--- In ppiindia@yahoogroups.com, "RM Danardono HADINOTO"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> --- In ppiindia@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <linadahlan@> wrote:
>
> ----deleted---------
>
> >Jadi, artikel dibawah itu sekedar utk menunjukkan konsep Islam
dalam
> hal ekonomi (yg memang masih dalam taraf yg umum). Ada baiknya
kalau
> ada artikel konsep Kristen dalam hal ekonomi juga. Ato, biasanya
> mbah lebih canggih dalam agama Budha (ketimbang Kristen): adakah
> konsep Budha dalam berekonomi?
>
> ------deleted-------------
>
> Jawabannya jelas: secara langsung TIDAK ada. mengapa?
>
> Karena ajaran Kristiani, maupun Buddhisme mengarah pada tataran
moral,
> spiritual. Kristus mengajarkan, apa yang dituju, sebagai manusia,
> mencapai surga. Bagaimana hidup didunia, diatur oleh MANUSIA
sesuai
> dengan ajaran Kristus. Salah satu ajaran utama adalah "membagi
roti
> dan ikan". dan untuk mendekatkan diri pada Tuhan, hendaknya
menjauhkan
> diri dari hal hal materi. jadi, bagaimana Kristus akan mengatur
uang
> yang adalah masalah materi?
>
> Buddha, samasekali tak memasalahkan bagaimana mengatur ekonomi,
karena
> hidup ini, bagi beliau, adalah sekedar bentuk dari perjalanan
jiwa.
> malah, tujuan utama, pencapaian Nibbhana, adalah berarti tidaklagi
> lahir dalam bentuk manusia. jadi tak memerlukan ekonomi.
>
> Masalahnya dalam hal ini, ialah, bukan kok apakah agama lain adfa
> konsep atau tidak, tetapi, bagaimanakah agama mau menawarkan
konsep
> duniawi yang selalu berubah dari saat kesaat dan berganti sikon?
>
> Saya saja, yang belajar banking di Universitas Hamburg, hampir tak
> mungkin memakai banyak textbook, yang di design untuk sikon
perbankan
> kala itu. Pada saat itu, misalnya banyak diuraikan mengenai Bill
of
> Exchange, Letter of Credit, dlsb, yang kini sudah hampir 90%
berubah.
>
> Kini muncul bentuk bentuk financial engineering atau hybrid
finance,
> yang dikala saya stuy, belum dapat dibayangkan.
>
> Nah, Islam muncul dengan resep yang terpaku mati, dalam bentuk
dogma,
> yang sulit dijabarkan.
>
> Apa yang saya katakan mudah dilihat dan dibuktikan. Dunia negara
> negara makmur memakai system perbankan, yang ditumpu oleh konsep
> konsep yang dikembangkan secara mutakhir. Misalnya dalam financial
> engineering. Tetapi, tak satupun, negara Muslim yang berhasil
> menterapkan apa yang dinamakan konsep ekonomi Islam, dan
membuahkan
> hasil.
>
> Bangsa bangsa maju, tak membutuhkan samasekali, untuk memakmurkan
> negara mereka, sebuah konsep ekonomi dari agama mereka. Austria,
> Jerman, Swiss dll tak membutuhkan konsep ekonomi Kristen; Jepang,
> Korea, Singapura dan RRT tak membutuhkan konsep ekonomi Buddhawi.
>
> Ekonomi adalah masalah nalar ditumpu moral,yang diatur dalam
peraturan
> peraturan khusus, bukan masalah wahyu.
>
> Salam
>
> danardono

Lina:
Itu dia. Agama sebelum Islam, memang hanya bicara soal spirit dan
spirit. Itulah mengapa saya selalu mengatakan agama2 terdahulu belum
sempurna karena kenyataannya manusia hidup tidak hanya butuh spirit.

Islam (dalam hal keilmuan) tidak datang dengan resep yang kaku mati
dan tidak dalam bentuk dogma yang sulit dijabarkan. Ini terbukti
adanya banyak mazhab, adanya ilmu fikih. Dogma yang sulit dijabarkan
itu hanya ada pada hal ritual ibadah: mengapa rukun sholat begini,
mengapa rukun puasa begitu, tidak boleh berubah (seolah kaku mati).
Buat saya ini menggambarkan Islam sebagai agama yang
tegas/berkepribadian (tidak mencla mencle) namun dalam hal ilmu
sangat luwes.
Dogma mana yang lebih sulit dijabarkan antara konsep Ketauhidan
dengan Tritunggal??

Itu dia (juga). Berbeda bagaimana seorang muslim memandang agamanya
dan bagaimana seorang non-Muslim memandang agamanya. Muslim
menganggap Islam sebagai agama yang universal. Segala ilmu
(Kedokteran, Ekonomi, Hukum, dll) dapat merujuk kepada wahyu (yang
memang universal). Ini (hal merujuk kepada wahyu) tidak dapat
ditemukan pada agama lain, makanya non-Muslim akan selalu
mengatakan "bukan masalah wahyu (=tidak bisa merujuk kepada wahyu
agamanya)". Dan Non Muslim akan selalu menerima sekuler karena
memang tidak ada (=tidak sempurnanya) wahyu dalam kitab suci mereka.

Bangsa-bangsa maju bukannya tak membutuhkan konsep ekonomi dari
agama mereka, tapi karena mereka memang tidak pernah menemukan
konsep2 tsb pada agama mereka (Kristen). Bahkan mereka sempat sampai
pada tahap mengatakan agama itu candu. Mereka mencari konsep tsb dan
belajar sendiri tanpa merujuk kepada wahyu agama mereka. Itu yang
membuat mereka tough: belajar dari pengalaman sendiri dan
meninggalkan Bible.
Jadi, Kalau sekarang mereka maju karena meninggalkan Bible, Kristen
kah mereka?

Mbah:
> Ekonomi adalah masalah nalar ditumpu MORAL,yang diatur dalam
peraturan > peraturan khusus, bukan masalah wahyu.

Lina:
Dimana batasan MORAL itu diatur? kalau bukan dalam wahyu2 agama?

wassalam,






***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]




SPONSORED LINKS
Cultural diversity Indonesian languages Indonesian language learn
Indonesian language course


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke