PKI, Timbang Dulu
  
  Sebut saja namanya Ira (nama samaran). Dia  putri satu-satunya  sebuah keluarga kurang mampu di Sukabumi. Ayah-ibu Ira telah meninggal dunia. Kini ia  tinggal bersama neneknya. Meski kurang mampu, Ira berharap bisa menamatkan pendidikan minimal di Sekolah Menengah Atas (SMA). Ketika itu Ira duduk dibangku kelas 3 SMA. Ia bimbang sekali, uang SPP-nya sudah beberapa bulan menunggak. Belum lagi biaya ujian nasional nanti. Ingin bekerja untuk mencari tambahan biaya sekolah , tapi bekerja apa. Ingin berhutang uang, pada siapa?  Kehidupan tetangga kanan kirinya pun tak jauh berbeda dengan dirinya.
  
  Seorang teman laki-laki beda kelas sebut saja Joko (nama samaran juga tuh), menawarinya sebuah transaksi mudah dan menghasilkan uang cepat. Yakni jual beli keperawanan. Yah Ira ditawari untuk menjual keperawanannya pada pria yang kebetulan menjabat sebagai wakil rakyat daerah. Setelah melalui rayuan gombal dan tawar-menawar, akhirnya sang pejabat membuat surat perjanjian dengan Ira. Disepakati   kedua belah pihak, transaksi berlangsung di sebuah hotel dengan harga Rp 3 juta. Usai malam transaksi tersebut, tak dinyana beberapa bulan kemudian, Ira hamil. Dari sejumlah uang yang disepakati, Ira hanya menerima uang Rp 350 ribu. Sisanya masuk ke kantong Joko.
  
   Ira berusaha menuntut tanggungjawab sang pejabat . Namun bapak wakil rakyat tadi mungkir, alasannya dalam surat perjanjian tertulis jelas bahwa ia tak bertanggungjawab apapun yang akan terjadi pada Ira nanti. Jadilah  Ira menanggung malu dan derita selamanya. Impian menamatkan  sekolahnya di depan mata pupus sudah.
  Itulah sepenggal kisah Cerita Pagi, sebuah program TV swasta yang tayang setiap hari pukul 7.30.
  
   Sebuah kisah yang mengiris hati. Tahu nggak sih Girls, bisa jadi kisah-kisah Ira lain terserak di bumi pertiwi ini. Kisah para perempuan yang berusaha mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan menggadaikan kehormatan, tubuh, fisik, harga diri dan iman demi uang. Selintas kita bisa terima tindakan Ira yang terjepit, namun apakah iya harus dengan  menjual diri.
  
  Girls, di era kehidupan kapitalistik-liberal seperti sekarang, dimana ukuran uang atau materi mendominasi, memaksa orang melakukan pekerjaan apa saja. Tanpa pandang halal-haram. Bukan hanya sosok Ira yang terpaksa, banyak pula malah, gadis sadar diri sepenuh hati menekuni profesi yang menjatuhkan martabat perempuan seperti foto model sampul majalah panas, peragawati baju ‘apa adanya’, model iklan yang mengekpoitasi fisik, artis film panas, penyanyi erotis, tukang pijat plus, hostes serta PSK.
  
  Girls, seberat apa pun kehidupan yang kamu jalani, plis  jangan sampai menjadi PKI alias Perempuan Kurang Iman. Hidup bahagia sesaat, ngap-ngap di akhirat. Iman kuat merupakan benteng dan filter hidupmu. Tentu saja girl, agar diri ini punya iman laksana batu karang di laut. Girls harus senantiasa memupuknya dengan  rutin mengikuti siraman rohani atau kajian islam. Bergaul bersama  orang-orang sholeh dan sholihah. Berusaha mentadaburi dan mentafakuri hasil ciptaan Allah. Kerlip bintang di langit, anekaragam tetumbuhan, hiruk pikuk disekitar kita. Menginsafi  diri bahwa kita itu mahkluk lemah banget. Segala kekuatan hanyalah milik Allah. So, sandarkan diri  sepenuhnya  beban berat di dada, pada Tuhan semesta alam. Niscaya hidup terasa tenang dan ringan.
              Selain itu, biar tak salah langkah girls hendaknya juga menjadi perempuan haus informasi dan ilmu, dimana pun kamu berada. Kamu bisa mengakses infomasi dan ilmu  dengan berbagai cara. Mau  via TV, diskusi, internet, koran, majalah, baca buku sah-sah saja  ko atau  lewat cerita tetangga ….eh salah kalau ini ngegosip ya. Janganlah  ampe kita jadi Perempuan Kurang Informasi dan ilmu (PKI).    Wah… PKI lagi, PKI lagi nih….. Memang terhadap dua PKI negatif itu, girls kudu  menimbang diri  agar tak terjerat  didalamnya. Coz, perempuan kurang iman akan menderita dunia akhirat. Perempuan kurang informasi  akan tergilas  roda zaman. Nah klo yang PKI satu ini girls kudu usahakan ya, Perempuan Kreatif  Inovatif.
  
  Nur Aulia S
  Majalah Sabili, Edisi Jum'at Minggu II Mei 2006


pustaka tani
  nuraulia

           
---------------------------------
New Yahoo! Messenger with Voice. Call regular phones from your PC and save big.

[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]




SPONSORED LINKS
Cultural diversity Indonesian languages Indonesian language learn
Indonesian language course


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke