggunakan jasa gakin sehingga tidak ada biaya," katanya. Menurut dia, pasien itu belum dioperasi bukan karena unsur sengaja tapi karena ada masalah keluarga dari dokter bedah sehingga secara psikis belum bisa menjalankan tugas tersebut. Operasi terhadap pasien gakin itu baru dapat dilakukan, Selasa (18/4)usai Paskah. Namun apabila ada hal urgen selama meninggalkan rumah sakit sebelum operasi dan pasien mengalami gangguan, maka dapat menghubungi dokter atau rumah sakit. "Kami sudah beri pengertian baik kepada keluarga pasien boleh tinggal di rumah sakit sambil menanti operasi atau tinggal di rumah. Dokter yang menangani pasien sudah beri nomor hand phone. Apabila ada hal penting segera hubungi untuk memberi pertolongan. Perlu kami luruskan tidak ada punggutan Rp 600 ribu. Itu salah pengertian saja," tegas Yulianus Weng. Secara terpisah, anggota DPRD Manggarai, Willy Nurdin, menyesalkan sikap dokter yang mengulur-ulur operasi pasien. Sebab, pasien sangat membutuhkan pertolongan. Secara moral etis setiap pasien yang datang karena membutuhkan pelayan. Seharusnya, dokter bekerja optimal membantu pasien. "Kami sesalkan kinerja dokter seperti itu," katanya. (lyn) [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/