Maaf...mbak alya saya bukan perempuan, melainkan
laki-laki. Jadi ngak pake mbak. Terima kasih atas
pencerahan dan menambah pengetahuan saya.

Eka

--- Alvin Daniel <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> --- In ppiindia@yahoogroups.com, "alya_azzahra_86"
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Salam Maniez tuk mbak Eka di Jakarta...
> >
> > Memang, di dalam Islam tidak dibenarkan
> menggunakan
> kekerasan untuk
> > mencapai tujuan tertentu, namun Islam membenarkan
> juga
> kekerasan yang
> > digunakan untuk sekedar membela diri.
>
>
> *** agama budhism pun tidak pernah mengajari
> kekerasan,
> tetapi penduduk budha thailand selatan saat ini baik
> yg wanita
> atau pria, semuanya sudah dipersenjatai utk membela
> diri.
> semua orang akan membela dirinya sendiri ketika
> terancam,
> entah mereka beragama ataupun tidak. ***
>
>
> >
> > Kalau mau kita lihat, kenapa sampai
> organisasi-organisasi
> Islam di
> > Indonesia yang telah di cap "Organisasi Garis
> Keras
> (Radikal)"
> > melakukan kekerasan dengan cara pengrusakan di
> beberapa
> tempat, maka
> > itu harus di cermati dengan seksama;
> > 1. Kenapa mereka melakukan hal itu? Apa yang
> terjadi dengan
> Islam dan
> > Ummatnya sekarang?
>
>
> *** umat islam diadu domba oleh penguasa dan mantan
> penguasa, yg membuat negeri ini 'panas' terus.
> pasti ada agenda tersembunyi dibelakang ini semua.
> dan tidak semua umat islam kok yg radikal, cuma
> beberapa
> persen dari total populasi islam di indonesia.
> bayangkan semua org islam di indonesia se'bengal'
> FPI...apa
> jadinya?
> untungnya tidak seperti itu. ***
>
>
> > 2. Apa yang dirusak oleh mereka? Tempat maksiat
> atau
> tempat beribadah
> > (dan dalam hal ini, Islam hanya membenarkan tempat
> ibadah
> yang hanya
> > menyembah kepada Allah swt, saja, bukannya tempat
> ibadah
> untuk
> > menyembah berhala).
>
>
> *** dua duanya dirusak...yang 'dianggap' maksiat ya
> dihajar.
> misalnya ada umat lain yg menyembah berhala, itu toh
> hak
> mereka...
> misalnya di dayak, mereka masih mempunyai Totem,
> sama
> hlnya dgn di lombok dan papua, dan juga umat
> konghucu. ***
>
>
> > 3. Kalaulah Ummat Islam sekarang suka kekerasan
> daripada
> berunding,
> > siapa pertama-tama yang telah menyulut itu semua,
> Ummat
> Islamkah?
>
>
> *** menyulut atau tidak, itu kembali ke pribadi
> masing2.
> apakah mudah atau tidak terprofokasi?
> nyatanya yg mudah marah dan emosional ya hanya
> mereka2 itu
> kan, tidak semua umat islam...
> mayoritas islam indonesia masih bisa menahan diri,
> hanya ada
> bbrp militan yg mengotori agamanya.***
>
> >
> > Demikian sekilas pendapat dari saya, sekaligus
> membuka
> kembali mata
> > kita, siapa sebenarnya yang salah sehingga terjadi
>
> tindakan-tindakan
> > radikal sekarang ini di Indonesia. Tetapi, memang
> susah
> untuk mencari
> > siapa yang salah karena setiap orang tidak mau
> disalahkan.
> Nah, kalau
> > begitu, mari kita jalani agama yang sudah menjadi
> tuntunan
> hidup kita
> > menjadi agama yang benar-benar rahmatan
> lil'álamin.
>
>
> *** nah statement ini yg paling saya suka!
> terimaksaih
> pencerahannya...
> semoga kita tetap berada di jalur yg benar...yaitu
> menjauhi
> kekerasan dan prasangka. ***
>
>
> >
> > Salam maniez kembali dan salam perkenalan dari
> saya.
> >
> > Alya Azzahra
> > (Pemerhati masalah ummat)
> >
>
----------------------------------------------------------------------
> >
>
>
>
>
>


Eka Zulkarnain


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com


***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]




SPONSORED LINKS
Cultural diversity Indonesian languages Indonesian language learn
Indonesian language course


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke